Success is not a skill, it’s a persistent attitude. Kesuksesan
dari memaksimalkan upaya membentuk mindset positif bukan suatu keahlian
melainkan latihan etika yang terus menerus. Pengalaman, bagaimanapun
akan memberikan pelajaran penting bahwa kemampuan dan keinginan akan
menghipnotis keadaan serta memberikan banyak kontribusi kepada pikiran
untuk memotivasi cara kerja otak dalam membentuk mindset yang positif
sehingga terus melakukan suatu perubahan.
Para ahli yang berusaha mengenali aspek sukses yang ada dalam diri John R Simplot, pen-supply kentang ke Mc. Donald’s yang lari dari rumahnya ketika berusia 14 tahun, dan mahasiswa drop out dari Harvard, Bill Gates, yang melakukan ‘startup’ dengan modal dengkul, ternyata juga menemukan bahwa keduanya mempunyai satu kesamaan, yaitu tidak ada kata ‘gagal’ dalam mindset mereka, yang ada hanya: ‘maju terus’.
Orang bermindset ‘growth’ atau ‘tumbuh’, bukannya tidak pernah gagal, tetapi cara memandang kegagalannya yang berbeda. Mereka sangat berfokus pada tujuan akhirnya, sehingga kegagalan hanya dilihat sebagai penghambat sementara, yang kalau digarap dan diperbaiki bisa dilewati bahkan menjadi pelajaran.
Bugarkan mindset
Kabar gembiranya, kita sebenarnya bisa memutarbalikan mindset kita. Problem mindset ini, karena adanya di pikiran, juga bisa dengan mudah kita belokkan. Anak-anak yang diyakinkan bahwa mereka bisa mengembangkan kapasitasnya, ternyata lebih berprestasi daripada anak-anak yang sering hanya dinilai pintar.
Anak-anak yang ketika mengerjakan “puzzle” selalu mencoba cara yang sama, bisa dipengaruhi untuk mencari jalan lain. Jadi, kenapa kita tidak mengatakan secara serempak bahwa, ‘kita mau maka kita bisa’. Karena dengan demikian goal atau target yang tinggi akan tampak seperti sasaran demi menyempurnakan pertumbuhan dan bukan sebagai momok yang menakutkan.
Banyak orang tidak menyadari mindset-nya sendiri. Bahkan, banyak orang membantah bila diingatkan bahwa isi pikirannya menghambat kesuksesannya. “Padahal, semakin orang tidak menyadari bahwa pendekatan dan upayanya dipengaruhi jalan pikirannya, semakin ia tidak bisa mengkontrol ‘mindset’-nya,” tegas Eileen.
Bila kita mencoba hening, sebenarnya isi pikiran dan katahati kita bisa kita dengarkan. Saat menghadapi tantangan, apakah kita berpikir “Jangan-jangan gagal nih”, atau “Pasti gagal...pasti gagal”, atau,”Dasar.....”. Bila ‘self talk’ ini kita sadari, kita bisa menghambatnya dan bahkan mengatakan pada diri sendiri “Ini belum terlambat.., kamu bisa”.
Orang dengan mindset ‘fixed’ terkadang sampai percaya bahwa mereka tidak punya pilihan. Padahal, sekecil apapun dampak dari tindakan, jarang sekali orang yang betul-betul dihadapkan pada tidak adanya pilihan. Growth mindset akan memerangi ketidakyakinan dan pesimisme.. Bila kita peka terhadap ‘fixed mindset’ kita, kita bisa mendorong diri untuk berbuat dan berkembang. Kesulitan harus kita rangkul sepenuh hati. Kegagalan perlu diresapi sambil kita mendengarkan kritik, sehingga kita pun kuat untuk bergerak maju.
Saatnya berubah
Semakin jelaslah bahwa kesuksesan bukanlah semata hasil dari potensi (bakat, kecerdasan) dan usaha, tetapi juga ditentukan oleh cara kita memandang diri, dunia, dan kesuksesan. Oleh sebab itu, kunci sukses dalam segala pentas kehidupan sesungguhnya adalah pola pikir atau mindset yang sehat. Menyadari hal tersebut, Carol Dweck dalam bukunya ‘Change Your Mindset, Change Your Life’ mencoba memberika trik sederhana kepada kita yang ingin meninggalkan‘fixed mindset’ demi menjadi pribadi yang selalu dipenuhi dengan ‘growth mindset’
1. Belajarlah untuk mendengar suara fixed mindset Anda
Saat Anda menghadapi tantangan, suara tersebut mungkin akan mengatakan kepada Anda "Apakah kamu yakin bisa melakukannya?”, “Mungkin Anda tidak memiliki bakat tersebut", "Bagaimana jika Anda gagal?”, “Anda hanya akan menjadi pecundang", "Orang-orang akan menertawakan Anda karena berpikir Anda punya bakat", "Jika Anda tidak mencoba, setidaknya Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda”.
Ketika Anda memilih untuk mundur, suara itu mungkin berkata, "Walaupun Anda memiliki bakat, tetap Anda bisa saja gagal", "Lihatlah, itu sangat berisiko”, “Sekarang Anda mundur dan menunjukkan kepada dunia betapa terbatasnya Anda”, "Sekarang belumlah terlambat untuk kembali, membuat alasan, dan mencoba untuk mendapatkan kembali martabat Anda”.
Ketika Anda mendapatkan kritik, Anda mungkin mendengar diri Anda berkata, "Itu bukan salah saya, melainkan kesalahan orang lain”, atau Anda mungkin merasa marah pada orang yang memberikan umpan balik, "Mereka pikir mereka itu siapa?" Orang lain mungkin memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif, tetapi Anda mungkin akan mendengar mereka berkata, "Saya benar-benar kecewa pada Anda. Saya pikir Anda mampu tapi ternyata tidak."
2. Sadarilah bahwa Anda punya pilihan.
Bagaimana Anda menafsirkan tantangan, kemunduran, dan kritik adalah pilihan Anda. Anda dapat menafsirkan mereka dalam ‘fixed mindset’ sebagai tanda bahwa Anda memang tidak berbakat atau kemampuan yang kurang. Atau Anda dapat menafsirkannya dalam growth mindset sebagai tanda bahwa Anda perlu untuk meningkatkan strategi dan usaha, meregangkan diri sendiri, dan memperluas kemampuan Anda. Terserah Anda.
Jadi saat Anda menghadapi tantangan, kemunduran, dan kritik, dengarkanlah suara ‘fixed mindset’Anda, kemudian...
3. Bicaralah kembali dengan suara ‘Growth mindset’.
Ketika Anda menghadapi tantangan:
FIXED-MINDSET mengatakan "Anda yakin bisa melakukannya? Mungkin Anda tidak memiliki bakat. "
GROWTH MINDSET menjawab "Saya tidak yakin saya bisa melakukannya sekarang, tapi saya pikir saya bisa belajar dengan waktu dan usaha."
FIXED MINDSET: "Bagaimana jika Anda gagal?"
GROWTH MINDSET: "Kebanyakan orang sukses memiliki kegagalan sepanjang jalan."
FIXED MINDSET: "Jika Anda tidak mencoba, Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda."
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mencoba, saya secara otomatis gagal. Dimana martabat pada saat tersebut? "
Ketika Anda Mundur:
FIXED MINDSET: "Ini akan menjadi mudah hanya jika Anda benar-benar memiliki bakat."
GROWTH MINDSET: "Itu sangat salah. Basket tidak mudah bagi Michael Jordan, seperti juga ilmu pengetahuan tidak mudah bagi Thomas Edison. Mereka memiliki gairah dan melakukannya dalam ribuan usaha.
Ketika Anda menghadapi kritik:
FIXED MINDSET: "Ini bukan salah saya, tetapi orang lain. "
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mengambil tanggung jawab, saya tidak dapat memperbaikinya. Akan saya dengarkan-betapapun menyakitkan itu-dan belajar apapun yang saya bisa. "
Lalu ...
4. Ambil alih dengan mindset positif
Seiring waktu, suara mana yang Anda perhatikan sangat bergantung pada pilihan Anda. Apakah Anda
- Mengambil tantangan sepenuh hati
- Belajar dari kemunduran dan mencoba lagi.
- Mendengar kritik dan bertindak sebagai rasa tanggung jawab Anda.
Biasakan mendengar kedua suara, dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ‘growth mindset’. Kemudian lihat bagaimana hal tersebut bekerja untuk Anda.
Para ahli yang berusaha mengenali aspek sukses yang ada dalam diri John R Simplot, pen-supply kentang ke Mc. Donald’s yang lari dari rumahnya ketika berusia 14 tahun, dan mahasiswa drop out dari Harvard, Bill Gates, yang melakukan ‘startup’ dengan modal dengkul, ternyata juga menemukan bahwa keduanya mempunyai satu kesamaan, yaitu tidak ada kata ‘gagal’ dalam mindset mereka, yang ada hanya: ‘maju terus’.
Orang bermindset ‘growth’ atau ‘tumbuh’, bukannya tidak pernah gagal, tetapi cara memandang kegagalannya yang berbeda. Mereka sangat berfokus pada tujuan akhirnya, sehingga kegagalan hanya dilihat sebagai penghambat sementara, yang kalau digarap dan diperbaiki bisa dilewati bahkan menjadi pelajaran.
Bugarkan mindset
Kabar gembiranya, kita sebenarnya bisa memutarbalikan mindset kita. Problem mindset ini, karena adanya di pikiran, juga bisa dengan mudah kita belokkan. Anak-anak yang diyakinkan bahwa mereka bisa mengembangkan kapasitasnya, ternyata lebih berprestasi daripada anak-anak yang sering hanya dinilai pintar.
Anak-anak yang ketika mengerjakan “puzzle” selalu mencoba cara yang sama, bisa dipengaruhi untuk mencari jalan lain. Jadi, kenapa kita tidak mengatakan secara serempak bahwa, ‘kita mau maka kita bisa’. Karena dengan demikian goal atau target yang tinggi akan tampak seperti sasaran demi menyempurnakan pertumbuhan dan bukan sebagai momok yang menakutkan.
Banyak orang tidak menyadari mindset-nya sendiri. Bahkan, banyak orang membantah bila diingatkan bahwa isi pikirannya menghambat kesuksesannya. “Padahal, semakin orang tidak menyadari bahwa pendekatan dan upayanya dipengaruhi jalan pikirannya, semakin ia tidak bisa mengkontrol ‘mindset’-nya,” tegas Eileen.
Bila kita mencoba hening, sebenarnya isi pikiran dan katahati kita bisa kita dengarkan. Saat menghadapi tantangan, apakah kita berpikir “Jangan-jangan gagal nih”, atau “Pasti gagal...pasti gagal”, atau,”Dasar.....”. Bila ‘self talk’ ini kita sadari, kita bisa menghambatnya dan bahkan mengatakan pada diri sendiri “Ini belum terlambat.., kamu bisa”.
Orang dengan mindset ‘fixed’ terkadang sampai percaya bahwa mereka tidak punya pilihan. Padahal, sekecil apapun dampak dari tindakan, jarang sekali orang yang betul-betul dihadapkan pada tidak adanya pilihan. Growth mindset akan memerangi ketidakyakinan dan pesimisme.. Bila kita peka terhadap ‘fixed mindset’ kita, kita bisa mendorong diri untuk berbuat dan berkembang. Kesulitan harus kita rangkul sepenuh hati. Kegagalan perlu diresapi sambil kita mendengarkan kritik, sehingga kita pun kuat untuk bergerak maju.
Saatnya berubah
Semakin jelaslah bahwa kesuksesan bukanlah semata hasil dari potensi (bakat, kecerdasan) dan usaha, tetapi juga ditentukan oleh cara kita memandang diri, dunia, dan kesuksesan. Oleh sebab itu, kunci sukses dalam segala pentas kehidupan sesungguhnya adalah pola pikir atau mindset yang sehat. Menyadari hal tersebut, Carol Dweck dalam bukunya ‘Change Your Mindset, Change Your Life’ mencoba memberika trik sederhana kepada kita yang ingin meninggalkan‘fixed mindset’ demi menjadi pribadi yang selalu dipenuhi dengan ‘growth mindset’
1. Belajarlah untuk mendengar suara fixed mindset Anda
Saat Anda menghadapi tantangan, suara tersebut mungkin akan mengatakan kepada Anda "Apakah kamu yakin bisa melakukannya?”, “Mungkin Anda tidak memiliki bakat tersebut", "Bagaimana jika Anda gagal?”, “Anda hanya akan menjadi pecundang", "Orang-orang akan menertawakan Anda karena berpikir Anda punya bakat", "Jika Anda tidak mencoba, setidaknya Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda”.
Ketika Anda memilih untuk mundur, suara itu mungkin berkata, "Walaupun Anda memiliki bakat, tetap Anda bisa saja gagal", "Lihatlah, itu sangat berisiko”, “Sekarang Anda mundur dan menunjukkan kepada dunia betapa terbatasnya Anda”, "Sekarang belumlah terlambat untuk kembali, membuat alasan, dan mencoba untuk mendapatkan kembali martabat Anda”.
Ketika Anda mendapatkan kritik, Anda mungkin mendengar diri Anda berkata, "Itu bukan salah saya, melainkan kesalahan orang lain”, atau Anda mungkin merasa marah pada orang yang memberikan umpan balik, "Mereka pikir mereka itu siapa?" Orang lain mungkin memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif, tetapi Anda mungkin akan mendengar mereka berkata, "Saya benar-benar kecewa pada Anda. Saya pikir Anda mampu tapi ternyata tidak."
2. Sadarilah bahwa Anda punya pilihan.
Bagaimana Anda menafsirkan tantangan, kemunduran, dan kritik adalah pilihan Anda. Anda dapat menafsirkan mereka dalam ‘fixed mindset’ sebagai tanda bahwa Anda memang tidak berbakat atau kemampuan yang kurang. Atau Anda dapat menafsirkannya dalam growth mindset sebagai tanda bahwa Anda perlu untuk meningkatkan strategi dan usaha, meregangkan diri sendiri, dan memperluas kemampuan Anda. Terserah Anda.
Jadi saat Anda menghadapi tantangan, kemunduran, dan kritik, dengarkanlah suara ‘fixed mindset’Anda, kemudian...
3. Bicaralah kembali dengan suara ‘Growth mindset’.
Ketika Anda menghadapi tantangan:
FIXED-MINDSET mengatakan "Anda yakin bisa melakukannya? Mungkin Anda tidak memiliki bakat. "
GROWTH MINDSET menjawab "Saya tidak yakin saya bisa melakukannya sekarang, tapi saya pikir saya bisa belajar dengan waktu dan usaha."
FIXED MINDSET: "Bagaimana jika Anda gagal?"
GROWTH MINDSET: "Kebanyakan orang sukses memiliki kegagalan sepanjang jalan."
FIXED MINDSET: "Jika Anda tidak mencoba, Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda."
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mencoba, saya secara otomatis gagal. Dimana martabat pada saat tersebut? "
Ketika Anda Mundur:
FIXED MINDSET: "Ini akan menjadi mudah hanya jika Anda benar-benar memiliki bakat."
GROWTH MINDSET: "Itu sangat salah. Basket tidak mudah bagi Michael Jordan, seperti juga ilmu pengetahuan tidak mudah bagi Thomas Edison. Mereka memiliki gairah dan melakukannya dalam ribuan usaha.
Ketika Anda menghadapi kritik:
FIXED MINDSET: "Ini bukan salah saya, tetapi orang lain. "
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mengambil tanggung jawab, saya tidak dapat memperbaikinya. Akan saya dengarkan-betapapun menyakitkan itu-dan belajar apapun yang saya bisa. "
Lalu ...
4. Ambil alih dengan mindset positif
Seiring waktu, suara mana yang Anda perhatikan sangat bergantung pada pilihan Anda. Apakah Anda
- Mengambil tantangan sepenuh hati
- Belajar dari kemunduran dan mencoba lagi.
- Mendengar kritik dan bertindak sebagai rasa tanggung jawab Anda.
Biasakan mendengar kedua suara, dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ‘growth mindset’. Kemudian lihat bagaimana hal tersebut bekerja untuk Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar