Iklan

Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juni 2015

Pesantren, Jangkar Islam Nusantara. Oleh : Ahmad Fawaid Sjadzili*

Meski belum ada bukti-bukti yang meyakinkan mengenai tahun awal keberadaannya, pesantren diperkirakan tersebar di pelbagai tempat semenjak meluasnya dakwah sembilan ulama sufi atau yang biasa dikenal sebagai Wali Songo pada abad ke-15 M (Shihab: 2001,221). Hal ini seiring dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di tanah Jawa yang lambat laun mengambil alih pengaruh kekuatan Hindu-Budha yang cenderung merosot akibat jatuhnya kerajaan Majapahit. Proses peralihan kekuasaan dari Majapahit ke Mataram ini menjadi faktor penting proses Islamisasi di Jawa. Bahkan, sebagaimana diungkapkan Soebardi, jauh sebelum wilayah pesisir Jawa dikuasai Belanda, lembaga keagamaan ini telah dikenal dengan baik di pedesaan Jawa. Lebih jauh Soebardi menuturkan bahwa lembaga keagamaan ini telah muncul pada masa Jawa lama (past Javanese). Ini terbukti dengan konversi besar-besaran yang dilakukanasketis terkemuka (guru) Hindu-Budha kepada agama Islam.

Adalah Denys Lombard menegaskan bahwa bahwa pesantren merupakan lembaga asli nusantara, bukan lembaga impor sebagaimana diduga sebagian kalangan. Pesantren sesungguhnya merupakan kesinambungan (continuity) dan modifikasi dari suatu lembaga yang hadir sebelumnya. Untuk mengukuhkan tesisnya, Lombard menjelaskan bahwa di Jawa kuno, terutama masyarakat bagian timur pulau itu, terdapat jenis lembaga pertapaan para resi. Lembaga-lembaga ini dikenal dengan nama dharma, mandala, atau pertapaan, dan lembaga-lembaga tersebut ternyata memiliki kemiripan dengan struktur pesantren.

Sedikitnya ada tiga persamaan mendasar. Pertama, lokasinya yang jauh dari keramaian dan dari pusat kekuasaan politik. Dalam sejarahnya, pesantren didirikan di daerah pedalaman. Di samping untuk membentengi diri dari panetrasi ‘asing’, pesantren didirikan di wilayah pedalaman untuk semakin mengkonsentrasikan dirinya dalam menggali ilmu pengetahuan. Baik santri maupun petapa membutuhkan ketenangan untuk merenungi kediriannya. Termasuk juga konsolidasi politik dalam melawan penjajahan. Meskipun steril dari kepentingan pusat kekuasaan politik, pesantren memiliki komitmen politik melawan penjajahan. Begitulah sejarah pesantren di era kolonialisme.

Kedua, jalinan yang begitu erat antara murid dan guru, santri dan kiai. Jalinan semacam ini sebenarnya sudah tampak sebagai ikatan pokok pada zaman kerajaan Hindu-Jawa. Dalam perkembangannya, jalinan semacam ini oleh lembaga tarekat diperkenalkan hingga pada tingkat pesantren. Ini disebabkan, seringkali kiai sebuah pesantren merangkap sebagai syekh tarekat tertentu. Kiai-kiai, sebagaimana syekh-syekh tarekat, mengajarkan latihan-latihan tertentu dan bimbingan spiritual, dan pada saat yang sama santri, sebagai imbalannya, menghormati dan mematuhinya. Hubungan-hubungan khusus semacam ini tetap berlanjut meskipun sang santri itu telah tamat menyelesaikan pendidikan dan latihannya di lembaga tersebut dan kembali ke habitatnya semula.

Ketiga, sebagai konsekuensi dari persamaan kedua adalah terawatnya kontak dan jalinan antar dharma, demikian juga jalinan antar pesantren (antar kyai), serta kebiasaan berkelana untuk melakukan pencarian rohani dan intelektual dari satu pusat ke pusat lainnya. Corak kelana dalam dalam pencarian ini menemukan landasan normatifnya, baik dalam kitab suci (At-Tawbah [9]: 122) maupun sunnah nabi. Di antara hadis yang populer di kalangan pesantren adalah kewajiban mencari ilmu dari buaian hingga liang lahat, di samping kewajiban mencari ilmu walaupun ke negeri Cina. Pesan-pesan normatif semacam ini cukup memberi stimulus pada seseorang untuk senantiasa mengembara dari satu pusat ke pusat lainnya untuk mematangkan dan memantapkan keilmuannya. Dengan pola pertualangan dan pengembaraan semacam ini, yang menjadi ciri utama pesantren, telah menyumbangkan adanya kesatuan sistem pendidikan pesantren (Zuhri, 1972, 107). Selain itu, pola terakhir ini semakin diperkuat dengan adanya tradisi di kalangan pesantren untuk mewariskan tongkat kepemimpinannya pada keluarga terdekat ditambah lagi dengan adanya jaringan aliansi pernikahan antara keluarga kiai serta pengembangan transmisi pengetahuan dan transmisi intelektual antarsesama kiai dan keluarganya. Dengan cara inilah kontak dan jalinan antarpesantren bisa terawat dengan baik.

Jangkar Islam Nusantara

Karena wataknya yang sufistik, Islam datang dan mudah menyebar di Nusantara. Diduga karena wataknya yang sufistis inilah Islamisasi di Nusantara, khususnya Jawa, tidak terlalu banyak menimbulkan ketegangan dengan unsuresoteris pribumi yang mewarisi tradisi lama Hindu dan Budha. Bahkan dapat dikatakan bahwa periode penyebaran Islam awal ini lebih berorientasi pada Islamisasi unsur mistik dari pada pemurnian akidah yang ketat dan pengenalan syari’ah. Terlebih lagi Islam masuk ke Jawa ketika sufisme sudah begitu kuat dipengaruhi kitab Ihya’ Ulumiddin-nya Al-Ghazali. Besarnya peran ulama sufi di balik proses penyebaran pesantren pada babakan awal sejarahnya tentu saja membawa konsekuensi kultural tersendiri. Paling tidak, praktik-praktik keagamaan yang dijalankan serta olah intelektual yang diintrodusir di dalamnya sulit dilepaskan dari pengaruh tradisi tasawuf yang merupakan wajah dominan Islam sebelumnya.

Sebagaimana penuturan Alwi Shihab, Wali Songo adalah pengamal ajaran tasawuf, yang garis nasab dan akar jaringan keilmuannya dapat dilacak pada generasi awal kaum Asyraf atau ‘Alawi di Nusantara, yaitu para keturunan Imam Ahmad Al-Muhajir dari Hadramaut, yang merupakan pengikut mazhab Syafi’i di bidang fikih serta penganut konsep sufisme Al-Ghazali. Dengan kata lain, unsur tasawuf pada gilirannya menjadi bagian dari realitas kehidupan pesantren yang tak terbantahkan, yang lambat laun semakin sulit dihindari keterlibatannya dalam pembentukan karakter keagamaan lembaga pendidikan tradisional Islam ini.

Abdurrahman Wahid dengan sangat tepat menggambarkan akar-akar keilmuan pesantren sehingga membentuk sebuah genre tersendiri. Kuatnya genre fiqh sufistik, demikian dia mengistilahkan, di awal masuknya Islam misalnya, di satu pihak dan genre “fiqh murni” pada babakan selanjutnya di pihak lain yang mewarnai keilmuan pesantren hingga kini dapat dilacak pada awal masuknya Islam ke Nusantara, bahkan jauh sebelumnya. Setidaknya ada dua gelombang keilmuan yang membentuk tradisi dan genre keilmuan Islam di pesantren. Gelombang pertama terjadi bersamaan dengan masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi. Pada gelombang pertama ini, corak keilmuan Islam hadir dalam bentuk tasawuf. Tentu saja tasawuf yang diusungnya tidak lepas dari rambu-rambu syari’ah. Masuknya Islam ke Nusantara pada masa itu sudah membawa bentuk sebagaimana dikembangkan di Persia dan anak Benua India yang memang bernuansa sufistik. Demikianlah, kita jumpai bahwa tasawuf menjadi orientasi keilmuan pesantren yang dominan saat itu. Buku-buku yang menggabungkan antara tasawuf dan fikih menjadi materi pelajaran yang utama. Sebut saja misalnya Ihya Ulumuddin dan Bidayatul Hidayah karya Al-Ghazali.

Berbeda dengan gelombang pertama, gelombang kedua yang terjadi sekitar abad ke-19 melahirkan corak keilmuan baru bagi tradisi keilmuan pesantren. Bermula dari dibukanya lahan perkebunan tebu, kopi, dan tembakau di beberapa daerah ternyata berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya akumulasi kekayaan masyarakat inilah mendorong sebagian mereka untuk mengirimkan anak-anaknya untuk belajar ke Timur Tengah. Pada saat yang sama, dibukanya terusan Suez pada tahun 1869 semakin memperlancar arus transportasi ke negara tujuan. Demikianlah terjadilah massifikasi pengiriman anak-anak muda untuk mendalami keilmuan keislaman di Mekah yang akhirnya berhasil membentuk korp ulama yang demikian solid. Muncullah nama-nama semisal Kyai Nawawi Banten, Kyai Mahfuz Tremas, Kyai Abdul Gani Bima, Kyai Arsyad Banjarmasin, Kyai Abdus Shamad Palembang, Kyai Khalil Bangkalan, Kyai Hasyim Asy’ari, dan sederet nama-nama lain hingga saat ini. Mereka itu telah membawa warna baru bagi corak keilmuan pesantren, yaitu pendalaman ilmu fiqih secara tuntas. Hal ini tampak dari karya-karya mereka seperti Sabilal Muhtadin karya Arsyad Banjar, Nihayatuz Zein dan Uqudu Lujjain karya Nawawi Banten, dan semacamnya.

Dengan demikian, tradisi keilmuan pesantren mewarisi dua kecenderungan dominan ini. Di satu pihak, nuansa fiqh sufistik demikian kentara, dan di pihak lain pendalaman ilmu fiqh tetap menjadi prioritas. Jangan heran apabila kita berkunjung ke pesantren, dominasi buku-buku fiqh, di samping buku-buku tasawuf mewarnai etalase perpustakaannya. Tentu saja, kita tidak menafikan sejumlah kitab-kitab ilmu bantu, semisal ilmu bahasa Arab, Nahwu, Sharraf, dan Balaghah yang juga memenuhi lemari perpustakaan.

Sementara itu, kuatnya kecenderungan pada mazhab Syafi’i dan Al-Ghazali tidak disangsikan lagi memperkuat nuansa ahlussunnah wal jama’ah yang menjadi prinsip dasar keyakinan masyarakat pesantren. Keterikatan penuh dengan tradisi fiqh di satu pihak, yang direpresantasikan dengan figur imam madzab yang empat, khususnya Syafi’i (lebih tepatnya Syafi’iyyah) dan tradisi tasawuf, terutama ajaran Al-Ghazali. di pihak lain menunjukkan jalinan yang kuat dunia pesantren dengan Timur Tengah.
Di pihak lain, meningkatnya kuantitas jamaah haji, di samping meningkatnya santri yang mendalami ilmu di Timur Tengah, menjadi “sistem komunikasi” efektif antara umat Islam di Nusantara dengan Timur Tengah. Sistem komunikasi ini terbangun baik melalui jamaah haji atau santri yang belajar di Timur Tengah. Memang, di pengujung abad ke-19 dan awal abad ke-20, jumlah jamaah haji Indonesia meningkat mencapai 10 sampai 20 persen dari seluruh jamaah haji asing. Meningkatnya jamaah haji ini dapat dipahami karena beberapa tahun sebelumnya orang Indonesia tidak bisa melaksanakan ibadah haji akibat proteksi yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda, di samping juga karena sulitnya arus transportasi.

Dengan demikian, keberadaan pesantren di masa awalnya merupakan bagian integral dari medium dakwah Islam di masyarakat melalui sarana dan metode yang tidak menghapus seluruh sendi-sendi yang ada di masyarakat. Modifikasi-modifikasi tradisi dan dikemas dengan nilai-nilai keislaman itulah yang menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan alternatif di masanya, bahkan hingga kini. Sungguh tepat bila dikatakan bahwa pesantren merupakan jangkar intelektual Islam Nusantara.

*Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura

(Ditulis Kembali oleh Yadi Suryadi)

Rabu, 15 April 2015

Goodbye UN 2014-2015



Tak Terasa UN sudah di hari ketiga, cepat amat yah. Hari terasa begitu cepat berlalu. Setelah UN mau kemana lagi wahai para pelajar Indonesia???

Sebuah pertanyaan besar bagi diri kamu wahai Pemuda, titip saja dari kami, lanjutkan perjuanganmu sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, doa kami dari para guru, "Semoga kamu Sukses di masa depan dan bisa membanggakan kedua orang tuamu.

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Kamis, 26 Maret 2015

Dampak buruk onani atau mastubasi

Onani dan Msturbasi, apa yang ada dalam fikiran Bapak-bapak/Ibu-ibu dan seluruh blogger di dunia ini mengenai dua kata tersebut? Pastinya segudang kata negatif yang keluar dari mulut kita jika ada diantara kita yang sampai melakukan perbuatan ini. Apa mungkin yang sedang membaca tulisan ini adalah pelaku??? Hehehe maaf saya tidak bermaksud menyinggung anda namun siapapun anda yang membaca tulisan ini, saya hanya berusaha berhuznudzon kepada semuanya, semoga tulisan ini bermanfaat. 

Tetapi, pertanyaan saya ini sepertinya harus diulangi sekali lagi, apakah pembaca sekalian pernah melakukan Onani atau Masturbasi?? Jika iya maka anda harus stop dan berhenti dari sekarang juga, karena menurut penelitian para dokter baik dari dalam maupun luar negeri, Onani itu sangat tidak dianjurkan bahkan dilarang karena memiliki efek yang buruk ke depannya. Memang menurut Imam Maliki (Mohon Koreksi jika saya salah) Onani itu dibolehkan jika pada keadaan yang sangat darurat dan jika tidak melakukannya maka akan fatal akibatnya, namun tetap saja yang namanya Onani atau Masturbasi itu adalah perbuatan yang buruk dan bahkan maksimalnya perbuatan keji.

Salah satu penyebab seseorang melakukan perbuatan ini adalah karena mereka hanya merasakan kenikmatan saja dan tidak memikirkan dampak buruk dari perbuatan dosa tersebut.

Di bawah ini penulis membuat minimal 30 dampak perbuatan onani atau masturbasi. Di harapkan untuk anda yang ingin berhenti dari perbuatan onani atau masturbasi dibaca setiap hari. Jadi selalu kunjung artikel ini setiap hari.

dampak-dampak perbuatan onani atau mastubasi diantaranya:
  1. Merupakan perbuatan dosa, dimana di akherat nanti Allah SWT tidak akan memandang pelakunya.
  2. Menjadi orang yang minder / tidak percaya diri.
  3. Membuat daya ingat menjadi lemah
  4. Membuat menjadi orang yang penyendiri
  5. Hidupnya jauh dari ridho Allah SWT
  6. Meninggalkan shalat 5 waktu.
  7. Membuat rezeki pelakunya menjadi seret/kurang rezeki.
  8. Menyebabkan ejakulasi dini.
  9. Menyebabkan disfungsi ereksi
  10. Menyebabkan kekurangan kalsium
  11. Dibenci dan dijauhi masyarakat

Penjelasan di atas :
  1. Merupakan perbuatan dosa, dimana di akherat nanti allah SWT tidak akan memandang pelakunya
  2. Menjadi orang yang minder / tidak percaya diri.

    Padahal untuk menjadi orang yang sukses dan kaya dibutuhkan kepercayaan diri yang kuat.
  3. Membuat daya ingat menjadi lemah

    Padahal untuk menjadi orang yang sukses,kaya dan karir cemerlang diperlukan otak yang pintar.

    Selain itu semua wanita (terutama wanita cantik) menyukai pria yang berotak pintar.
  4. Membuat menjadi orang yang penyendiri
  5. Hidupnya jauh dari ridho Allah SWT
  6. Meninggalkan shalat 5 waktu.

    Karena jika kita melakukan perbuatan onani sampai mengeluarkan air mani maka kita harus mandi taubat dulu sebelum melakukan shalat 5 waktu agar shalat kita sah.

    Biasanya orang yang melakukan onani takut melakukan mandi taubat karena takut dicurigai dan ketahuan oleh pihak keluarga karena dia habis melakukan perbuatan onani atau masturbasi.
  7. Membuat rezeki pelakunya menjadi seret/kurang rezeki.

    Jika pelakunya mahasiswa maka akan dikasih cobaan - cobaan dimana nilai kuliahnya kurang bagus dan lain-lain. Karena jika kita lulus dengan IPK di bawah 3.00 maka kita akan susah mencari pekerjaan sebagai karyawan tetap di perusahaan besar.

    Jika pelakunya karyawan kantoran dimana masih kontrak/kos maka kesempatan menjadi karyawan tetap menjadi semakin lama atau hilang kesempatannya untuk menjadi karyawan tetap.

    Jika pelakunya karyawan kantoran dimana sudah menjadi karyawan tetap maka kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi akan semakin susah. (Solusinya sebenarnya adalah menikah)

    Jika pelakunya adalah wiraswasta/freelance maka rezeki untuk menjadi orang kaya/banyak harta akan semakin susah.
  8. Menyebabkan ejakulasi dini.

    Perbuataan onani atau mastubasi akan menyebabkan ejakulasi dini jika dilakukan setiap hari dan berlangsung lama.

    Ejakulasi dini ini bisa menyebabkaan istri kita selingkuh atau cerai jika perbuatan onani atau mastubasi tidak kita hentikan
  9. menyebabkan disfungsi ereksi

    Perbuatan onani atau mastubasi akan menyebabkan disfungsi ereksi jika dilakukan setiap hari dan berlangsung lama.

    Disfungsi ini sudah sangat parah dan pengobatannya memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan ejakulasi dini.

    Disfungsi ini bisa menyebabkan istri kita selingkuh atau cerai jika kita tidak berhenti dari perbuatan onani atau mastubasi.

    Bahkan para wanita tidak akan mau menikahi kita jika kita mengalami disfungsi ereksi
  10. menyebabkan kekurangan kalsium
  11. Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat

    Karena perbuatan onani atau masturbasi adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa.

    Kalau Tuhan benci pasti seluruh makhluk baik di langit dan di bumi akan ikut benci.

    Solusinya adalah dengan melakukan taubat dari Perbuatan ini dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi. Karena Allah SWT/Tuhan YME Maha Pemaaf dan menerima semua taubat makhluknya.
Untuk anda yang ingin terhindar dari perbuatan ini maka inilah yang harus anda lakukan:
  1. Taubat Nasuha bahwa anda benar-benar ingin berhenti dari perbuatan ini
  2. Menikah, karena solusi ini adalah solusi terbaik bagi anda
  3. Berpuasa jika tidak mampu menikah
  4. Selalu berfikiran postif
  5. Beteman dengan orang-orang yang baik dan berfikiran positif
  6. Mendekatkan diri pada Allah SWT dengan jalan Puasa dan memperbanyak shalat sunnah
Mungkin anda ingin menambahkan atau sharing tentang dampak buruk perbuatan onani/mastubasi. Silahkan berikan komentar anda di kolom komentar di bawah ini.

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)


Selasa, 24 Maret 2015

Lomba Menulis Puisi


CIPTA PUISI HARDIKNAS 2015

Vio Publisher
Tema : Menguak Makna Hari Pendidikan Nasional

Ketentuan Umum:
1. Lomba ini terbuka untuk warga negara Indonesia, baik yang berada di dalam maupun yang di luar negeri.
2. Peserta wajib menyebarkan info lomba ini sebagai salah satu syarat pendaftaran dengan meng-copy pastekan ke catatan FB (blog) dan tag minimal 25 orang teman (termasuk FB: Vio Publisher)
3. Setiap peserta diperbolehkan mengirim lebih dari 1 naskah Puisi.
4. Naskah merupakan karya asli penulis. Bukan jiplakan atau saduran (bukan hasil plagiat). Tidak menimbulkan konflik SARA dan pornografi.
5. Like fanspage Sindi Violinda : https://id-id.facebook.com/sindiviolinda (karena update peserta dan pengumuman puisi yang lolos akan di-posting di fanspage tersebut).

Ketentuan Naskah Puisi:
1. Puisi diketik di halaman Microsoft Word 2007 (format DOC.), kertas A4, font Times New Roman, size 12, spasi 1,5, dengan margin (garis tepi) semua sisi 3 cm.
2. Naskah puisi maksimal 17 baris (Belum termasuk judul, nama penulis, dan titi mangsa di akhir puisi)
3. Peserta melengkapi biodata berupa Nama Lengkap, Alamat Lengkap, Email, Nama FB, dan No. HP yang aktif di akhir naskah puisi (di bawah titi mangsa)
4. File puisi dikirim berupa LAMPIRAN FILE bukan di badan email (kami menolak puisi yang ditulis di badan email). Dengan subjek : PUISI HARDIKNAS-Judul-Nama Penulis-No. Hanphone. Contoh : PUISI HARDIKNAS-Pahlawan Pendidikan-Sindi Violinda-085761976768. Kirim ke email: viopublisher@gmail.com

Ketentuan Pembayaran :
1. Peserta membayar uang pendaftaran Rp. 10.000,- (per satu judul puisi).
- Ditransfer ke rekening:
Bank Sumut Capem Marendal:
Kode Bank: 117
No. Rek: 125-02-04-009822-5 a/n Sindi Violinda
Konfirmasi pengiriman: 085761976768 (Sindi).
- Foto kertas/struk bukti transfer kemudian dikirim ke email lomba bersama file naskah puisi ke email: viopublisher@gmail.com
- Peserta yang belum mempunyai rekening bank sendiri, bisa langsung transfer melalui kantor cabang terdekat.
2. Pengiriman naskah dan transfer registrasi paling lambat: 1 April 2015, Pukul 23.59 WIB. Apabila lewat dari ketentuan tersebut, didiskualifikasi!

Reward:
* Semua peserta mendapatkan e-piagam penghargaan yang akan dikirim melalui email masing-masing peserta.
* 100 puisi terpilih akan dibukukan.
* Seluruh Kontibutor mendapat voucher Penerbitan Paket Super Lengkap Rp. 25.000,- di Vio Publisher (tidak dapat diakumulasikan dengan yang lain) dan mendapat diskon 10 % apabila membeli bukunya.

HADIAH:
3 Puisi terbaik akan mendapatkan :
- Terbaik 1 : Trophy + 1 Buku Bukti Terbit + Piagam Penghargaan + Voucher Penerbitan Paket Super Lengkap Rp. 150.000,- di Vio Publisher (Tidak dapat diakumulasikan dengan yang lain. Berlaku selama 2 bulan)
- Terbaik 2 : Trophy + 1 Buku Bukti Terbit + Piagam Penghargaan + Voucher Penerbitan Paket Super Lengkap Rp. 100.000,- di Vio Publisher (Tidak dapat diakumulasikan dengan yang lain. Berlaku selama 2 bulan)
- Terbaik 3 : Trophy + 1 Buku Bukti Terbit + Piagam Penghargaan + Voucher Penerbitan Paket Super Lengkap Rp. 50.000,- di Vio Publisher (Tidak dapat diakumulasikan dengan yang lain. Berlaku selama 2 bulan)

selengkapnya di: http://infolombanulis.blogspot.com/…/lomba-menulis-puisi-ci…
Follow us: @infolombanulis on Twitter | Infolombanulis on Facebook

Kamis, 19 Maret 2015

Cara Ampuh Raih Puncak Sukses

Success is not a skill, it’s a persistent attitude. Kesuksesan dari memaksimalkan upaya membentuk mindset positif bukan suatu keahlian melainkan latihan etika yang terus menerus. Pengalaman, bagaimanapun akan memberikan pelajaran penting bahwa kemampuan dan keinginan akan menghipnotis keadaan serta memberikan banyak kontribusi kepada pikiran untuk memotivasi cara kerja otak dalam membentuk mindset yang positif sehingga terus melakukan suatu perubahan.

Para ahli yang berusaha mengenali aspek sukses yang ada dalam diri John R Simplot,  pen-supply kentang ke Mc. Donald’s yang lari dari rumahnya ketika berusia 14 tahun, dan  mahasiswa drop out dari Harvard, Bill Gates, yang melakukan ‘startup’ dengan modal dengkul, ternyata juga menemukan bahwa keduanya mempunyai satu kesamaan, yaitu  tidak ada kata ‘gagal’ dalam mindset mereka, yang ada hanya: ‘maju terus’.

Orang bermindset ‘growth’ atau ‘tumbuh’, bukannya tidak pernah gagal, tetapi cara memandang kegagalannya yang berbeda. Mereka sangat berfokus pada tujuan akhirnya, sehingga kegagalan hanya dilihat sebagai penghambat sementara, yang kalau digarap dan diperbaiki bisa dilewati bahkan menjadi pelajaran.

Bugarkan mindset
Kabar gembiranya, kita sebenarnya bisa memutarbalikan mindset kita. Problem mindset ini, karena adanya di pikiran, juga bisa dengan mudah kita belokkan. Anak-anak yang diyakinkan bahwa mereka bisa mengembangkan kapasitasnya, ternyata lebih berprestasi daripada anak-anak yang sering hanya dinilai pintar.

Anak-anak yang ketika mengerjakan “puzzle” selalu mencoba cara yang sama, bisa dipengaruhi untuk mencari jalan lain. Jadi, kenapa kita tidak mengatakan secara serempak bahwa, ‘kita mau maka kita bisa’. Karena dengan demikian goal atau target yang tinggi akan tampak seperti  sasaran demi menyempurnakan pertumbuhan dan bukan sebagai momok yang menakutkan.

Banyak orang tidak menyadari mindset-nya sendiri. Bahkan, banyak orang membantah bila diingatkan bahwa isi pikirannya menghambat kesuksesannya. “Padahal, semakin orang tidak menyadari bahwa pendekatan dan upayanya dipengaruhi jalan pikirannya, semakin ia tidak bisa mengkontrol ‘mindset’-nya,” tegas Eileen.

Bila kita mencoba hening, sebenarnya isi pikiran dan katahati kita bisa kita dengarkan. Saat menghadapi tantangan, apakah kita berpikir “Jangan-jangan gagal nih”, atau “Pasti gagal...pasti gagal”, atau,”Dasar.....”. Bila ‘self talk’ ini kita sadari, kita bisa menghambatnya dan bahkan mengatakan pada diri sendiri “Ini belum terlambat.., kamu bisa”.

Orang dengan mindset ‘fixed’ terkadang sampai percaya bahwa mereka tidak punya pilihan. Padahal, sekecil apapun dampak dari tindakan, jarang sekali orang yang betul-betul dihadapkan pada tidak adanya pilihan. Growth mindset akan memerangi ketidakyakinan  dan pesimisme.. Bila kita peka terhadap ‘fixed mindset’ kita, kita bisa mendorong diri untuk berbuat dan berkembang. Kesulitan harus kita rangkul sepenuh hati. Kegagalan perlu diresapi sambil kita mendengarkan kritik, sehingga kita pun kuat untuk bergerak maju.

Saatnya berubah
Semakin jelaslah bahwa kesuksesan bukanlah semata hasil dari potensi (bakat, kecerdasan) dan usaha, tetapi juga ditentukan oleh cara kita memandang diri, dunia, dan kesuksesan. Oleh sebab itu, kunci sukses dalam segala pentas kehidupan sesungguhnya adalah pola pikir atau mindset yang sehat. Menyadari hal tersebut, Carol Dweck dalam bukunya ‘Change Your Mindset, Change Your Life’ mencoba memberika trik sederhana kepada kita yang ingin meninggalkan‘fixed mindset’ demi menjadi pribadi yang selalu dipenuhi dengan ‘growth mindset’

1. Belajarlah untuk mendengar suara fixed mindset Anda
Saat Anda menghadapi tantangan, suara tersebut mungkin akan mengatakan kepada Anda "Apakah kamu yakin bisa melakukannya?”, “Mungkin Anda tidak memiliki bakat tersebut", "Bagaimana jika Anda gagal?”, “Anda hanya akan menjadi pecundang", "Orang-orang akan menertawakan Anda karena berpikir Anda punya bakat", "Jika Anda tidak mencoba, setidaknya Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda”.

Ketika Anda memilih untuk mundur, suara itu mungkin berkata, "Walaupun Anda memiliki bakat, tetap Anda bisa saja gagal", "Lihatlah, itu sangat berisiko”, “Sekarang Anda mundur dan menunjukkan kepada dunia betapa terbatasnya Anda”, "Sekarang belumlah terlambat untuk kembali, membuat alasan, dan mencoba untuk mendapatkan kembali martabat Anda”.

Ketika Anda mendapatkan kritik, Anda mungkin mendengar diri Anda berkata, "Itu bukan salah saya, melainkan kesalahan orang lain”, atau Anda mungkin merasa marah pada orang yang memberikan umpan balik, "Mereka pikir mereka itu siapa?" Orang lain mungkin memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif, tetapi Anda mungkin akan mendengar mereka berkata, "Saya benar-benar kecewa pada Anda. Saya pikir Anda mampu tapi ternyata tidak."

2. Sadarilah bahwa Anda punya pilihan.

Bagaimana Anda menafsirkan tantangan, kemunduran, dan kritik adalah pilihan Anda. Anda dapat menafsirkan mereka dalam ‘fixed mindset’ sebagai tanda bahwa Anda memang tidak berbakat atau kemampuan yang kurang. Atau Anda dapat menafsirkannya dalam growth mindset sebagai tanda bahwa Anda perlu untuk meningkatkan strategi dan usaha, meregangkan diri sendiri, dan memperluas kemampuan Anda. Terserah Anda.
Jadi saat Anda menghadapi tantangan, kemunduran, dan kritik, dengarkanlah suara ‘fixed mindset’Anda, kemudian...

3. Bicaralah kembali dengan suara ‘Growth mindset’.

Ketika Anda menghadapi tantangan:
FIXED-MINDSET mengatakan "Anda yakin bisa melakukannya? Mungkin Anda tidak memiliki bakat. "
GROWTH MINDSET menjawab "Saya tidak yakin saya bisa melakukannya sekarang, tapi saya pikir saya bisa belajar dengan waktu dan usaha."

FIXED MINDSET: "Bagaimana jika Anda gagal?"
GROWTH MINDSET: "Kebanyakan orang sukses memiliki kegagalan sepanjang jalan."

FIXED MINDSET: "Jika Anda tidak mencoba, Anda dapat melindungi diri dan menjaga martabat Anda."
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mencoba, saya secara otomatis gagal. Dimana martabat pada saat tersebut? "

Ketika Anda Mundur:
FIXED MINDSET: "Ini akan menjadi mudah hanya jika Anda benar-benar memiliki bakat."
GROWTH MINDSET: "Itu sangat salah. Basket tidak mudah bagi Michael Jordan, seperti juga ilmu pengetahuan tidak mudah bagi Thomas Edison. Mereka memiliki gairah dan melakukannya dalam ribuan usaha.

Ketika Anda menghadapi kritik:
FIXED MINDSET: "Ini bukan salah saya, tetapi orang lain. "
GROWTH MINDSET: "Jika saya tidak mengambil tanggung jawab, saya tidak dapat memperbaikinya. Akan saya dengarkan-betapapun menyakitkan itu-dan belajar apapun yang saya bisa. "

Lalu ...

4.  Ambil alih dengan mindset positif

Seiring waktu, suara mana yang Anda perhatikan sangat bergantung pada pilihan Anda. Apakah Anda
-    Mengambil tantangan sepenuh hati
-    Belajar dari kemunduran dan mencoba lagi.
-    Mendengar kritik dan bertindak sebagai rasa tanggung jawab Anda.
Biasakan mendengar kedua suara, dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ‘growth mindset’. Kemudian lihat bagaimana hal tersebut bekerja untuk Anda.

Selasa, 03 Maret 2015

UNDANGAN



KOPDAR AKBAR GURU BLOGGER NASIONAL BERSAMA INDOSAT

PESERTA TERBATAS 300 ORANG (GRATIS)

Minggu,15 Maret 2015 Tempat Gedung Indosat Pusat Jakarta

Agenda:
1. Bincang Blogger Berprestasi
2. Lomba Blogger
3. Launching Komunitas Guru Era Digital bersama ICT Forum Indosat.

Mau Daftar Serius Silahkan komentar di bawah ini dengan format :Nama Lengkap_Asal Sekolah_No HP.

Tags: , , ,
Category: pendidikan
You can leave a comment or trackback from your own site


Rabu, 18 Februari 2015

Program 5000 Doktor Kementerian Agama


Paris (Pinmas) —- Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam telah mencanangkan Program 5000 Doktor dalam lima tahun ke depan, baik di perguruan tinggi nasional maupun internasional. Program ini bahkan  diluncurkan langsung oleh  Presiden Jokowi  19 Desember 2014 di Istana Negara.
Sebagai persiapan,  Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin melakukan kunjungan ke Eropa untuk menjajaki kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di sana. Ikut mendampingi Kamaruddin, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bakhtiar, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Diktis Mastuki HS., dan Kasi Penjaminan Mutu Mizan Sya’roni. 

Selaku leading sector kunjungan ke Eropa ini, Mastuki mengatakan bahwa selama di Eropa, rombongan Ditjen Pendis ini akan berkunjung ke Perancis, Jerman, dan Belanda. Sejumlah agenda pertemuan dan MoU telah disiapkan. Pada hari pertama tanggal 16 Pebruari Dirjen akan berkunjung ke Toulose, kemudian tanggal 17 Pebruari akan berada Paris untuk presentasi dan penjajakan kerjasama sejumlah universitas. 
“Di Jerman, Dirjen akan menandatangani MoU dengan SES (Senior Expert Service), sebuah lembaga yang menjadi meltingpot bagi para ahli di berbagai bidang, berpusat di Bonn,” kata Mastuki, Selasa (17/02). Selain itu rombongan juga akan berkunjung ke Gottingen University untuk mempresentasikan program 5000 Doktor. Sementara di Belanda, lanjut Mastuki, sejumlah pertemuan akan dilakukan di Leiden University,  Nijmigen University, dan VUUniversity Amsterdam. 

Ditambahkan Mastuki, kunjungan pertama ke Perancis ini dalam rangka menjajaki kerjasama dengan  Institut Francais Indonesie (IFI)  dan Toulouse University for Asean Countries. Kedua pimpinan lembaga ini telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada  beberapa waktu lalu. 
Selain itu, delegasi Kemenag yang dipimpin langsung Dirjen Pendidikan Islam ini juga akan mendatangi beberapa universitas di Toulouse dan Paris. “Selain menjelaskan rencana pengiriman dosen dan tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ke Perancis dalam kerangka Program 5000 Doktor, Dirjen akan memaparkan kondisi pendidikan Islam secara luas dalam konteks pendidikan nasional di Indonesia. Penjelasan ini penting disampaikan untuk menghindari kesan salah bahwa pendidikan Islam hanya mengajarkan Islam secara sempit,” jelasnya. 

Babak Baru
Kunjungan ke Perancis menandai babak baru kerjasama Kementerian Agama. Selama ini pengiriman dosen perguruan tinggi Islam cenderung memilih wilayah-wilayah yang telah akrab dengan kajian Islam seperti Jerman, Belanda, Kanada dan tentu Timur Tengah. Namun, dengan perkembangan kelembagaan perguruan tinggi Islam, khususnya setelah lahirnya Universitas Islam Negeri (UIN) yang kini mencapai 11 lembaga (Yogyakarta, Jakarta, Malang, Bandung, Makassar, Pekanbaru, Surabaya, Aceh, menyusul tahun 2014 Semarang, Medan, dan Palembang), kebutuhan akan pengembangan ilmu non-keislaman semakin kuat. 
Dalam kerangka itulah, penjajakan kerjasama dengan beberapa universitas di Perancis membuka peluang bagi dosen dan tenaga kependidikan di PTKI meneguk air tradisi akademik dan sekaligus menyerap kebudayaan Perancis yang sangat maju itu. Memang dibandingkan dengan tetangganya Jerman dan Belanda, Perancis relatif minim dalam kajian Islam. Satu di antaranya terdapat di Sorbonne University dan lembaga yang membuka dialog dengan Islam seperti CASE dan EHES. Tujuan studi ke Perancis memang tidak untuk kajian Islam (islamic studies), tetapi lebih pada penguatan ilmu-ilmu umum seperti sains, teknik, dan ekonomi yang ada di fakultas baru UIN

Kendala Bahasa
Mastuki mengaku bahwa halangan lain studi di Perancis bagi sebagian besar dosen PTKI adalah bahasa. Karena sebagian besar universitas di Perancis mewajibkan kemampuan bahasa Perancis bagi kandidat sebelum apply studi di sana. Kebijakan ini sedikit mengurangi minat para calon dari PTKI yang sebagian besar berada pada kajian ilmu-ilmu sosial, padahal mengambil ilmu-ilmu sosial di universitas Perancis mengharuskan mampu bahasa Perancis pada level yang tinggi, yakni Delf-B2. 
Menyadari hal tersebut, Direktorat Diktis Kementerian Agama mulai tahun 2014 menyelenggarakan kursus intensif untuk dosen dan tenaga kependidikan PTKI selama 5,5 bulan bekerjasama dengan Kedutaan Perancis di Jakarta. Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Direktur Diktis  Amsal Bakhtiar menyatakan, “Sebanyak 24 peserta saat ini sedang menunggu ujian DELF kedua bulan Maret 2015, dan 13 orang telah memperoleh sertifikat B2, dan siap diberangkatkan ke Perancis setelah memenuhi syarat seperti LoA (Letter of Acceptance) dari universitas yang dituju, dan bagi Ph.D student telah mendapat Profesor pembimbing sesuai bidang masing-masing.” 

Selain Perancis, Dirjen Pendis juga akan berkunjung ke Jerman dan Belanda untuk memperluas kerjasama yang selama ini sudah terjalin lama dengan universitas-universitas ternama seperti Leipzig, Leiden, Bonn, Amsterdam, Gottingen dan lain-lain. Beberapa universitas ini memiliki kajian Islam yang sangat baik dan bereputasi internasional.  Fokus kunjungan ke universitas ini adalah untuk ‘memberi jalan lapang’ bagi kandidat doktor PTKI yang akan dipersiapkan secara maksimal sebelum mereka berangkat studi. 
Tahun 2015 ini Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) membuka berbagai kursus bahasa intensif dan super-intensif untuk menjaring kandidat potensial dari berbagai daerah. Karena kajian Islam mengharuskan kemampuan bahasa Arab yang baik, kandidat yang akan mengambil Islamic Studies di universitas seperti Leiden atau Bonn, selain bisa bahasa Inggris juga kemampuan bahasa Arab. 
Seperti dinyatakan Dirjen Pendis,  Kamaruddin di sela-sela pertemuan dengan lembaga mitra, “Kementerian Agama harus seimbang dalam pengiriman doktor ke luar negeri. Selain ke Barat dan Eropa, dosen PTKI akan kami kirim ke Timur Tengah untuk mengambil studi-studi Islam yang relevan. Begitu juga ke Barat, selain islamic studies dosen PTKI juga berkesempatan mengambil studi bidang sains, teknologi, soc

Jumat, 13 Februari 2015

Program Beasiswa Pascasarjana Unhan Akan Membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru TA. 2015/2016





Berita Unhan. Universitas Pertahanan adalah Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Unhan menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi di bidang Pertahanan dan Bela Negara, serta pendidikan profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Universitas Pertahanan diresmikan oleh Presiden RI ke 6, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., pada tanggal 11 Maret 2009 di Istanan Negara.

Unhan dengan program beasiswanya memberikan kesempatan bagi masyarakat, Perwira TNI atau Polri dan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Swasta untuk belajar dan memperdalam ilmu pertahanan pada tingkat magister atau strata - 2 (S-2). Hal ini senada dengan visinya yaitu Unhan untuk menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Pertahanan terdepan yang berstandar kelas dunia, dengan tetap melestarikan nilai – nilai kebangsaan. Unhan bertekad melahirkan calon – calon pemimpin bangsa di masa depan, dari sipil dan militer yang memiliki kehandalan bidang Pertahanan Negara.

Sampai tahun 2014 Unhan telah memiliki 2 Fakultas dengan 13 program studi, yaitu Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas manajemen Pertahanan. Fakultas Strategi Pertahanan mempunyai 8 program studi (prodi) yaitu : prodi Strategi Perang Semesta (SPS), prodi Peperangan Asimetris (PA), prodi Damai dan Resolusi Konflik (DRK), prodi Diplomasi Pertahanan (DP) dan 4 prodi lainnya khusus Perwira Siswa Sesko TNI dan Sesko Angkatan. Sedangkan Fakultas Manajemen Pertahanan terdiri dari : prodi Manajemen Pertahanan (MP), prodi Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional (MB), prodi Ekonomi Pertahanan (EP), prodi Keamanan Maritim (KM) dan prodi Ketahanan Energi.

Dengan program beasiswa ini mahasiswa Unhan tidak dipungut biaya sama sekali, didukung dengan sarana dan prasarana yang megah dan memadai seperti ruang kelas, mess mahasiswa, perpustakaan berstandar Internasional, tempat olah raga, ruang makan dan rekreasi serta fasilitas teknologi internet yang dapat diakses di kelas maupun di mess mahasiswa dan staf pengajar dari dosen yang berkualitas dan professional. Guna menambah wawasan keilmuan mahasiswa melaksanakan mata kuliah lapangan berupa Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) dan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN).

Pada Tahun Akademik 2015/2016, Program beasiswa Universitas Pertahanan akan membuka pendaftaran calon mahasiswa baru pada tanggal 2 s.d. 20 Februari 2015 untuk gelombang I, sedangkan pendaftaran gelombang ke II pada tanggal 6 April s.d. 1 Mei 2015. Pendaftaran bisa dilakukan secara online dengan cara mengakses portal Unhan www.idu.ac.id dan secara offline bisa dilaksanakan langsung ke sekretariat pendaftaran mahasiswa baru Unhan di kampus Salemba jl. Salemba Raya No. 14 Jakarta Pusat kode pos 10430, telp. (021) 32236301 atau dan kampus baru Unhan di Kawasan IPSC Sentul Bogor kode pos16730, telp. (021) 8795155 psw – 7221/7211.

Untuk informasi selanjutnya tentang seleksi masuk Unhan Tahun Akademik 2015/2016 dapat diperoleh di sekretariat pendaftaran Unhan di kampus Salemba jl. Salemba Raya No. 14 Jakarta Pusat, maupun di kampus baru Unhan di Kawasan IPSC Sentul Bogor, bisa juga dengan mengakses portal Unhan www.idu.ac.id atau email: pmb.unhan@idu.ac.id.

Daftar online klik http://www.idu.ac.id

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PADAMU NEGERI

Untuk mendorong peningkatan terhadap penguasaan Teknologi Informasi (Internet) bagi para Pendidik dan Tenaga Kependidikan di sekolah. Kami sangat sarankan agar para Pendidik dan Tenaga Kependidikan didorong untuk melaksanakan proses keaktifan NUPTK/PegID (cetak Kartu Identitas PTK) secara lebih mandiri. Bilamana mereka masih merasa belum percayadiri dapat dipandu dan dibimbing/didampingi terlebih dahulu dalam mengoperasikan Layanan Padamu Negeri menggunakan akun login individu masing-masing.

Padamu Negeri tidak hanya bertujuan untuk kepentingan pengelolaan data yang lebih cepat, mudah, nyaman dan akurat saja. Namun juga memuat nilai tambah sebagai media pembelajaran praktis untuk peningkatan mutu SDM Pendidikan dalam penguasaan Teknologi Informasi dengan lebih tepat guna dan terjangkau. Mari bersama kita tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia secara berkesinambungan mulai saat ini dan masa depan bersama Padamu Negeri.
 

Salam PADAMU NEGERI INDONESIAku,
Admin Pusat BPSDMPK-PMP Kemdikbud

Kamis, 12 Februari 2015

Cerita Emakku yang seorang guru: Oleh Gola Gong




DI BANTEN, SALAH DIKIT GOLOK

Emakku guru di SKKPN Serang pada 1970-90an. Lalu jadi Kepala Sekolah dan pensiun dini. Selasa sore, 10 Feb 2015, bercerita kepada istriku, Tias Tatanka, tentang suka dukanya jadi guru di Serang, Banten.
Cerita Emak, "Suatu hari ada lurah datang bawa golok. Dia marah, karena anaknya tidak naik kelas. Kata lurah itu, saya ini pejabat. Banyak tamu penting datang ke rumah. Bagaimana nanti kalau ada bupati datang ke rumah dan dia tahu anak saya tidak naik kelas?"
Emak tersenyum. Di Banten dikenal para lelakinya sebagai jagoan atau itilahnya "jawara". Lalu sudah umum istilah "sadigo" alias "salah dikit golok" di masyarakat. Pokoknya, jangan cari masalah dengan jawara. Dan itu dideklarasikan secara luas, seolah jadi teror bagi masyarakat.
Emak bercerita bagaimana caranya mengatasi lurah yang sedang marah itu. Emak mempersilahkan lurah itu duduk, dusuguhi minum. Kata Emak kepada lurah itu, "Lebih malu mana, kalau bupati itu meminta putri Bapak memasak, lalu masakan anak Bapak tidak enak? isalnya sayur asem rasanya kok manis? Ayo, malu mana?"

Alhamdulillah, kata Emak, lurah itu paham dan meminta tahun depan anaknya dibimbing agar pintar dan jadi perempuan yang pandai memasak. "Insya Allah, kami akan membimbing putri Bapak. Tapi Bapak juga harus membimbing anak Bapak di rumah. Pendidikan anak itu jangan dibebankan semuanya kepada guru. Orngtua juga harus berperan di rumah," begitu kata Emak.
Setelah itu, kata Emak lagi, setiap musim duren, lurah itu selalu mengirim duren. Saya sudah sering mendengar cerita seperti ini dari Emak. Apalagi versi Bapak, yang juga kepala sekolah SGO PGRI di Serang, lebih sering dan lebih konfrontatif. Saya rasa, hampir semua teman-teman saya yang orangtuanya guru di Banten mengalaminya: SADIGO - salah dikit golok. Saya pernah menyaksikan, teman saya sesama pelajar di SMAN 1 Serang, mengamuk bawa golok di dalm kelas karena tidak naik. Untung ada seorang guru yang memiliki ilmu bela diri. Akhirnya murid itu bisa ditaklukkan tanpa pertumpahan darah.
Bahkan saya pun mengalaminya. Beberapa teman saya juga, trutama orang-orang yang kritis dan vocal terhadap kinerja pejabat di Banten yang cenderung korup. Bahkan di era Banten jadi provinsi dan modern ini juga, ketika ekonomi dan politik bersinggungan, semakin merajalela. Awas, kamu! Sadigo - salah dikit golok.

Sekarang di usianya yang ke 80, Emak mengenangnya sebagai sesuatu yang indah. Di Banten, jadi perempuan pemimpin di era 70-an, sangat tidak populer, kecuali jika di depan namanya ada gelar "Ratu".(GolAGong)

Senin, 02 Februari 2015

Keutamaan Shalat Malam


Berikut akan dijabarkan mengenai keutamaan sholat malam. Pada kesempatan ini akan diuraikan mengenai 14 keutamaan sholat malam. Banyak hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan fadillah dan keutamaan sholat malam diantaranya :

Pertama : Sholat malam adalah ibadah yang biasa dikerjakan orang-orang sholeh, ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, penghapus berbagai kesalahan dan pencegah dari perbuatan dosa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
"Hendaklah kalian sholat malam, karena sholat malam adalah kebiasaan yang dikerjakan orang-orang sholeh sebelum kalian, ia adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus berbagai kesalahan dan pencegah perbuatan dosa." (HR. Tirmidzi)
 Kedua : Sholat malam merupakan sholatnya para abraar (orang-orang yang banyak berbuat kebaikan), Nabi SAW jika mendoakan salah seorang diantara sahabat beliau berkata :

"Semoga Allah menjadikan atas kamu sholatnya orang-orang yang banyak berbakti, mereka sholat di malam hari dan berpuasa di siang hari, mereka tidak mempunyai dosa dan tidak pula melakukan kejahatan." (HR. Abd al-Humaid dan abd-Dhiyaa' al Maqdisi dan disahihkan oleh Syeikh al-Albani r.a [silsilah al-Ahadits ash-Shahiihah no : 1810])

Ketiga : Sholat malam adalah sholat yang disaksikan (masyhudah). Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya dekat-dekatnya Allah kepada seorang hamba adalah di tengah malam, maka jika kamu mampu tergolong orang-orang yang mengingat Allah pada saat itu, jadilah." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam "shahihnya" no : 1085)
Dari Amr bin Abasah r.a. berkata :
Aku berkata : Wahai Rasulullah, (bagian) dari malam manakah yang paling didengar (oleh Allah)? beliau bersabda : "Pertengahan malam yang terakhir, maka sholatlah sesukamu, karena sholat tersebut disaksikan dan dicatat hingga kamu sholat subuh." (HR. Abu Dawud)
Hadits Ali bin Abi Thalib r.a., Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya seorang hamba bila bersiwak, lalu berdiri mengerjakan sholat, maka berdirilah seorang malaikat dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya dengan seksama kemudian dia mendekatinya - atau beliau mengucapkan kalimat seperti itu - hingga malaikat itu meletakkan mulutnya di atas mulutmu, maka tidaklah keluar dari mulutnya bacaan Al-Qur'an itu melainkan langsung ke perut malaikay, oleh sebab itu bersihkanlah mulut-mulut kalian untuk membaca Al-Qur'an."
Keempat : Sholat malam salah satu amal yang menyebabkan pelakunya masuk surga berdasarkan sabda Nabi SAW :
"Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makan dan sholatlah di malam hari ketika manusia sedang tidur lelap, niscaya kamu masuk surga dengan penuh kedamaian." (HR. Ibnu Majah)

Kelima : Orang yang bangun dari tidurnya untuk mengerjakan sholat niscaya akan terlepas dari ikatan setan, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
"Setan mengikat tiga ikatan pada bagian belakang kepala salah seorang di antara kamu ketika tidur, dia mengencangkan setiap ikatan itu (seraya berkata) malam yang panjang bagimu, maka tidurlah! jika ia bangun lalu mengingat Allah, terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu maka terbukalah satu ikatan lagi, dan jika ia sholat terbukalah sata ikatan lagi, lalu ia menjadi semangat lagi veria dan jika tidak, jiwanya menjadi jelek lagi malas." (HR. Bukhari)
Keenam : Sholat malam sebagai sebab rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, berdasarkan hadits Rasulullah SAW :
"Allah merahmati seorang suami yang bangun dimalam hari lalu dia sholat dan membangunkan isterinya, jika sang istri enggan, ia percikkan air ke wajahnya dan Allah merahmati seorang istri yang bangun di malam hari lalu dia sholat dan membangunkan suaminya jika suaminya enggan, dia percikkan air pada wajahnya." (HR. Abu Dawud)
Hadits ini sebagai anjuran untuk membangunkan isteri/keluarga agar mengerjakan sholat malam.
Ketujuh : Orang yang mengerjakan sholat malam memperoleh cinta Allah, dari Abu Darda' r.a. berkata Nabi SAW bersabda :
"Tiga golongan yang Allah mencintai dan tertawa kepada mereka serta memberi mereka berita gembira; orang yang manakala ada sekelompok pasukan terbuka peluang perang, dia berperang di belakang barisan pasukan itu dengan dirinya karena Allah SWT, (dia diantara satu dari dua pilihan) terbunuh atau dimenengkan oleh Allah SWT dan dicukupinya, maka Dia berkata : "Lihatlah kepada hamba-Ku ini, bagaimana ia bersabar dengan dirinya karena Aku. Orang yang mempunyai isteri yang cantik dan kasur yang lembut lagi bagus, lalu dia bangun sholat di malam hari, maka Allah berkata : Dia meninggalkan syahwatnya dan mengingat Aku, sekiranya dia mau tentunya dia tidur dan orang yang mana bila dia berada dalam perjalanan bersama para musafir yang bergadang lalu tidur maka dia bangun sholat di akhir malam baik dalam kondisi tidak senang atau senang." (HR. Thabrani)
Delapan : Sholat malam memasukkan seorang hamba tergolong orang-orang yang banyak berdzikir mengingat Allah, berdasarkan hadits Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri r.a., Rasulullah SAW bersabda :
"Apabila seorang suami membangunkan isterinya di malam hari lalu mereka sholat berjama'ah dua raka'at niscaya mereka dicatat tergolong orang-orang yang banyak mengingat (Allah)." (HR. Abu Dawud)
Sedangkan orang yang banyak berdzikir mengingat Allah, akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar di sisi-Nya. Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al-Ahzaab : 35)

Sembilan : Orang-orang yang paling mulia di antara umat ini, mereka yang senantiasa mengerjakan sholat di malam hari, Abdullah bin Abbas r.a. meriwayatkan dari Rasulullah SAW beliau bersabda :
"Orang-orang yang paling mulia dari umatku adalah para pembawa Al-Qur'an dan orang-orang yang senantiasa sholat di malam hari." (HR. Ibnu Abid Dun-ya dan al-Baihaqi)
Dalam hadits Sahl bin Sa'ad dia berkata :
"Jibril pernah datang kepada Nabi SAW lalu berkata : "wahai Muhammad! hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan mati, berbuatlah sekenhendakmu sesungguhnya engkau akan dibalas dengannya dan cintailah siapa saja yang engkau sukai, sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mu'min adalah (dengan) sholat malam dan kehormatan/keperkasaan manakala tidak tergantung kepada manusia." (HR. Thabrani)
Sepuluh : Sholat malam sholat yang paling afdhol setelah sholat lima waktu, berdasarkan hadits Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda :
"Puasa yang paling afshol setelah puasa ramadhan adalah di bulan Muharram dan sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR. Muslim)
Dan Riwayat yang lain beliau bersabda :
"Sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat di tengah malam." (HR. Muslim)
Sebelas : Orang-orang yang senantiasa sholat malam memiliki surga yang khusus untuk mereka. Dari Abdullah bin Umar dari Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya di surga ada sebuah ruangan yang mana bagian luarnya dapat dilihat dari dalmnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya, Allah menyiapkannya untuk orang yang memberikan makan, melembutkan tutur kata, senantiasa mengikuti sholat dan sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur lelap." (HR. Thabrani)
Pada redaksi yang lain berbunyi :
"Sesungguhnya di surga itu ada sebuah ruangan yang mana bagian luarnya dapat dilihat dari dalmnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya", maka Abu Malik al-Asy'ariy bertanya : "untuk siapakah ruangan itu, wahai Rasulullah? "beliau bersabda : "Untuk orang yang baik pembicaraannya, yang memberikan makan dan sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur." (HR. Thabrani)
Dua Belas : Setiap malam ada dua saat, jika seorang hamba berdo'a pada saat tersebut niscaya do'anya terkabul, berdasarkan hadits jabir bin Abdullah r.a. beliau berkata aku mendengar Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya pada malam hari ada dua saat, tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah kebaikan dari urusan dunia dan akhirat bertepatan dengan saat tersebut, melainkan Dia memberikan permohonan dan hal tersebut pada setiap malam." (HR. Muslim)





Kamis, 29 Januari 2015

Curhatan Pendidik

Dunia Pendidikan adalah dunia yang dinamis, dimana para warganya di tumtut untuk dapat berubah dan meyukai perubahan, baik perubahan sistem maupun perubahan kurikulum dan juga perubahan paradigma berfikir para guru dan siswanya. Jika saja salah satu pendidik tidak paham tentang keniscayaan suatu perubahan maka lembaga pendidikan yang menaunginya akan hilang di telan perubahan. Apa yang saya maksud adalah kelambanan proses perubahan lembaga pendidikan yang sudah satu tahun berjalan ini saya tempati. Memang dalam awal kegiatan, lembaga ini tidak menjanjikan apapun apalagi materi berlimpah pada para tenaga pendidiknya, sehingga menimbulkan suatu semangat yang kendur bahkan kurang bersemangat dalam mengemban amanah ini.

Amanah yang begitu berat tidak dianggap penting oleh beberapa masyarakat yang mendiami lembaga ini. Mengapa saya berkata demikian??
karena memang sudah fakta yang konkrit setiap ada kegiatan undangan untuk kemaslahatan anak bangsa, ada saja alasan sehingga tidak dapat hadir. Tidak mudah untuk memberikan pemahaman kepada "mereka" yang memang memiliki Kesibukan lain diluar dunia pendidikan. Bahkan, ketika ada urusan yang menurut hemat saya adalah urusan yang tidak penting (Remeh) seperti contohnya kedatangan tamu seorang teman kuliah yang sudah sejak wisuda belum bertemu, sungguh ini adalah semangat yang turun, mengapa tidak diajak saja ke tempat rapat atau kasih alasan bahwa saya ada kegiatan yang Urgent tidak dapat ditinggal, sudi kiranya teman kita kita mengerti dan paham dan alangkah baiknya jika mau menunggu.

Saya sungguh miris, saya sungguh mengernyitkan dahi ketika hal ini benar-benar terjadi di tempat saya bekerja. Dalam hati ada rasa dongkol (kok seperti ini ya....??????). Sudah kegiatan sehari-harinya kurang ada pengawasan dan kurang aktif, terus apakah kita sebagai penduduk di lembaga ini tidak pernah berfikir untuk mau berubah???. Jika tidak ada perubahan juga niscaya lembaga ini akan ditinggalkan, akan hilang di telan masa bahkan akan jauh tertinggal oleh lembaga-lembaga yang sudah maju dan lembaga-lembaga yang siap berlari kencang untuk melakukan perubahan.

Kondisi di tempat lembaga saya bernaung kurang lebih sama dengan kondisi bangsa ini yang "linglung". Linglung karena berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh kepala negaranya. Bagaimana Presiden JOKOWI tidak dapat mengislahkan antara POLRI dan KPK bahkan malah memperkeruh suasana. Ini tidak sesuai dengan amanat dari Founding Father kita dulu. Bagaimana dengan gagah beraninya, Dwitunggal Proklamator negara kita dengan ikhlas mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongannya demi kepentingan nasional. Sungguh negeri yang saya cintai ini dalam bahaya dan lebih bahaya lagi lembaga tempat saya bernaung dalam kondisi yang kurang kondusif. Mudah-mudahan kedepannya lembaga pendidikan tempat saya bernaung menjadi lebih baik lagi dan dapat mengikuti arus perubahan agar nantinya menjadi lembaga tauladan bagi siswa-siswanya lebih luas lagi untuk masyarakat di sekitar.

Anyer, 29 Januari 2015

Rabu, 19 November 2014

Modalitas Belajar

Pelajar, baik itu pelajar SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi memiliki modalitas belajar yang sama yaitu sama-sama memiliki modalitas Visual, Auditory dan Kinestetik. Mengapa demikian? karena ketiga modal itulah yang diberikan Tuhan kepada Manusia.

Modalitas belajar tersebut adalah:
1) Visual Learners
     Kelompok pelajar dengan tipe Visual biasanya menerima informasi dengan menitikberatkan informasi berupa Tulisan dengan kata lain menyerap informasi dengan melihat, membaca dan membutuhkan bukti berupa fisik yang dapat dilihat dengan mata.

2) Auditory Learners
    Kelompok belajar dengan tipe Auditory biasanya menerima informasi dengan menitikberatkan informasi berupa pendengaran yang pada artinya, kelompok belajar dengan tipe ini menangkap atau menyerap informasi dengan mendengar.

3) Kinestetik Learners
    Kelompok belajar dengan tipe Kinestetik menerima informasi dengan sentuhan, biasanya kelompok pelajar tipe ini tidak bisa diam artinya walaupun mendengarkan informasi yang diberikan Guru biasanya dibarengi dengan mencorat-coret kertas bahkan menggambar di tengah-tengah materi diskusi.

Diambil dari berbagai sumber

Senin, 08 September 2014

Kurikulum 2013

Oleh Mohammad Nuh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Artikel ini Sudah Dimuat di Harian Kompas, Kamis, 7 Maret 2013


Dalam beberapa bulan terakhir, harian Kompas memuat tulisan dari mereka yang pro ataupun kontra terhadap rencana implementasi Kurikulum 2013. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas berbagai pandangan tersebut. 

Saya berkesimpulan, mereka yang mempertanyakan kurikulum 2013 adalah karena ada perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013.

Secara falsafati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya.

Dalam UU Sisdiknas, menjadi bermanfaat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, dan seterusnya.

Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai. 

Perencanaan Pembelajaran

Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang baik, proses panjang tersebut dibagi menjadi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan.

Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan pendidikan harus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.

Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.

Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum, karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum. (Mohammad Abduhzen, “Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas, 21/2 dan “Implementasi Pendidikan”, Kompas, 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. 

Tanpa metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk SD dirumuskan sebagai “memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,  menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif  dan kreatif, dalam ranah konkret dan  abstrak, sesuai dengan yang  ditugaskan kepadanya.”
Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.

Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 seperti diuraikan di atas dikembangkan atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengan demikian, tidaklah tepat apa yang disampaikan Elin Driana, “Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012) yang mengharapkan sebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya.

Mengatakan tidak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah kurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TIMSS 2011 dan materi kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70 persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP.
Belum lagi rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang tindih yang tidak diperlukan pada beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berfikir. 

Kompetensi Inti

Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut diterapkan.

Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.

Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. 

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. 

Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.

Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti. Bila pengertian kompetensi inti telah dipahami dengan baik, tentunya tidak akan ada kritikan bahwa Kurikulum 2013 adalah salah dengan alasan pada “Kompetensi Inti Bahasa Indonesia” tidak terdapat kompetensi yang mencerminkan kompetensi Bahasa Indonesia, karena memang tidak ada yang namanya kompetensi inti Bahasa Indonesia, sebagaimana yang dipertanyakan Acep Iwan Saidi, “Petisi untuk Wapres” (Kompas, 2/3).

Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini  sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. 

Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. Apabila konsep pembentukan kompetensi ini dipahami, dapat mengurangi bahkan menghilangkan kegelisahan yang disampaikan L. Wiliardjo dalam “Yang Indah dan yang Absurd” (Kompas,  22/2)

Kedudukan Bahasa

Uraian rumusan kompetensi seperti itu masih belum cukup untuk dapat digunakan, terutama saat merancang kurikulum SD (jenjang sekolah paling rendah), tempat dimana peserta didik mulai diperkenalkan banyak kompetensi untuk dikuasai. Pada saat memulainya pun, peserta didik SD masih belum terlatih berfikir abstrak. Dalam kondisi seperti inilah, maka terlebih dahulu perlu dibentuk suatu saluran yang menghubungkan sumber-sumber kompetensi, yang sebagian besarnya abstrak, kepada peserta didik yang masih mulai belajar berfikir abstrak.

Di sini peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik.

Usaha membentuk saluran sempurna (perfect channels dalam teknologi komunikasi) dapat dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Dengan kata lain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif dan perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan.

Dengan cara ini, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada model pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh pendidik maupun peserta didik.

Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang kontekstual, peserta didik sekaligus dilatih menyajikan bermacam kompetensi dasar secara logis dan sistematis. Mengatakan kompetensi dasar Bahasa Indonesia SD, yang memuat penyusunan teks untuk menjelaskan pemahaman peserta didik, terhadap ilmu pengetahuan alam sebagai mengada-ada (Acep Iwan Saidi, “Petisi untuk Wapres”), sama saja dengan melupakan fungsi bahasa sebagai pembawa kandungan ilmu pengetahuan.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu ada baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas, sebelum mengkritik.