Milatul Ulya
Namanya terngiang-ngiang di mataku tatkala nama itu terpampang di struktur diagram pengurus OSIS periode 2002-2003, nama itu tertulis jelas sebagai Wakil Bendahara II, aku tak menyangka dia sehebat itu hingga menjadi pengurus inti OSIS. Di balik tubuh kecil nya dia menyimpan energi yang sangat besar sehingga memiliki buah pemikiran yang cemerlang hingga dapat amanah sebagai Wakil Bendahara. Ternyata gadis cantik itu berjiwa pemimpin dan sabtu kemarin pastinya dia ikut Musyawarah MPK dan mewakili kelasnya, kenapa aku tak ikut saja kemarin, sungguh aku menyesali hal ini. Aku mungkin bukan tipe pelajar yang suka rapat atau dengar pendapat, aku lebih suka yang biasa saja, belajar lalu menulis PR, ikut lomba dan bersosialisasi dengan normal tanpa harus ikut OSIS.
###################################
Kelas ku di I F tergolong biasa saja dalam urusan organisasi namun di kelasku merupakann kelas "Neraka" kenapa ku bilang demikian? Karena di kelas I F banyak berkumpul orang-orang cerdas yang di SMP nya merupakan juara kelas. Ada Ani Juara Umum waktu di SMP Negeri 1 Cinangka, saingan beratku dulu. Ada Harun Juara kelas dari SMP Muhammadiyah Cilegon, lalu ada Pratama Juara dari SMP Negeri 4 Cilegon, Kemudian ada Amri juara dari SMP 1 Cirebon. Sepertinya mereka akan jadi batu sandunganku dalam meraih prestasi. Benar saja selama aku di kelas 1 belum satupun aku meraih juara. Aku benar-benar gak habis fikir, ketika aku di kelas 3 D SMP aku selalu juara namun setelah ditelisik ke wali kelas, ternyata teman-temanku di kelas 3 D SMP itu biasa-biasa saja bahkan teman-temanku sering membuat onar di kelas bahkan dengan kelas lain, selain itu telah membuat guru seniku marah dan tidak mau mengajar di kelas. Puncaknya ketika patung di depan pintu masuk sekolah di rusak oleh Si Hakim si anak bengal, sampai-sampai pembuatnya pak Karto menangis karena patung itu merupakan buah karya seninya. Benar-benar pengalaman pahit yang harus ku tanggung karena akibatnya aku di panggil ke ruang kepala sekolah karena harus mempertanggungjawabkan perbuatan teman-temanku.
Sabtu, 12 Oktober 2002
Sabtu sore saat semua pengurus OSIS sedang sibuk-sibuknya untuk membakar bebek dan ayam, aku duduk di ruang OSIS yang begitu luas, maklum ruang OSIS ini baru masih orisinil, baru dibangun tahun pelajaran yang lalu. Waktu itu hari sudah sore karena langit malam sudah hampir datang. Ulya (sapaan akrab Milatul Ulya) datang ke ruang OSIS dan menyapaku untuk pertama kalinya, lembut benar suaranya. Dia memintaku untuk membantunya untuk menyiapkan acara makan-makan, lebih tepatnya pembubaran panitia LATGAB Ekstraakurikuler yang 3 hari yang lalu telah berhasil di adakan dengan sukses. Dia menyuruhku mengikutinya dan akupun ikut dengannya. Ulya benar-benar begitu mempesona diriku, suara lembutnya menggetarkan jiwaku, aku begitu terpesona dibuatnya, aku berfikir gadis secantik dia apakah sudah ada yang punya???? Entahlah, kupendam saja perasaan ini hingga saat Ulya menikah pun dia tidak tahu bagaimana perasaanku padanya.
Malam itu kami pengurus OSIS beserta pembina duduk santai dan sarasehan membahas acara LATGAB yang sudah berjalan dengan baik, kami bahas dengan santai sambil makan-makan karena memang ini saatnya santai. Aku melihat Ulya begitu damai dan biasa saja, tidak ada rau capek maupun lelah di wajahnya tetapi dia terus mengikuti arahan pembina dan sesekali menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan kepada Sekretaris OSIS pada waktu, kalau tidak salah namanya Tahmidi. Dalam fikirku aku begitu kecil dan inferior diantara orang-orang itu, aku begitu pendiam, aku tidak bisa menyampaikan kata-kata seperti mereka, itu lah pengalamanku sebagai Pengurus OSIS, selama jadi pengurus OSIS aku selalu jadi jongos, tukang suruh ini dan itu, selalu jadi langganan seksi perleng Tekapan di setiap acara. Mungkin hanya itu yang dapat aku lakukan dan memang mungkin itulah keahlianku. Belum saatnya aku menjadi pemimpin acara. Namun demikian, aku tetap bersyukur pada Allah aku bisa belajar berorganisasi di OSIS dan dapat bersahabat dengan orang-orang hebat dari setiap kelas.
################################################
Siang itu ketika pelajaran Sejarah lagi asyik-asyiknya, aku dikagetkan dengan datangnya bu Sofie ke kelas. Bu Sofie guru BP beliau yang menangani murid-murid yang nakal dan punya kasus melanggar peraturan sekolah. Ternyata Joe telah melanggar peraturan dengan sistem poin yang pada waktu itu menjadi sistem pengamanan bagi murid yang melanggar peraturan, namun sistem poin ini menjadi sistem yang baru bagi kami karena sistem ini sebenarnya adalah sistem percobaan, kami dijadikan bahan percobaan Guru-guru bagian Kesiswaan. Joe keluar dari ruang BP dengan muka kusutnya, kemudian tanpa kami tahu dia menggebrak meja:
"Gubrakkkk!!!!!" Suara meja begitu kencang,
"Kurang ajar!!!, siapa diantara kalian yang melaporkanku pada Guru???" tanya nya dengan suara keras
"Kalau kalian tidak mengaku, ayo kita duel satu satu di lapangan "
Tidak ada satu pun teman-teman lelaki ku yang mengiakan dan tak ada pula yang mau berantem siang itu, Joe benar-benar kalang kabut karena nilai batas untuk mendrop out siswa sudah hampir mengenainya. suasana pun hening dan kembali hidup setelah Pak Iksan Guru Bahasa Indonesia Masuk dan membahas Majas.
###########################################
Aku sangat tertarik dengan kemiliteran dan kuputuskan untuk mendaftar menjadi anggota PASKIBRA di sekolah. Namun, hari berganti hari tak dipanggil pula aku buat latihan, namun teman-temanku yang lebih tinggi dari aku sudah dipanggil bahkan yang tidak mendaftarpun dipanggil untuk mewakili SMA dalam pengibaran Bendera Merah-Putih di Kecamatan.
BERSAMBUNG.............