Iklan

Kamis, 22 Januari 2015

7 Fakta menyesatkan ajaran Om Bob Sadino





"Sebelum membaca ini, persiapkan mental dan pikiran anda, jangan langsung menarik kesimpulan. Semua pilihan kembali kepada diri anda masing-masing! selamat membaca" :)

 ***

              Siapa yang tidak mengenal Bob Sadino ( biasa di panggil Om Bob) icon bisnis dan motivasi yang sudah banyak menghiasi dinamika bisnis di Indonesia. Bob Sadino dikenal blak-blakan dalam menyampaikan seminar Bisnis, dan selalu tampil dengan ciri khasnya yaitu celana pendek. Beberapa kali mengikuti seminar dan diskusinya, Anda pasti akan merekam statement-statement keras yang barangkali tidak lazim bagi Anda. Statement yang menyebabkan kontroversi, dan bahkan menyebabkan beberapa mahasiswa akhirnya keluar dan berhenti dari bangku kuliah. Siapa Bob Sadino? Saya tidak akan membahas lebih dalam, Anda bisa search di google. Sebagai orang yang cerdas, apa yang disampaikannya terkadang tidak masuk diakal dan tidak logis. itulah sebabnya Anda, apalagi yang masih belum banyak mengenal seminarnya beliau, harus menelaah dan mencermati apa maksud ungkapan beliau dan apa yang terkandung dari statement yang beliau sampaikan. Selama mengikuti beberapa kali seminar yang beliau sampaikan, berikut ada beberapa catatan saya pribadi, yang menurut saya ‘menyesatkan’ jika kita menelan mentah-mentah apa yang disampaikan. Ini merupakan pendapat saya pribadi, Anda boleh sependapat boleh juga tidak, itu hak Anda, coba simak statement yang sering beliau ungkapkan berikut ini.

1. Jika Ingin Bahagia (Sukses) Jangan Jadi Karyawan. 

Ketika mengikuti seminar di semarang, salah satu statement yang membuat gemuruh peserta adalah, bahwa.. "jika ingin bahagia (sukses) jangan jadi karyawan..” padahal audience dari seminar itu adalah sebagian karyawan.. Statement beliau ini menurut saya, tidak salah. Namun juga tidak sepenuhnya benar. Kebahagian dan kesuksesan itu tidak semata-mata diukur dari banyaknya materi, dan apa profesi seseorang. Lalu apakah hidup sebagai karyawan itu tidak bahagia? Tidak juga. Banyak karyawan yang bahagia dengan segala kondisinya. Tentu parameter kebahagian berbeda, beda setiap orang. Apakah statement ini salah? Tidak juga.. memang peluang mencapai kebahagian dengan keberlimpahan materi akan lebih terasa jika kita menggapainya melalui bisnis, melalui dagang dan sukses. Tetapi tidak sedikit juga pengusaha yang terlilit hutang dan akhirnya sengsara. Sekali lagi pilihan sukses dan bahagia itu bergantung yang menjalani. Tentu dengan konsekuensi masing-masing memang dengan berbisnis, peluang seseorang untuk mencapai puncak kebahagian jauh lebih terbuka.

2. Kuliah Itu Gobl*K-Siapa Yang Hadir Di Seminar Ini, Besok Jangan Masuk Kuliah. 

Masih di seminar dikota yang sama, beliau secara terang-terangan menyampaikan kalau kuliah itu kegiatan Gobl*k, besok jangan masuk kuliah. Sangat frontal memang, menyampaikan statement seperti itu didepan ratusan mahasiswa dan akademisi. Tentu saja banyak audience yang kemudian heboh dengan sendirinya, maklum sebagian peserta seminar itu adalah anak muda yang polos, lugu, dan baru semangatnya mencari jatidiri di kampus tercinta.. mendengar statement itu tentu batinnya berontak.. Namun kalau kita mau berpikir mendalam, apa yang disampaikan om Bob ini
sebenarnya sangat masuk akal. Namun bagi sebagian orang ini justru menyesatkan, apalagi bagi MABA (mahasiswa Baru). Maksud saya, jika Anda ingin mencapai karir bisnis Anda dengan otodidak dan belajar berjualan sablon printing, misalnya ( seperti yang banyak dilakukan MABA saat membuat bisnis plan ) terus apa gunanya kuliah, kalau yang dipelajari adalah science. Maka apa istilah yang tepat kalau bukan Gobl*k (versi bob sadino) . Contoh lagi, bisnis di bidang hiburan padahal kuliahnya psicology, bisnis di bidang desain padahal kuliahnya di MIPA, bisnis makanan padahal kuliahnya di TEKNIK, bagaimana gak Gobl*k.. apa yang susah-susah di pelajari, tidak dipakai dalam bisnis. Lalu bagaimana seharusnya?

3. IPK Diatas 3 Koma Alamat Calon Karyawan. Satu fakta yang menarik, kata dia.

Kalau kuliah kok IPKnya diatas 3, itu tandanya calon karyawan. Hmm, sangat masuk akal. Karena kecenderungan orang yang memiliki IPK bagus apalagi di Fakultas Favorit, tentu memiliki idealisme tinggi, mengaplikasikan ilmunya. Tidak lain adalah melamar kerjaan, di perusahaan dan menjadi karyawan. Itulah mengapa justru bob sadino mengajarkan, kalau mau sukses bisnis IPK harus jeblok. Tidak salah sih.. karena dengan demikian tidak memiliki pilihan lain selain berwirausaha, karena kalaupun mau melamar kerja juga tidak ada yang menerima karena IPKnya dibawah standart, justru dengan demikian akan ‘terpaksa’ memilih jalan entrepreneur. Lalu apa jadinya kalau IPK diatas 3, kemudian memilih berbisnis… Ada, tapi sangat sedikit.. sekali lagi Life is a choice.. secara logika harusnya yang IPKnya diatas 3 ini juka diaplikasikan dalam bisnis harusnya lebih bagus lagi hasilnya.. bukankah begitu?

4. Kuliah Itu Hanya Memasukkan ‘Sampah’ Ke Kepala Anda

Salah satu Fakta yang menyesatkan lainnya adalah “ Kuliah itu memasukkan ‘Sampah’ ke kepala Anda. Bagi setiap orang yang masih kuliah mendengar statement ini pasti protes, tidak terkecuali peserta seminar yang notabene masih kuliah. Mereka merasa apa yang dilakukan setiap hari berarti memasukkan sampah kekepala mereka..? apakah ini salah?, tidak juga.. karena memang apa yang dipelajari itu tidak dipakai di kemudian hari, jika kita bercita-cita menjadi bisnisman sukses sepertia om Bob. Apa sebabnya? Bob Sadino meniti karir bisnisnya dari Nol, dan mempelajarinya dari lapangan, dari pengalaman dan dari percobaannya sendiri. Makanya saat mempelajari sesuatu di bangku kuliah sementara apa yang dipelajari itu tidak dipakai maka apa yang dipelajari itu menjadi sampah bagi otak kita. Satu statemen yang menguatkan ini adalah bahwa dia berpesan, “jadilah manusia pembelajar”. Jangan hanya dari bangku kuliah, tapi pelajarilah dari kuliah kehidupan yang Anda jalani.

5. Kalau Ingin Kaya, Bisnis Sayuran

Haha.. secara, awalnya beliau adalah pengusaha sayuran pantas saja usaha yang direkomendasikan adalah bisnis sayuran, ini adalah tipikal orang yang konsisten dengan apa yang diucapkan. Dia mengajarkan apa yang dia lakukan, menunjukkan apa yang sudah dilalui - jadi tidak asal bunyi saja. Cerdas.

6. Pebisnis Itu Harus Nyentrik

Apakah pebisnis harus nyentrik? Hmm bisa iya, bisa juga tidak.. kalau tipikalnya om Bob sadino, senyentrik itu pun tentu orang akan menaruh rasa hormat ke beliau, maklum.. selain pengusaha, dia juga menjadi mentor banyak orang, dan menghasilkan pengusaha yang berbobot juga dibawah angkatannya Om BOB. Wajar bila senyentrik apaun penampilannya oran akan segan dengan beliau.. Nah kalo kita-kita, itu nafsi-nafsi saja.. ingin nyentrik silahkan, tidak juga ndak ada masalah.

7. Bisnis Itu Hanya Modal Dengkul, Bahkan Jika Anda Tidak Punya Dengkul – Pinjam Orang Dengkul Lain

Banyak peserta di sesi Tanya jawab mengeluhkan tentang keterbatasan modal yang dimiliki, lalu apa kata om Bob tentang ini, dia berujar; "mau gak kira-kira kalo dengkulnya dibeli 500juta..? tidak mau kan, berarti Anda punya modal 1 milyar dengan 2 dengkul Anda, :-) " kurang lebih begitu.. ** Begitulah karakter Om Bob yang Nyentrik, ‘menyesatkan’ bagi sebagian orang yang hanya menangkap apa yang diucapkan tapi bukan apa yang ingin disampaikan, beruntunglah orang yang disesatkan beliau kejalan kebaikan kemudian menjadi entrepreneur, dan sukses. Jika gagal, maka wajib menghabiskan kegagalan itu hingga hanya berhasil yang bersisa. Ada satu statemen yang menarik yang patut Anda catat. Suatu ketika di solo, ada peserta yang bertanya.. “Bisnis apakah yang Prospektif Om Bob ..? dia menjawab “Bisnis yang prospektif adalah bisnis yang ‘dibuka’ bukan ditanyakan terus.. :-D” sangat singkat namun mengena… ketika ditanya, berapa kekayaan om Bob saat ini?, dengan nyantai dia akan menjawab, tidak tahu.. yang jelas banyak, saya saja gak pernah ngitung... jujur saya juga kagum dengan semangat beliau menyebarkan entrepreneurship dikalangan pemuda.. semoga berkenan.

***
Tapi sedikit mengutip perkataan Mario Teguh yaitu: "Itu contoh kecil dari orang yang berpendidikan rendah, apalagi yang berpendidikan tinggi. tuntutlah ilmu sampai ke negeri China"
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar