Membicarakan kata Galau ternyata menjadi pembicaraan yang tak ada habisnya. Mulai anak remaja, Dewasa bahkan yang sudah tua sekalipun pernah bersentuhan dengan kata galau. jika galau melanda yang ada hanya ada rasa hampa, sedih, suka melamun dan menyendiri. Ada satu kisah tentang rasa galau, sebut saja namanya Rusdi, Rusdi ini anak kedua dari Empat bersaudara, Kakak dan Kedua adik perempuannya sudah menikah dan punya anak. Tinggallah Rusdi seorang yang masih sendiri dan belum menemukan tulang rusuknya yang hilang (baca: Istri)
Hari demi hari, minggu berganti minggu, bulan berganti tahun Rusdi masih dengan kesendiriannya. Pada awalnya Rusdi tidak terlalu memikirkan kesendiriannya akan pendamping hidup. Namun, setelah satu persatu sahabatnya, teman dan mantan kekasihnya menikah, maka timbullah perasaan dalam hatinya ada sesuatu yang kering di dasar hati nya. Oh......... ternyata sendiri itu menyiksa (katanya dalam hati). Memang perlahan Rusdi mampu hadapi kesendirian ini namun rasa Galau kembali melanda, disaat teman-temannya bercanda dengan pasangannya atau dengan anaknya, Rusdi hanya Sendiri menahan rasa. Entah rasa apa dalam hatinya namun berbagai macam rasa menyatu dalam hati. Pernah suatu kali Rusdi mencoba untuk menjalin cinta namun dengan alasan bahwa dengan pekerjaannya sebagai jasa ojek, hubungan percintaan dengan sang kekasih pun kandas. Kekasihnya tidak yakin dengan keseriusan Rusdi dalam membina cinta menuju ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Lagi-lagi Rusdi ditimpa kesedihan yang menggalaukan hati. dalam hatinya tersimpan amarah yang terpendam yang hanya bisa dia rasakan tanpa mampu dia ceritakan pada ayah dan kakak serta kedua adiknya, Rusdi kembali pada habitatnya, kembali menjadi seorang pengusaha jasa Ojek yang santun, ceria dan ramah pada pelanggannya. Sejenak dia lupakan peristiwa putus cintanya dan kembali berjuang untuk mendapatkan kebahagiannya kembali.
Siang itu Rusdi mendapat jatah untuk membawa penumpang, karena Pengojek makin banyak akhirnya dibuat sistem time,,,,, hari itu panas sekali cuacanya, sudah seminggu lebih tidak hujan. Rusdi siap-siap membawa calon penumpangnya dan sebelum berangkat ada dialog singkat dengan penumpangnya.
"Punten Neng, mau kemana???"
"Ke Panimbang Kang"
"Panimbang......? apa gak Naik Angkot saja neng, lumayan jauh loh"
"Ga pa2 kang, udah tanggung turun disini, angkotnya juga gak sampai ke Panimbang"
"Ya udah kalau gitu, Punten namanya siapa atuh neng, Akang baru lihat neng soalnya"
"Aat Kang, atuh belum pernah liat kang, kan saya baru pulang dari Arab, ini saya mau pulang kampung, udah berhenti kerja di Arab, udah lelah dan bosan hidup dalam sangkar"
"Oh..... TKW neng, pantesan bawa barangnya banyak banget"
"Ia kang, udah yu kang berangkat"
"siap neng"
Perjalanan panjang pun dimulai, Rusdi menjalankan motornya dengan penuh hati-hati agar bisa sampai dengan selamat menuju Panimbang. Panimbang adalah sebuah daerah nelayan dan kebanyakan adalah orang-orang dari Indramayu, kebanyakan mereka berbahasa Jawa, Tiga jam kemudian Rusdi dan penumpangnya sudah sampai di Pasar Panimbang, sebuah pasar yang ramai dan berada tepat di pusat Kota Kecamatan Panimbang, lebih tepatnya lagi di jalan raya Panimbang-Pandeglang. Ramai dan Macet.
"Neng, mau berhenti dimana?"
"Kang belok kanan ya nyebrang jalan, disana ada jalan ke Kp Pasir Hejo"
"oke deh"
"Langsung ke rumah aja kang"
Sampailah Rusdi di rumah Aat dan disambut oleh Orang Tua Aat, Rusdi kikuk bukan maen, ternyata dia disangka calon suami Aat yang mau silaturahim. setelah dijelaskan akhirnya kedua orang tua Aat paham dan tertawa terbahak-bahak, akhirnya Rusdi menunda keberangkatan pulangnya karena diundang Orang Tua Aat untuk makan-makan dulu atau dalam bahasa mereka syukuran dulu karena Aat telah selamat pulang ke kampung halaman. Usut punya usut ternyata Orang Tua Aat sedang mencari jodoh buat anaknya, dan ditanyalah Rusdi apakah dia mau jadi suami Aat. Kagetnya bukan main si Rusdi ini, seakan dapet durian runtuh dan serba bingung menghinggap di kepalanya.
"Gimana Nak Rusdi, apakah nak Rusdi mau jadi Suami Aat anak saya??"
"Eh..... gini Pak, waduh"
"Nak Rusdi jangan berkata waduh, Bismillah jawab saja, kalau nak Rusdi belum bisa jawab ya tidak apa-apa bapak paham ko"
"Begini pak, tawaran bapak akan saya bicarakan dengan keluarga saya, Insya Allah saya pun sedang mencari calon Istri, saya terima tawaran bapak"
"Alhamdulillah........, lantas kapan keluarga nak Rusdi kemari"
"Insya Allah Secepatnya pak"
Begitulah kisah Rusdi yang berhasil menemukan Tulang rusuknya yang hilang, kadang jodoh itu tidak dapat diduga, ketika kita mendekati seseorang ternyata dia malah menjauh, ketika kita tidak mengenal seseorang eh, ternyata dengan secepat kilat dia mendekat.
"Karena masalah jodoh itu bukan masalah seberapa tampan atau cantik dirinya.
Bukan seberapa kaya dan terkenal dirinya,
Atau seberapa dekat kau dengannya.
Tapi jodoh adalah masalah kecocokan jiwa.
Dan kesiapan untuk hidup bersama dalam suka dan duka.
Menerima kelebihannya, juga memaklumi kekurangannya.
Bukan titik yang menciptakan tinta. Tapi tintalah yang menyebabkan titik.
Bukan cinta yang membuat jadi cantik, tapi karena cintalah ia terlihat cantik".
(@Setia Furqon Kholid)
Inilah yang terjadi pada Rusdi, Dua minggu kemudian pernikahan mereka dilaksanakan, Rusdi tampak gagah dengan setelan jas hitamnya dan Aat pun nampak anggun dengan jilbab putih dengan hiasan pengantinnya.
"Saya terima Nikah dan Kawinnya Aat Suliawati binti Bahrudin dengan mas kawin emas 5 gram dibayar Kontan!!!"
"gimana saksi Sah....??"
" Sah....!!!"
Berlinanglah air mata Rusdi karena telah melangsungkan pernikahannya, satu persatu dia salam dan sungkem pada kedua orang tuanya, sungguh pemandangan yang haru dan bahagia muncul di sana, semoga pernikahan mereka kan abadi selamanya. Aamiin.
Panimbang, 23 Juni 2014
Hari demi hari, minggu berganti minggu, bulan berganti tahun Rusdi masih dengan kesendiriannya. Pada awalnya Rusdi tidak terlalu memikirkan kesendiriannya akan pendamping hidup. Namun, setelah satu persatu sahabatnya, teman dan mantan kekasihnya menikah, maka timbullah perasaan dalam hatinya ada sesuatu yang kering di dasar hati nya. Oh......... ternyata sendiri itu menyiksa (katanya dalam hati). Memang perlahan Rusdi mampu hadapi kesendirian ini namun rasa Galau kembali melanda, disaat teman-temannya bercanda dengan pasangannya atau dengan anaknya, Rusdi hanya Sendiri menahan rasa. Entah rasa apa dalam hatinya namun berbagai macam rasa menyatu dalam hati. Pernah suatu kali Rusdi mencoba untuk menjalin cinta namun dengan alasan bahwa dengan pekerjaannya sebagai jasa ojek, hubungan percintaan dengan sang kekasih pun kandas. Kekasihnya tidak yakin dengan keseriusan Rusdi dalam membina cinta menuju ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Lagi-lagi Rusdi ditimpa kesedihan yang menggalaukan hati. dalam hatinya tersimpan amarah yang terpendam yang hanya bisa dia rasakan tanpa mampu dia ceritakan pada ayah dan kakak serta kedua adiknya, Rusdi kembali pada habitatnya, kembali menjadi seorang pengusaha jasa Ojek yang santun, ceria dan ramah pada pelanggannya. Sejenak dia lupakan peristiwa putus cintanya dan kembali berjuang untuk mendapatkan kebahagiannya kembali.
Siang itu Rusdi mendapat jatah untuk membawa penumpang, karena Pengojek makin banyak akhirnya dibuat sistem time,,,,, hari itu panas sekali cuacanya, sudah seminggu lebih tidak hujan. Rusdi siap-siap membawa calon penumpangnya dan sebelum berangkat ada dialog singkat dengan penumpangnya.
"Punten Neng, mau kemana???"
"Ke Panimbang Kang"
"Panimbang......? apa gak Naik Angkot saja neng, lumayan jauh loh"
"Ga pa2 kang, udah tanggung turun disini, angkotnya juga gak sampai ke Panimbang"
"Ya udah kalau gitu, Punten namanya siapa atuh neng, Akang baru lihat neng soalnya"
"Aat Kang, atuh belum pernah liat kang, kan saya baru pulang dari Arab, ini saya mau pulang kampung, udah berhenti kerja di Arab, udah lelah dan bosan hidup dalam sangkar"
"Oh..... TKW neng, pantesan bawa barangnya banyak banget"
"Ia kang, udah yu kang berangkat"
"siap neng"
Perjalanan panjang pun dimulai, Rusdi menjalankan motornya dengan penuh hati-hati agar bisa sampai dengan selamat menuju Panimbang. Panimbang adalah sebuah daerah nelayan dan kebanyakan adalah orang-orang dari Indramayu, kebanyakan mereka berbahasa Jawa, Tiga jam kemudian Rusdi dan penumpangnya sudah sampai di Pasar Panimbang, sebuah pasar yang ramai dan berada tepat di pusat Kota Kecamatan Panimbang, lebih tepatnya lagi di jalan raya Panimbang-Pandeglang. Ramai dan Macet.
"Neng, mau berhenti dimana?"
"Kang belok kanan ya nyebrang jalan, disana ada jalan ke Kp Pasir Hejo"
"oke deh"
"Langsung ke rumah aja kang"
Sampailah Rusdi di rumah Aat dan disambut oleh Orang Tua Aat, Rusdi kikuk bukan maen, ternyata dia disangka calon suami Aat yang mau silaturahim. setelah dijelaskan akhirnya kedua orang tua Aat paham dan tertawa terbahak-bahak, akhirnya Rusdi menunda keberangkatan pulangnya karena diundang Orang Tua Aat untuk makan-makan dulu atau dalam bahasa mereka syukuran dulu karena Aat telah selamat pulang ke kampung halaman. Usut punya usut ternyata Orang Tua Aat sedang mencari jodoh buat anaknya, dan ditanyalah Rusdi apakah dia mau jadi suami Aat. Kagetnya bukan main si Rusdi ini, seakan dapet durian runtuh dan serba bingung menghinggap di kepalanya.
"Gimana Nak Rusdi, apakah nak Rusdi mau jadi Suami Aat anak saya??"
"Eh..... gini Pak, waduh"
"Nak Rusdi jangan berkata waduh, Bismillah jawab saja, kalau nak Rusdi belum bisa jawab ya tidak apa-apa bapak paham ko"
"Begini pak, tawaran bapak akan saya bicarakan dengan keluarga saya, Insya Allah saya pun sedang mencari calon Istri, saya terima tawaran bapak"
"Alhamdulillah........, lantas kapan keluarga nak Rusdi kemari"
"Insya Allah Secepatnya pak"
Begitulah kisah Rusdi yang berhasil menemukan Tulang rusuknya yang hilang, kadang jodoh itu tidak dapat diduga, ketika kita mendekati seseorang ternyata dia malah menjauh, ketika kita tidak mengenal seseorang eh, ternyata dengan secepat kilat dia mendekat.
"Karena masalah jodoh itu bukan masalah seberapa tampan atau cantik dirinya.
Bukan seberapa kaya dan terkenal dirinya,
Atau seberapa dekat kau dengannya.
Tapi jodoh adalah masalah kecocokan jiwa.
Dan kesiapan untuk hidup bersama dalam suka dan duka.
Menerima kelebihannya, juga memaklumi kekurangannya.
Bukan titik yang menciptakan tinta. Tapi tintalah yang menyebabkan titik.
Bukan cinta yang membuat jadi cantik, tapi karena cintalah ia terlihat cantik".
(@Setia Furqon Kholid)
Inilah yang terjadi pada Rusdi, Dua minggu kemudian pernikahan mereka dilaksanakan, Rusdi tampak gagah dengan setelan jas hitamnya dan Aat pun nampak anggun dengan jilbab putih dengan hiasan pengantinnya.
"Saya terima Nikah dan Kawinnya Aat Suliawati binti Bahrudin dengan mas kawin emas 5 gram dibayar Kontan!!!"
"gimana saksi Sah....??"
" Sah....!!!"
Berlinanglah air mata Rusdi karena telah melangsungkan pernikahannya, satu persatu dia salam dan sungkem pada kedua orang tuanya, sungguh pemandangan yang haru dan bahagia muncul di sana, semoga pernikahan mereka kan abadi selamanya. Aamiin.
Panimbang, 23 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar