Iklan

Tampilkan postingan dengan label CERPEN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERPEN. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Desember 2015

Mengenang Cinta Masa Lalu : Kaulah Bunga di Mataku II

Milatul Ulya
Namanya terngiang-ngiang di mataku tatkala nama itu terpampang di struktur diagram pengurus OSIS periode 2002-2003, nama itu tertulis jelas sebagai Wakil Bendahara II, aku tak menyangka dia sehebat itu hingga menjadi pengurus inti OSIS. Di balik tubuh kecil nya dia menyimpan energi yang sangat besar sehingga memiliki buah pemikiran yang cemerlang hingga dapat amanah sebagai Wakil Bendahara. Ternyata gadis cantik itu berjiwa pemimpin dan sabtu kemarin pastinya dia ikut Musyawarah MPK dan mewakili kelasnya, kenapa aku tak ikut saja kemarin, sungguh aku menyesali hal ini. Aku mungkin bukan tipe pelajar yang suka rapat atau dengar pendapat, aku lebih suka yang biasa saja, belajar lalu menulis PR, ikut lomba dan bersosialisasi dengan normal tanpa harus ikut OSIS.

###################################

Kelas ku di I F tergolong biasa saja dalam urusan organisasi namun di kelasku merupakann kelas "Neraka" kenapa ku bilang demikian? Karena di kelas I F banyak berkumpul orang-orang cerdas yang di SMP nya merupakan juara kelas. Ada Ani Juara Umum waktu di SMP Negeri 1 Cinangka, saingan beratku dulu. Ada Harun Juara kelas dari SMP Muhammadiyah Cilegon, lalu ada Pratama Juara dari SMP Negeri 4 Cilegon, Kemudian ada Amri juara dari SMP 1 Cirebon. Sepertinya mereka akan jadi batu sandunganku dalam meraih prestasi. Benar saja selama aku di kelas 1 belum satupun aku meraih juara. Aku benar-benar gak habis fikir, ketika aku di kelas 3 D SMP aku selalu juara namun setelah ditelisik ke wali kelas, ternyata teman-temanku di kelas 3 D SMP itu biasa-biasa saja bahkan teman-temanku sering membuat onar di kelas bahkan dengan kelas lain, selain itu telah membuat guru seniku marah dan tidak mau mengajar di kelas. Puncaknya ketika patung di depan pintu masuk sekolah di rusak oleh Si Hakim si anak bengal, sampai-sampai pembuatnya pak Karto menangis karena patung itu merupakan buah karya seninya. Benar-benar pengalaman pahit yang harus ku tanggung karena akibatnya aku di panggil ke ruang kepala sekolah  karena harus mempertanggungjawabkan perbuatan teman-temanku.

Sabtu, 12 Oktober 2002
Sabtu sore saat semua pengurus OSIS sedang sibuk-sibuknya untuk membakar bebek dan ayam, aku duduk di ruang OSIS yang begitu luas, maklum ruang OSIS ini baru masih orisinil, baru dibangun tahun pelajaran yang lalu. Waktu itu hari sudah sore karena langit malam sudah hampir datang. Ulya (sapaan akrab Milatul Ulya) datang ke ruang OSIS dan menyapaku untuk pertama kalinya, lembut benar suaranya. Dia memintaku untuk membantunya untuk menyiapkan acara makan-makan, lebih tepatnya pembubaran panitia LATGAB Ekstraakurikuler yang 3 hari yang lalu telah berhasil di adakan dengan sukses. Dia menyuruhku mengikutinya dan akupun ikut dengannya. Ulya benar-benar begitu mempesona diriku, suara lembutnya menggetarkan jiwaku, aku begitu terpesona dibuatnya, aku berfikir gadis secantik dia apakah sudah ada yang punya???? Entahlah, kupendam saja perasaan ini hingga saat Ulya menikah pun dia tidak tahu bagaimana perasaanku padanya.

Malam itu kami pengurus OSIS beserta pembina duduk santai dan sarasehan membahas acara LATGAB yang sudah berjalan dengan baik, kami bahas dengan santai sambil makan-makan karena memang ini saatnya santai. Aku melihat Ulya begitu damai dan biasa saja, tidak ada rau capek maupun lelah di wajahnya tetapi dia terus mengikuti arahan pembina dan sesekali menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan kepada Sekretaris OSIS pada waktu, kalau tidak salah namanya Tahmidi. Dalam fikirku aku begitu kecil dan inferior diantara orang-orang itu, aku begitu pendiam, aku tidak bisa menyampaikan kata-kata seperti mereka, itu lah pengalamanku sebagai Pengurus OSIS, selama jadi pengurus OSIS aku selalu jadi jongos, tukang suruh ini dan itu, selalu jadi langganan seksi perleng Tekapan di setiap acara. Mungkin hanya itu yang dapat aku lakukan dan memang mungkin itulah keahlianku. Belum saatnya aku menjadi pemimpin acara. Namun demikian, aku tetap bersyukur pada Allah aku bisa belajar berorganisasi di OSIS dan dapat bersahabat dengan orang-orang hebat dari setiap kelas.

################################################

Siang itu ketika pelajaran Sejarah lagi asyik-asyiknya, aku dikagetkan dengan datangnya bu Sofie ke kelas. Bu Sofie guru BP beliau yang menangani murid-murid yang nakal dan punya kasus melanggar peraturan sekolah. Ternyata Joe telah melanggar peraturan dengan sistem poin yang pada waktu itu menjadi sistem pengamanan bagi murid yang melanggar peraturan, namun sistem poin ini menjadi sistem yang baru bagi kami karena sistem ini sebenarnya adalah sistem percobaan, kami dijadikan bahan percobaan Guru-guru bagian Kesiswaan. Joe keluar dari ruang BP dengan muka kusutnya, kemudian tanpa kami tahu dia menggebrak meja:

"Gubrakkkk!!!!!" Suara meja begitu kencang, 
"Kurang ajar!!!, siapa diantara kalian yang melaporkanku pada Guru???" tanya nya dengan suara keras
"Kalau kalian tidak mengaku, ayo kita duel satu satu di lapangan "

Tidak ada satu pun teman-teman lelaki ku yang mengiakan dan tak ada pula yang mau berantem siang itu, Joe benar-benar kalang kabut karena nilai batas untuk mendrop out siswa sudah hampir mengenainya. suasana pun hening dan kembali hidup setelah Pak Iksan Guru Bahasa Indonesia Masuk dan membahas Majas.

###########################################

Aku sangat tertarik dengan kemiliteran dan kuputuskan untuk mendaftar menjadi anggota PASKIBRA di sekolah. Namun, hari berganti hari tak dipanggil pula aku buat latihan, namun teman-temanku yang lebih tinggi dari aku sudah dipanggil bahkan yang tidak mendaftarpun dipanggil untuk mewakili SMA dalam pengibaran Bendera Merah-Putih di Kecamatan.


BERSAMBUNG.............

Sabtu, 05 Desember 2015

Kenangan Cinta Masa Lalu : Kau Lah Bunga di Mataku

20 Gambar Foto Bunga Mawar Merah

"Hei, kenapa kau gak mau datang???" Sahut Ersan, teman ku yang berbadan Gemuk
"Rasanya sakit San...."  Jawabku
"Dia akan lebih sakit jika kau tak mau datang dan memberi do`a untuknya" Ersan meyakinkanku
"Baik lah..., " Ku simpan bunga Mawar merah di meja dan ku beranjak dari kamarku dan bergabung dengan Ersan dan ketiga temanku.


Sabtu, 20 Juli 2002

13 Tahun yang lalu ketika itu sayup terdengar gerimis hujan menjatuhi atap rumahku, ku dekapi sebuah berkas yang tertutupi map berwarna biru. Lalu ku baca dan aku mengerti bahwa aku telah diterima di sekolah tujuanku di SMAN 1 Kota Depok kebanggaanku. Ku yakin bahwa tempat ini lah yang aku inginkan sebenarnya. Siang itu terasa seperti pagi karena langit siang berubah padam ketika kumpulan-kumpulan awan hitam mengerubunginya pertanda bahwa sang hujan akan membanjiri tanah gersang ini karena telah berbulan-bulan di hinggapi kemarau panjang. Namun bagiku hari itu terasa istimewa karena kami Anak-anak baru dari SMAN 1 Kota Depok di kumpulkan dalam satu tempat untuk mengikuti acara pembukaan MOS.

Di acara MOS aku begitu bahagia karena dapat bersahabat dengan orang-orang yang unik. Yang pertama Eep, Eep begitu aneh dengan suaranya yang parau dia tak begitu meyakinkan sebagai seorang lelaki. Kedua Eka, Eka begitu dewasa dan Pede terhadap apa yang dia lakukan, dia begitu halus perkataannya namun anehnya di saat yang bersamaan dia seperti Tukul yang mampu mengocok perut kita dengan tingkah dan lawakannya yang segar, tak kusangka si Eka pandai melawak. Yang ketiga Raihan, Raihan adalah tokoh diantara sahabat kami yang paling puitis dan juga lucu karena disamping dia "amat sangat gemuk" dia begitu gemar menonton film India, entah apa yang difikirkannya sehingga apapun pendapatnya selalu saja dia kait-kaitkan dengan beberapa judul film India. Keempat Ulya, dia satu-satunya sahabat perempuan dalam geng kami yang paling cantik. Ulya orangnya periang dan gaul banget, namun selain dia gaul dan selalu up to date, Ulya sangat pandai dalam pelajaran Biologi. Terakhir Naj, Naj begitu lugu dan sahabat kami yang paaaaaaaling lembut, Naj begitu halus perkataannya, saking halusnya suaranya pun tak dapat aku dengar. hehe.....

Tak seperti MOS-MOS pada saat sekarang, MOS ketika ku dulu sewaktu masih SMA, MOS sangat angker, MOS itu suatu alat untuk balas dendam atas perlakuan senior pada diri junior yang saat ini sedang MOS, entah apa yang harus kita lakukan karena dengan adanya MOS hanya akan menambah daftar panjang korban atas MOS itu sendiri. Seperti kejadian pada waktu itu tatkala kami semua di kumpulkan di lapangan dan membentuk sebuah lingkaran lalu ada satu orang siswa yang katanya hilang. Kami mencoba untuk mencarinya ternyata tidak ketemu karena korban penculikan itu ternyata hanya di umpetin oleh kakak senior, waduh betapa jahatnya kakak senior pada kita. Kami putus asa karena tidak jua mendapat titik terang. Kami benar-benar kalah oleh permainan panitia MOS. Selalu saja ada korban yang mesti kita cari. Si korban bernama Lilis, lalu Lilis pun ami cari sampai larut malam yang pada akhirnya tidak dapat kami temukan.

Tepat pukul 23.00 kami di "Gelinding" supaya masuk tenda dan lekas tidur, karena acara penutupan MOS dilakukan pada pagi hari sekira pukul 08.00 upacara penutupan dilaksanakan. Aku tak bisa tidur dengan keadaan tertekan apalagi sejak teman satu kelas hilang di acara MOS, atau lebih tepatnya dihilangkan. Aku mencoba tertidur tapi tetap saja tak bisa, di saat peserta MOS yang lain tidur pulas aku malah membuka mata dan telinga dan mendengarkan dengan seksama obrolan panitia MOS di basecamp.

"Gel...., tadi tuh kurang serius kamu"
"Masa sih Du,  perasaan sudah mateng deh"
"Emang nasi mateng, mbahmu!!"
"Coba kita pakai acara marah-marah dan ada nangis-nangisnya wah lebih seru tuh"
"Iya bisa asalkan si Lilis udah dikasih tahu dulu"
"Yo wes yo wes, wes bengi turu loh"

Benar dugaanku kan, ternyata ini cuma akal bulus panitia buat ngerjain kita, dasar ya. Pukul 08.00 tepat dan upacara pun di mulai. Kami para peserta MOS benar-benar lelah dengan acara ini, yang kami fikirkan hanyalah pulang, pulang dan pulang. Pembina upacara pun meninggalkan tempat upacara. Anak-anak kelas satu yang baru benar-benar  lucu, disaat penting ini ko malah ada yang pakai kaos kaki warna-warni, tali sepatu pakai tali rafia dan macem-macem lah, mungkin istilahnya ucapan selamat datang di Sekolah atau juga perkenalan dengan warga-warga di Sekolah ini, namun terlepas dari itu semua aku bahagia dan sesuai targetku lulus dari SMP dengan nilai terbaik dan masuk sekolah favorit, oh senangnya......, namun di saat ku mau pulang bawa peralatan aku melihat sosok perempuan kecil dan berjilbab panjang, swiiiiiirrrr..........., aku terpaku melihat keanggunannya siapakah gerangan wanita itu??? kenapa baru kali ini kau kulihat??? kemana saja aku selama ini yah??

Dia masuk ke kelas I B dan aku pun pulang karena mang Iyus sudah menungguku di jalan, "Baiknya aku kenalan besok saja siapa tahu masih bisa kenalan. Akhirnya di siang hari yang temaram itu karena di hinggapi awan hitam cumulonimbus yang siap-siap menurunkan isinya aku pergi pulang dengan hati penuh tanya, aku akan tanyakan pada temanku yang di kelas I B mudah- mudahan dia tahu.

BERSAMBUNG.........

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Minggu, 05 April 2015

Cerpen: Mari putuskan cinta

Kurang apa aku dimatamu, sehingga main ke rumah orang tuamu aku tak kamu izinkan. Sekedar berkenalan pun aku tak diizinkan. Aku berniat baik, aku tak ingin pacaran, aku ingin menikahi kamu. Aku ingin menikah dengan wanita yang aku cintai dan mencintai wanita yang aku nikahi nanti. Berbagai macam alasanmu untuk buatku patah semangat. Lalu, kamu buat aku menunggu hingga kakakmu menikah???  Maafkan aku, aku tak bisa menunggu selama itu, mari kita putuskan saja cerita ini, rangkaian drama hidup yang membuatku harus bersabar. Terima kasih buat semuanya, terima kasih kamu telah mau dengarkan isi hatiku, aku tetap mencintaimu meski kamu tak cintai aku. Jika berjodoh pasti bertemu di pelaminan.

Rajiv mengamati rangkaian tulisan di hp nya, dia berniat untuk memutuskan cerita cintanya denga Lola, wanita yang dicintainya. Sudah hampir setahun dia digantung. Rajiv memang mengaharapkan Lola menjadi Istrinya namun, sampai hari ini dia belum bisa melamarnya karena Lola belum siap untuk menikah dengan alasan Kakak perempuannya belum menikah. Sambil di baca dengan seksama, setelah rapi sms itu dikirimnya juga.

Rajiv orangnya santun dan rapi serta seorang yang menjaga dirinya dia berpendapat bahwa laki-laki harus menjaga wanita dan cara menjaga mereka adalah dengan cara cuek dengan mereka dan tidak memacarinya. Sepertinya pikiran Rajiv di mata lelaki pada umumnya adalah kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman namun itu Rajiv, sejak mengenal dakwah Islam di Semester II kuliahnya di UNDIP, Rajiv berubah dan lebih rajin ibadah. 

Setelah SMS dikirimkan dan terkirim, Rajiv pergi ke kamar dan tidur tanpa mempedulikan Hp yang berbunyi padahal yang menelpon adalah dosennya yang mau ngasuh info bahwa usulan proposal penelitiannya di tolak. 

Nasib nasib............

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Senin, 30 Maret 2015

Hati yang bimbang

Aku kan selalu ada untukmu.

Iya benar, kalimat itulah yang sering aku ucapkan dalam hati saat ini. Melihat keadaanmu saat ini aku semakin iba padamu, namun disaat iba itu datang perlahan-lahan rasa cinta hadir dalam hati. Cinta dalam hati mungkin dengan bahasa Pasha Ungu itu lah yang dapat aku gambarkan. Disaat hati bimbang untuk memilih, kamu hadir di saat aku  membutuhkan sosok untuk saling berbagi. Disaat pilihanku sudah kupaku, ternyata pilihanku mungkin salah. Disaat aku menegaskan untuk saling cinta ternyata dihatinya tak ada cinta bahkan biasa saja, mungkin aku terlalu mencintainya, aku dalam hal cinta memang tidak main-main. Aku tak ingin dianggap pecundang yang hanya mempermainkan perasaan makhluk sehalus perempuan. Perempuan itu penuh keindahan dan halus, tak mungkin aku mengatakan yang keras dan kasar. Perempuan itu sumber inspirasi bagi ku. Dialah Ibu bagi anak-anaknya, dialah Istri bagi suaminya, dialah tempat mencurahkan segala perasaan kaum Adam.

Aku mencoba menghilangkan rasa ini namun tak bisa, tak bisa aku menghindar namun tak bisa pula aku mengatakannya karena aku telah memilih orang lain, namun aku pun diujung tanduk. Tak bisa aku membawanya ke tenda biru penuh cinta. 

Aku dalam sangkar

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Sabtu, 21 Maret 2015

Dikejar Nikah: Desember Kelabu

Pagi itu ku merasa bahagia. Bahagiaaa pake banget. Pagi-pagi di SMS si "Cinta" kalau dia benar-benar gak mau kehilangan aku, dia bilang gini di SMS : 

"Sayang, jangan tinggalin aku ya, aku gak mau kehilangan kamu. Aku pingin kamu jadi Imam ku selamanya". 

Dalam hati, ini cewek kesambet apaan? apa gak salah ngomong ya? ya udah ku bales lagi aja dengan rayuan yang paling gress : 

"Iya sayaaang....., aku gak bakalan ninggalin kamu, kamu itu harta tak ternilai bagiku, kamu lah satu-satunya untukku, kamu juga ya jangan tinggalin aku, aku cinta kamu selamanya". 

Wuiiiiih makin mantap aja gombalan gue, maklum lah lagi hangat-hangatnya pacaran dan itu berlangsung selama satu bulan setelah kami balikan. kami balikan karena masih sayang, masih cinta dan segala rasa dan penuh harapan akan perkembangan cinta dan hubungan kami, dimana kami pernah putus. Selama 3 bulan kami pacaran rasanya komunikasi gak lancar, kami ngobrol pun jarang lalu sekedar say hello saja malu. Mungkin itu berasal dari diriku pribadi. Aku paham bahwa "dia" begitu haus akan cinta dan kaih sayang namun tak ku pedulikan padahal sebenarnya aku peduli dengan "dia" namun karena atas dasar menghindari dari dosa berkhalwat atau berdua-duaan akhirnya aku tak bisa mencurahkan rasa cinta dan kangen itu padanya, akhirnya kami berpisah "dia" memutuskan untuk putus dengan ku, melalui SMS!

#######

Setelah berlalu 3 bulan aku ngajak balikan sama "dia" aku mencoba sms mesra penuh rasa cinta padanya, aku kira "dia" tak membalas sms ku dan tak pedulikan aku. Ternyata dia pun sama dengan ku. Dia masih ada rasa cinta dan sayang. Alhasil kami balikan dan baik lagi seperti dulu. Aku mencintainuya dan dia pun mencintaiku, dia pernah mengatakan 

"Aa..., kapan aa datang ke rumah, kapan aa melamar neng...?" 

aku jawab "insya Allah kalau Allah merestui aa akan datang ke rumah neng bareng keluarga" 

Dia begitu berani menantang kapan datang melamar, aku pun tidak takut, aku sudah mempersiapkan semuanya, aku sudah ngobrol dengan paman, bibi, kakak dan ibu. semua anggota kelurga sudah setuju dan menyerahkan semuanya tentang kriteria calon istri kepadaku, Alhamdulillah aku sudah cerita sama keluarga, 

"Neng tenang aja, Aa juga lagi nabung untuk nikah, neng tunggu aa yah, insya Allah bulan Juli aa lamar Neng!"

"Apa Gak sekarang aja si A......? Neng mah gak papa ga di ramein juga yang penting aa siap lamar neng"

"Sabar ya sayaang, aa ingin kita rencanakan dengan baik, aa ingin kita sama-sama yakin dengan pilihan kita"

"owh.... gitu ya, ya udah aa jangan tinggalin aku ya, jangan duain aku, jangan selingkuh, semoga nanti pas puasa kita udah jadi suami Istri. Sayang, jangan tinggalin aku ya, aku gk mau kehilangan kamu. Aku pingin kamu jadi Imam ku selamanya".

"Iya sayaaang....., aku gak bakalan ninggalin kamu, kamu itu harta tak ternilai bagiku, kamu lah satu-satunya untukku, kamu juga ya jangan tinggalin aku, aku cinta kamu selamanya"

Seminggu kemudian, setelah kita sms an, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba "dia" sms kalau lebih baik kita jalan masing-masing aja.

"A, Neng putusin bahwa kita jalan masing-masing aja, maaf buat semuanya"

Dalam hati mah baru aja aku mau ngomong serius sama mamah kalau aku bakal melamar dia, eh dia malah mutusin aku, dasar gombal, berani-beraninya dia putusin aku tanpa sebab yang jelas. di telepon gak diangkat, di sms gak di bales, maunya apaa?? ternyata pingin mutusin aku, ya udah selamanya aku gak bakalan inget kaau kita pernah jadian, anggap saja kita gak pernah kenal. Mulai saat itu aku benar-benar sakit hati dan benci jika melihat wajahnya, jika aku melihatnya dan dia melihatku aku pura-pura gak melihatnya. Rasanya sakit dan nek melihat mantan pacar, tak peduli dia sakit atau pacaran dengan siapapun, aku tak peduli. Mulai sekarang dan selamanya aku hapus namanya  dari ingatanku dan bersiap menuju masa depan yang lebih baik.

Aku akan berusaha untuk tidak pacaran, aku akan mencari istri bukan cari pacar lagi, aku sudah bertekad bulat untuk Menikah tanpa pacaran, pacaran hanya akan membuat aku sakit hati, Kalau sudah saatnya menikah pasti Allah akan membukakan pintu dan jalan untuk menikah. Pasti. Insya Allah

20 Desember 2014

Senin, 16 Maret 2015

Assalamu'alaikum Darul Anwar: Santri Tua

Ditunjukkanlah aku tempat untuk tidur, yakni di Asrama Kayu (Kobong Jangkung). Kenapa di sebut Kobong Jangkung mungkin karena podasinya terdiri dari semen yang dibuat tinggi menjulang karena
menyesuaikan tanah. Pagi itu aku bersama Ust. Aang, aku berdiri termenung di hadapan kobong, lebih mirip kandang kambing dari pada Asrama poesantren. AKu sempeat berfikir seperti itu , namun seiring berjalannya waktu aku telah terbiasa tidur di Asramaku. AKu ditempatkan dengan santri muda yang baru lulus Aliyah (Setingkat SMA) Namanya Ahmad Faizi, ia mnerima ku sebagai teman apa adanya. Aku pun menghormati dia sebagai senior di pesntren.


Kamis, 12 Maret 2015

Nantikanku dibatas waktu


Lagu ini menceritakan tentang seorang ikhwan yang sedang jatuh cinta pada seorang akhwat. Si Ikhwan ini dalam hatinya terbersit keinginan untuk mempersunting Akhwat tersebut, namun karena sesuatu hal sang Ikhwan ini belum dapat melamar si Akhwat tersebut. Akhirnya, dengan keberanian si Ikhwan ini mengatakan sesuatu pada sang Akhwat : "Nantikanku dibatas waktu, jika kita sudah siap untuk menikah maka akan ku lamar kamu". Kisah ini merupakan kisah nyata, kisah nyata seseorang yang selalu menemani Aden {Deden Supriyadi (Alm)/Vocalist Ed-coustic) setiap kali tampil, dialah Eggie Gustaman N,  Gitaris Edcoustic.

Hal ini pun berlaku buat kamu wahai sobat, jika ada seseorang yang mengajak berpacaran namun belum siap menikah maka hadiahkanlah lagu ini padanya, agar dia sadar bahwa ikatan pacaran ini tidak baik dan lebih menikah MUDA atau jomblo tapi MULIA.

NDBW= "Nantikanku Di Batas Waktu"

Lagu yang menginspirasi
 

Jumat, 06 Maret 2015

Cinta itu Seperti Matematika

Keputusanmu membuat saya harus berfikir ulang. Berfikir sekali lagi agar benar-benar yakin atas pilihanku untuk menikahi dirimu. Aku Laki-laki, sudah sepatutnya untuk menjemputmu dari orang tuamu namun kamu berkata lain. Kamu lebih mementingkan perasaan kakakmu daripada diriku, kenapa harus seperti itu??? Aku bukan anak kecil, aku bukan anak remaja, usiaku sebentar lagi menua. Aku hampir kepala tiga dan kamu masih berfikir untuk menunda pernikahan. Apakah pernikahan kita itu harus di ramaikan??? harus di "wah"-kah??? bukankah agama kita sudah memudahkan untuk kita menikah. tak bisakah kamu berbaik sangka pada Allah kalau menikah itu cukup Ijab dan Qabul dengan penghulu??? Aku tidak dapat menunggu selama itu, aku ini punya target dan jika kamu memang tidak mau menikah dengan ku ya sudahlah mau gimana lagi, cukuplah kita menjadi sahabat, sahabat baik seperti awal kita saling mengenal.

Aku tidak bisa menjanjikan hidup kita lancar dan berkecukupan dan dilimpahi materi, namun aku mengajak kamu untuk sama-sama berjuang dalam suka maupun duka agar kita dapat mengukur diri kita. Cinta denganmu ibarat Matematika, penuh pertimbangan dan penuh perhitungan seperti memperhatikan bibit, bebet dan bobotnya. Jika memang harus sampai disini perjalanan kita, dan kamu ingin mencari jati dirimu yang sebenarnya maka aku menyerah kalah, aku tak bisa kau gantung seperti ini dan kamu pun gak mau menggantungkan anak orang kan??? maaf harus seperti ini, aku tidak cukup punya nyali untuk mengatakannya langsung, kuharap kita dapat bersahabat baik.

###

Rosa menatap surat beramplop merah dengan hati bergetar dan menatap nanar, tak kuasa membaca lembar demi lembar surat dari Adi kekasihnya, dia menangis sesenggukan di dalam rumah kostnya, sendiri tanpa kedua temannya yang pulang karena besok libur nasional. sekali lagi dia buka lembar demi lembar surat itu, Adi memutuskan tali cintanya, karena berbagai alasan konkrit yang tak bisa dia terima. Rosa memang mencintainya namun karena lebih mementingkan perasaan kakaknya yang belum menikah maka dia harus bertindak tegas, tragis bagi keduanya karena sudah berhubungan sebagai sepasang kekasih sudah tiga tahun lamanya.

Adi seorang yang pendiam, introvert dan jarang bicara jika tanpa keperluan, Adi mengenal Rosa ketika sama-sama bertemu di acara Ospek kampus, ketika itu Adi adalah panitianya dan Rosa menjadi anak baru yang di Ospek. Di acara Ospek memang Adi terkesan humble dan dekat dengan peserta Ospek namun dalam kehidupan sehari-hari si Adi kurang bersosialisasi. Entah darimana Adi dan Rosa ini menjadi sepasang kekasih namun di situlah mereka seperti berjodoh. Rosa seorang perempuan mandiri dan periang, dia tidak suka jika lawan bicaranya diam dan tak mersponnya. Rupanya Rosa tertarik pada Adi karena Adi orangnya berbeda 180 derajat ketika diluar kampus, Rosa terus saja mengikuti Adi dan memberikan pertanyaan seputar kehidupannya. Rosa ikut kegiatan jurnalistik dan distulah dia melatih kelebihannya di bidang itu dengan cara "mewawancarai Adi". Karena kedekatannya mereka yang begitu intens tak terasa Adi tertarik pada Rosa dan Rosa pun juga sama, Adi menyatakan cinta pada Rosa ketika selesai kegiatan UAS semester pertama dan mereka adalah sepasang kekasih yang kompak, dimana ada Adi di situ ada Rosa dan dimana ada Rosa di situ ada Adi, maka tak heran jika  anak kampus biru menyebut mereka adalah pasangan yang perfect.

###

Namun itu dulu tiga tahun yang lalu, tiga tahun masa-masa indah berpacaran membuat mereka berfikir akan kemana selanjutnya. Adi lulus Sarjana dengan baik dan mendapatkan kriteria Cum Laude, Adi seorang yang cerdas tak heran pula banyak temannya yang meminta bimbingan skripsi dan ujian, tak terkecuali Rosa. Rosa pun sama dia dibantu oleh kekasihnya hingga dapat lulus dengan tepat waktu. Karena prestasinya itu pihak Fakultas memberikan kesempatan untuk menjadi dosen tetap di kampus. Setelah menjadi Dosen, pemikiran Adi semakin berkembang dalam hidupnya. Hidupnya mengalami kekeringan, sudah saatnya dia untuk menikah. Adi lalu berbicara pada Rosa apakah dia siap untuk menikah dan hidup bersamanya dalam suka maupun duka. Namun, jawaban penolakan justru keluar dari mulut Rosa, secara halus Rosa memberikan alasan nanti ketika hidup bersama dimana akan tinggal, terus bagaimana dengan biaya pernikahan apakah sudah ada tabungan untuk persiapan pernikahan dan sebagainya. Sebuah jawaban yang mengecewakan bagi Adi tentunya.

Maka esoknya Adi benar-benar tegas pada Rosa, bahwa Cinta dengannya ibarat matematika, penuh perhitungan dan pertimbangan. Rosa pun di ultimatum apakah mau menikah dengannya atau tidak. Rosa membalas dengan SMS di WA:

"Mas, jika dirimu memaksaku untuk menikah maka silahkan cari wanita yang lain. Yang siap kamu nikahi tahun ini, maaf aku gak bisa menikah tahun ini. Aku masih punya kakak perempuan yang masih belum nikah. Maaf ya, aku gak ingin gantungin anak orang. Jika Mas mau menikah tahun ini silahkan"

Maka, Adi pun tak dapat berbuat banyak, dia segera mengambil pena dan kertas ditulislah apa-apa yang dianggap perlu untuk membalas WA -nya Rosa. Cinta memang tidak dapat dipaksakan, cinta harus sama-sama ikhlas. Maka Adi pun menjawab WA Rosa dengan sehelai surat, yang isinya memutuskan hubungan sebagai seorang kekasih dan kembali seperti semula yakni sahabat, berderailah air mata Rosa, sudah terlambat untuk minta maaf, Adi sudah pergi dan akan menikahi gadis pilihan orang tuanya.

 "Adi, maafkan aku" 

Selasa, 24 Februari 2015

Gadis diatas Pohon Jambu

Matahari mulai menyapa ketika Bram sampai di persimpangan Kp Matraman, terlihat di ujung jalan itu ada rumah kosong yang sepi, Bram melintas di rumah itu dan seakan tak percaya dia melihat sesosok gadis diatas pohon Jambu Air. Bram bukannya bertanya atau kenalan dia malah berdiri melihat gadis itu dan terdiam, ada perasaan campur aduk dalam dirinya, entah perasaan malu, kaget, ataukah cinta pada pandangan pertama. Gadis itu menatapnya dingin dan malah asyik mencari jambu yang sudah merah, sekali lagi Bram cuma terdiam dan masih menatap gadis itu, kemudian.....

Brukkk........! Gadis itu melompat turun dan tanpa babibu langsung masuk rumah tanpa permisi, Bram hanya keheranan melihat kejadian yang baru saja dialaminya.

 ###

Apa.........? Cinta pada pandangan pertama???? oh no......, sejak kapan Bram percaya pada cinta pandangan pertama, setiap Bram bicara dengan Azis rekan kerjanya di Mandala Bank, dia selalu berkata "Bullshit pada cinta pandangan pertama" entah karma atau kemakan omongan sendiri, mulai besoknya si Bram melewati Jalan di Kp Matraman itu dan berharap bisa bertemu lagi dengan gadis yang berada di pohon Jambu Air, namun hari kedua, ketiga dan keempat si Bram tak jua menemukan gadis  itu, dia berharap dapat melihatnya di atas pohon Jambu yang membuat perasaannya menjadi tergerak untuk ingin mengenalnya lebih jauh lagi.

Keesokan harinya Bram bertanya pada Azis temannya apakah dia tahu tentang gadis di rumah ujung Jalan Kp Matraman, dan si Azis keheranan.

"Bro, seinget gue, gue gak pernah lihat gadis di sekitar jalan itu, apalagi yang kata lu itu, rumah yang ada pohon jambu nya, sumpah setahun gue kerja di sini bareng lo, belum pernah gue lihat cewek yang lo , maksud"
"Sumpah Zis, berani gue disamber geledek dah, gue lihat sendiri dengan mata kepala gue sendiri, malah gue lihat dia manjat pohon, pas turun gak ngomong gak apa eh dia langsung aje nyelonong  masuk rumah, pan kaget gue"

Bram makin penasaran sama si gadis pohon jambu itu, malam harinya dia beranikan diri untuk bertamu ke rumah gadis itu, Namun sebelum Bram turun dari motornya gadis pohon jambu lagi duduk sendiri di bawah pohon jambunya, gadis itu tampak sedih dan sesekali menatap Bram, "Ko pucat sekali wajahnya??" gumam bram dalam hati, belum sempat bram berkata gadis itu langsung nyelonong masuk rumah, Bram makin penasaran ada apa gerangan gadis itu pergi tanpa mengucap satu kata pun.

"Dik...., cari siapa????" ada seorang Ibu menyapanya
"Eh Assalamu'alaikum Bu........"
"Walaikum Salam, lagi cari siapa ya Dik"
"Eh ini bu anu, saya lagi cari seorang gadis"
"Seorang gadis.....??"
"Iya bu, saya kemarin sepertinya melihat teman lama saya disini, saya pikir itu teman saya, saya takut saya salah orang makanya saya kesini, takut salah manggil bu"
"Memangnya siapa yang adek cari???"
"eh...... (gimana ya,) Mmm Ana bu, iya Ana"
"Astaghfirullaaaah......., jadi Adek lagi cari Ana?"
"Iya bu"
"Sebentar tunggu dulu disini ya"

Ibu setengah baya itu lalu masuk rumah dengan terheran-heran, aku sendiri kaget ko bisa si ibu itu mengucap Istighfar. Beberapa menit kemudian Ibu itu datang dengan membawa bingkai.

"Apakah foto ini yang Adek cari"
"Alhamdulillah iya bu, bener"
"Ya Allah Ya Rasulullah, jadi Adek belum tahu kejadian yang menimpa Ana???"
"Kenapa bu dengan ana???"
"Ana meninggal karena kecelakaan di Tol jagorawi seminggu yang lalu, ini adalah hari ketujuh meninggalnya Ana"

Bagai disambar petir, Bram kaget bukan kepalang dan tak terasa bulu kuduknya bediri, padahal empat hari yang lalu dia bertemu Ana di atas pohon jambu, dengan mata kepala sendiri si Ana lagi manjat pohon jambu, dan barusan saja dia pun bertemu Ana.

"Ya Sudah Dik, lupakan tentang Ana doakan dia semoga diterima di sisi-Nya, maafin Ana ya Dik jika Ana punya salah mungkin Adik punya sangkut paut hutang atau piutang ngomong aja sama Ibu ya"

Dengan langkah gontai Bram pulang dengan hati bertanya-tanya, "terus gadis yang kulihat itu siapa ya????" 
Wah jangan jangan...... jangan jangan..........

Bram melaju motornya dengan kencangnya sambil menahan kencing Bram ingat rupanya ini malam Jum'at

####

"Gitu Zis ceritanya, wah gak mau lagi dah gua lewat pertigaan itu, kapok gue. bukannya dapet kenalan gadis, eh gue malah lihat penampakan lagi hiiiyyyy........", "hahaha,,,,, lu sih pake acara penasaran segala, nyari gadis malah nyari yang jauh, tuh lihat kan ada Dara, kayaknya si Dara merhatiin lu terus deh " 
"halah dasar lu"

Bram menatap Dara dan sejenak melupalan gadis diatas pohon jambu tempo hari, kini dia akan mencoba melupakan sosok gadis yang membuatnya jatuh cinta dan sedikit melupakan rasa takut yang ada

Selesai


Rabu, 03 September 2014

Ketika Ayah berkata;

"kamu masih mengajar???" "iya yah"
"monoton dong, kerjanya cuma itu-itu aja, gak cari kerjaan yang lain aja" "enggak yah ini sudah pilihan Budi"

"memang kamu di gaji berapa??? nyampe satu juta???" "enggak yah" (aku menggelengkan kepala)

"tuh,,,,, mau jadi apa kamu dengan pekerjaan dan gaji yang kecil???? coba lihat si Apud, di sekarang jadi Surveyor di Honda, gajinya 2 juta sebulan sekarang udah menikah dia, coba kamu bayangkan dengan pekerjaan kamu dan bapak yakin gajimu pun kecil, apa bisa menghidupi anak istrimu kelak???"

Dan bla bla bla bla......, Ayah terus berkicau dengan teorinya dan anggapannya bahwa dengan menjadi guru itu gajinya kecil lah, susah hidup lah, serba kekurangan lah, aku tak peduli dengan itu semua, hidupku ya aku yang menjalani, toh ayah pun tidak membantu aku cari kerjaan bahkan dia hidup enak, ongkang-ongkang kaki dengan istri muda dan anak-anaknya, hanya sekedar peduli dengan pekerjaan ku yang sekarang yang hanya sebagai guru honor yayasan itu pun tanpa bantuan Ayah. Mana peduli Ayah dengan ku saat ini, yang Ayah pedulikan saat ini hanyalah mencari nafkah buat keluarganya bukan buat aku dan ibuku, aku sadar bahwa setelah mereka bercerai 14 tahun yang lalu Ayah seakan-akan pergi dan menghilang begitu saja tanpa memperhatikan kami, Ibu yang hanya lulusan SD hanya mampu menjadi tukang jahit kecil-kecilan dan ala kadarnya, namun alhamdulillah mampu untuk menyekolahkan aku hingga SMA, aku bersyukur dengan yang aku miliki sekarang. Lalu dimana Ayah???

Terkadang aku berfikir untuk apa aku setiap tahun, habis sholat idul fitri siangnya aku silaturahim ke Rumah Ayah di Desa Tetangga??? Untuk Apa?? Untuk apa jika hanya dijadikan bahan olok-olokan keadaan aku selama ini, aku berhasil lulus kuliah di salah satu Universitas negeri di Banten itu sama sekali tanpa bantuan Ayah, sama sekali tidak!! aku menguras keringat sendiri, aku berjuang dengan peluh dan darah dengan menjadi pelayan toko di salah satu toko supermarket di Kragilan Serang dan itu kulakukan selama 5 tahun dan  selama itu pula aku kuliah hingga berhasil di Wisuda 1 tahun yang lalu dan dimana Ayah ???? dimana Ayah ketika aku membutuhkannya, di saat aku butuh kasih sayang Ayah dia dimana??? ketika aku membutuhkan biaya wisuda Ayah dimana???? Justru aku harus berterima kasih pada Ibu dan Kakek karena kedua orang ini sangat berjasa untukku, Kakek dengan rela menjual sepetak tanahnya pada salah satu orang berada di kampung kami untuk biaya wisuda ku, lalu dimana Ayah.......???

##       ##         ##       ##        ##        ##       ##     ##       ##      ##      ##      ##      ##    

Dua tahun yang lalu persis di bulan ini, aku memutuskan untuk berhenti bekerja di supermarket, dan ini aku fikirkan sudah lama dan dengan berbagai pertimbangan dan aku katakan ini pada Ayah dan saat itu Ayah hanya mengatakan "terus kuliahmu gimana Bud? hanya pertanyaan itu saja namun aku hanya diam tak menjawab sikap Ayah kepadaku, aku hanya menghindari konflik dan debat dengannya, aku paham dengan semuanya, Ayah, Ibu tiriku dan Adik-adikku. aku takkan meminta bantuan apapun dari Ayah. Aku kuliah tanpa bantuan biaya dari Ayah. aku sendiri yang membiayai kuliahku. Terserah apa yang dikatakan Ayah padaku aku hanya mohon doa darinya bahwa saat ini kuliah tinggal semester akhir dan aku katakan bahwa aku takkan membebani Ayah dengan keadaan ku. aku akan cari sendiri biaya kuliahku, aku janji pada diriku bahwa aku pasti sukses tanpa bantuan Ayah, aku akan tunjukkan pada Ayah bahwa aku bisa sukses tanpa bantuannya aku Janji itu.

25 Desember 2013
Tanggal ini adalah moment dimana aku menyempurnakan sebagian kewajiban Agamaku, hari ini adalah dimana aku bisa berkata dengan bangga pada Ayah. Ayah, anakmu kini dapat menggapai impian-impiannya denga gemilang, anakmu ini sudah dapat membuktikan kepadamu bahwa Kesuksesan itu bukanlah hanya materi saja namun menikah pun adalah sama yaitu sebuah kesuksesan pribadi, dengan penuh rasa bangga aku mengenalkan Istriku pada Ayah di hari pernikahan ku. Nikah adalah Sunnah Nabi dan aku bisa buktikan bahwa aku bisa menikah dengan gadis pilihanku sendiri. Ayah.... inilah aku, Istriku dan pesta pernikahan ini adalah Murni dari hasil kerja kerasku selama ini, Ayah doakan kami mejadi Keluarga yang Sakinah. Mawadah dan Warahmah.... Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin


Minggu, 31 Agustus 2014

Kisah Rusdi si Tukang Ojek

Membicarakan kata Galau ternyata menjadi pembicaraan yang tak ada habisnya. Mulai anak remaja, Dewasa bahkan yang sudah tua sekalipun pernah bersentuhan dengan kata galau. jika galau melanda yang ada hanya ada rasa hampa, sedih, suka melamun dan menyendiri. Ada satu kisah tentang rasa galau, sebut saja namanya Rusdi, Rusdi ini anak kedua dari Empat bersaudara, Kakak dan Kedua adik perempuannya sudah menikah dan punya anak. Tinggallah Rusdi seorang yang masih sendiri dan belum menemukan tulang rusuknya yang hilang (baca: Istri)

Hari demi hari, minggu berganti minggu, bulan berganti tahun Rusdi masih dengan kesendiriannya. Pada awalnya Rusdi tidak terlalu memikirkan kesendiriannya akan pendamping hidup. Namun, setelah satu persatu sahabatnya, teman dan mantan kekasihnya menikah, maka timbullah perasaan dalam hatinya ada sesuatu yang kering di dasar hati nya. Oh......... ternyata sendiri itu menyiksa (katanya dalam hati). Memang perlahan Rusdi mampu  hadapi kesendirian ini namun rasa Galau kembali  melanda, disaat teman-temannya bercanda dengan pasangannya atau dengan anaknya, Rusdi hanya Sendiri menahan rasa. Entah rasa apa dalam hatinya namun berbagai macam rasa menyatu dalam hati. Pernah suatu kali Rusdi mencoba untuk menjalin cinta namun dengan alasan bahwa dengan pekerjaannya sebagai jasa ojek, hubungan percintaan dengan sang kekasih pun kandas. Kekasihnya tidak yakin dengan keseriusan Rusdi dalam membina  cinta menuju ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Lagi-lagi Rusdi ditimpa kesedihan yang menggalaukan hati. dalam hatinya tersimpan amarah yang terpendam yang hanya bisa dia rasakan tanpa mampu dia ceritakan pada ayah dan kakak serta kedua adiknya, Rusdi kembali pada habitatnya, kembali menjadi seorang pengusaha jasa Ojek yang santun, ceria dan ramah pada pelanggannya. Sejenak dia lupakan peristiwa putus cintanya dan kembali berjuang untuk mendapatkan kebahagiannya kembali.

Siang itu Rusdi mendapat jatah untuk membawa penumpang, karena Pengojek makin banyak akhirnya dibuat sistem time,,,,, hari itu panas sekali cuacanya, sudah seminggu lebih tidak hujan. Rusdi siap-siap membawa calon penumpangnya dan sebelum berangkat ada dialog singkat dengan penumpangnya.

"Punten Neng, mau kemana???"
"Ke Panimbang Kang"
"Panimbang......? apa gak Naik Angkot saja neng, lumayan jauh loh"
"Ga pa2 kang, udah tanggung turun disini, angkotnya juga gak sampai ke Panimbang"
"Ya udah kalau gitu, Punten namanya siapa atuh neng, Akang baru lihat neng soalnya"
"Aat Kang, atuh belum pernah liat kang, kan saya baru pulang dari Arab, ini saya mau pulang kampung, udah berhenti kerja di Arab, udah lelah dan bosan hidup dalam sangkar"
"Oh..... TKW neng, pantesan bawa barangnya banyak banget"
"Ia kang, udah yu kang berangkat"
"siap neng"

Perjalanan panjang pun dimulai,  Rusdi menjalankan motornya dengan penuh hati-hati agar bisa sampai dengan selamat menuju Panimbang. Panimbang adalah sebuah daerah nelayan dan kebanyakan adalah orang-orang dari Indramayu, kebanyakan mereka berbahasa Jawa, Tiga jam kemudian Rusdi dan penumpangnya sudah sampai di Pasar Panimbang, sebuah pasar yang ramai dan berada tepat di pusat Kota Kecamatan Panimbang, lebih tepatnya lagi di jalan raya Panimbang-Pandeglang. Ramai dan Macet.

"Neng, mau berhenti dimana?"
"Kang belok kanan ya nyebrang jalan, disana ada jalan ke Kp Pasir Hejo"
"oke deh"
"Langsung ke rumah aja kang"

Sampailah Rusdi di rumah Aat dan disambut oleh Orang Tua Aat, Rusdi kikuk bukan maen, ternyata dia disangka calon suami Aat yang mau silaturahim. setelah dijelaskan akhirnya kedua orang tua Aat paham dan tertawa terbahak-bahak, akhirnya Rusdi menunda keberangkatan pulangnya karena diundang Orang Tua Aat untuk makan-makan dulu atau dalam bahasa mereka syukuran dulu karena Aat telah selamat pulang ke kampung halaman. Usut punya usut ternyata Orang Tua Aat sedang mencari jodoh buat anaknya, dan ditanyalah Rusdi apakah dia mau jadi suami Aat. Kagetnya bukan main si Rusdi ini, seakan dapet durian runtuh dan serba bingung menghinggap di kepalanya.

"Gimana Nak Rusdi, apakah nak Rusdi mau jadi Suami Aat anak saya??"
"Eh..... gini Pak, waduh"
"Nak Rusdi jangan berkata waduh, Bismillah jawab saja, kalau nak Rusdi belum bisa jawab ya tidak apa-apa bapak paham ko"
"Begini pak, tawaran bapak akan saya bicarakan dengan keluarga saya, Insya Allah saya pun sedang mencari calon Istri, saya terima tawaran bapak"
"Alhamdulillah........, lantas kapan keluarga nak Rusdi kemari"
"Insya Allah Secepatnya pak"







Begitulah kisah Rusdi yang berhasil menemukan Tulang rusuknya yang hilang, kadang jodoh itu tidak dapat diduga, ketika kita mendekati seseorang ternyata dia malah menjauh, ketika kita tidak mengenal seseorang eh, ternyata dengan secepat kilat dia mendekat.

"Karena masalah jodoh itu bukan masalah seberapa tampan atau cantik dirinya.
Bukan seberapa kaya dan terkenal dirinya,
Atau seberapa dekat kau dengannya.

Tapi jodoh adalah masalah kecocokan jiwa.
Dan kesiapan untuk hidup bersama dalam suka dan duka.
Menerima kelebihannya, juga memaklumi kekurangannya.

Bukan titik yang menciptakan tinta. Tapi tintalah yang menyebabkan titik.
Bukan cinta yang membuat jadi cantik, tapi karena cintalah ia terlihat cantik".

(@Setia Furqon Kholid)

Inilah yang terjadi pada Rusdi, Dua minggu kemudian pernikahan mereka dilaksanakan, Rusdi tampak gagah dengan setelan jas hitamnya dan Aat pun nampak anggun dengan jilbab putih dengan hiasan pengantinnya.

"Saya terima Nikah dan Kawinnya Aat Suliawati binti Bahrudin dengan mas kawin emas 5 gram dibayar Kontan!!!"

"gimana saksi Sah....??"




" Sah....!!!"

Berlinanglah air mata Rusdi karena telah melangsungkan pernikahannya, satu persatu dia salam dan sungkem pada kedua orang tuanya, sungguh pemandangan yang haru dan bahagia muncul di sana, semoga pernikahan mereka kan abadi selamanya. Aamiin.

Panimbang,  23 Juni 2014