Seorang ibu kerap memberi nasehat kepada
anak lelaki agar jangan terbiasa menangis. Lelaki yang terbiasa
menangis dianggap lemah, merendahkan derajatnya sebagai calon imam rumah
tangga. Tetapi ada satu hal yang patut diajarkan, “Jangan pernah
membuat wanita menangis, sebab sesungguhnya lelaki yang menyakiti wanita
hingga sang wanita mengeluarkan setetes air mata, justru pada saat
inilah sang lelaki sangat rendah derajatnya sebagai pemimpin rumah
tangga!”
Ajarkanlah kepada anak lelaki agar
jangan sampai membuat wanita bersedih, katakanlah, “Anakku, jika engkau
terpikir untuk membuat wanita menangis, ingatlah ibu. Tegakah engkau
menyakiti bagian dari ibumu, sebab kami sama-sama wanita.
Dari itu, belajarlah menjadi lelaki yang
bertanggung jawab untuk menyediakan ruang kekalahan demi memuliakan
wanita. Percayalah, membuat wanita menangis tidak akan membuatnya patuh,
justru membuatnya sadar menjadikanmu imam rumah tangga ialah kesalahan
terbesar dalam hidupnya.
Wanita tidak perlu dikuasai dengan
kekerasan, sebab hatinya sangat rentan untuk tersentuh kesedihan.
Berikanlah kesanggupan melembutkan hati, menyantunkan jiwa, serta
membijaksanakan hidup untuk berkerja cinta yakni melindungi wanita dari
potensi dukacita.
Percayalah, wanita akan lebih
mencintaimu meski pun tak pernah kau ujarkan kata cinta dengan syarat
dirimu mampu menjadi pribadi yang menghargai satu perkara: wanita butuh
diarahkan dengan pengertian, bukan dengan kemarahan.”
Begitulah yang mesti diajarkan seorang
ibu pada anak lelakinya. Sehingga kelak pada saat dewasa, diharapkan
mampu menjaga hati, jiwa, dan kehidupanya untuk memuliakan wanita dengan
cinta yang tiada ada habisnya. Semoga Allah memperkenankan kiranya
sumber akhwatindonesia.net
(Ditulis Kembali oleh Yadi Suryadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar