Iklan

Kamis, 02 Oktober 2014

Apa Salahnya Menangis?


 Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran.
Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).
Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.
Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).
Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).
Jadi apa salahnya menangis?.
Herman Susilo www.pr@ydsf.or.id

sumber : eramuslim




Rabu, 01 Oktober 2014

Bangun Cinta by Jamil Azzaini

Pernah Anda jatuh cinta? Apa yang Anda rasakan? Berapa lama Anda merasakan itu? Menurut berbagai kajian, jatuh cinta ternyata tidak akan berlangsung lama. Di dalam sebuah keluarga konon hanya berlangsung paling lama tiga tahun. Lantas apa yang harus kita lakukan agar semakin bahagia? Setelah Anda jatuh cinta maka beralihlah ke bangun cinta.
Bila Anda jatuh cinta dengan profesi Anda, maka bangun cinta profesi Anda dengan mengasah dan belajar. Asah sampai Anda benar-benar mahir hingga dikenal sebagai expert di profesi yang Anda tekuni. Pelajari selalu hal-hal baru yang mendukung profesi Anda. Bila Anda tidak lakukan hal itu, perasaan cinta Anda kepada profesi itu semakin lama akan semakin memudar.
Bila Anda jatuh cinta dengan pasangan hidup Anda, maka bangun cinta Anda dengan menciptakan moment-moment baru yang berkesan. Kehidupan rumah tangga itu sebuah seni, jadi harus dinamis dan tidak kaku. Ciptakan suasana baru. Goda pasangan hidup Anda. Berikan kejutan-kejutan hadiah atau perilaku yang membuat pasangan hidup Anda bahagia.
Saat Anda jatuh cinta dengan momongan baru Anda, maka bangun cinta Anda dengan terus menerus memberi perhatian. Bermainlah bersama mereka.  Bergayalah seperti mereka. Bercerita atau mendongenglah untuk mereka. Siapkan telinga Anda untuk selalu mendengar,  jangan hanya menyiapkan mulut Anda untuk selalu didengar.
Bila Anda jatuh cinta dengan Sang Maha Pencipta, maka bangun cinta Anda dengan selalu membawa-Nya kemanapun dan dimanapun Anda berada. Dia bukan hanya ada di tempat ibadah, Dia ada dimana-mana. Perbanyaklah meminta kepada-Nya. Semakin banyak Anda meminta, Dia semakin suka. Curhatlah kepada-Nya, menangislah saat berdua dengan-Nya.
Bangun cinta Anda agar perasaan jatuh cinta Anda tetap terpelihara sepanjang masa. Tanpa  membangun cinta, Anda berpeluang kehilangan sesuatu yang Anda cintai. Siap membangun cinta? Buktikan

 Jamil Azzaini (http://jamilazzaini.com/)

Sejarah asal-usul Bangsa Indonesia

Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Prof.Dr.H.Kern
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia .Hal ini didukung dengan bukti bukti penggunaan bahasa. Bahasa-bahasa yang dipergunakan di   Indonesia, Polynesia, Melanesia berasal dari satu akar  bahasa yang sama yaitu bahasa Austronesia, penelitian Kern ini terutama ditujukan pada kesamaan nama-nama binatang dan alat perang.


2. Prof.Dr.Kroom
Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah, pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah  Cina tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan manusia.Dari sini mereka menyebar ke Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM sampai tahun 1500 SM.


3. Hogen
Bangsa yang mendiami daerah pessisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur  dengan bangsa Mongol kemudian disebut sebagai bangsaProto Melayu dan Deutro Melayu.


4. Dr.Brandes
Bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa yang mendiami daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara pulau Formosa sampai sebelah barat daerah Madagaskar, sebelah selatan Jawa-Bali, dan sebelah timur sampai ketepi pantai barat Amerika, Brandes juga mendasarkan penelitiannya kepada perbandingan bahasa.


5. Prof.Muhammad Yamin.
Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan Fosil dan Artefak tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih lengkap di Indonesia.


6. Drs.Moh.Ali
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, pendapatnya dipengaruhi oleh pendapat Moens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia  berasal dari Mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat,dan akhirnya menyebar ke wilayah Indonesia,menurutnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia  dan kedatangannya  di Indonesia secara bergelombang  tahun 3000 SM-1500 SM sampai tahun 1500 SM-500 SM. Pendapatnya didukung oleh suatu pernyataan tentang Blod und Breden Unchroyang berarti darah dan tanah  bangsa Indonesia  berasal dari Indonesia sendiri.


7. Mayumdar.
Bangsa –bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indho-China terus ke daerah Indonesia dan Pasifik, pendapatnya didukung oleh penelitiannya berdasarkan bahasa Austria yang merupakan bahasa muda di India Timur.


8. Max.Muller
Menyatakan bahwa  asal dari bangsa Indonesia adalah daerah  Asia Tenggara.


9. Van Heine Geldren
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia, pendapatnya didukung  oleh artefak-artefak yang ditemukannya di Indonesia memiiki persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia


10. Prof.Dr.Aswan Mutakin, M.P.d dan Drs.R.Gunawan Kamil Pasya, M.S.i
Gelombang migrasi pertama berlangsung sekitar tahun 3000 SM,yaitu berpindahnya ras Kaukasoid dari laut tangah melalui lembah sungai kuning di Cina utara, disana mereka bercampur dengan suku Aborigin, sehingga dihasilkan karakteristik Mongoloid.Setelah itu sebagian dari mereka mamasuki dan bermukin dikepulauan Indonesia bagian barat dan tengah.


KESIMPULAN TENTANG ASAL-USUL BANGSA INDONESIA

Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.    Pendapat yang didasarkan pada penemuan-penemuan fosil dan artefak bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan kemudianmenyebar ke Asia lainnya Pendapat ini di dukung oleh penemuan fosil di Cina yang kemudian disebut dengan Sinanthropus Pekeninsis   yang diperkirakan hidup sezaman dengan Pithecanthropus Erectus Indonesia. Di wilayah Asia lainnya belum berhasil ditemukan fosil manusia purba.


2.    Bahwa penduduk yang mendiami daerah kepulauan Indonesia diperkirakan dari daratan Asia. Melaui jejak sejarah yang diteliti ,bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Yunan  selatan kemudian menyebar kearah selatan hingga sampai ke Indonesia.

3.    Bahwa masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu,bangsa ini merupakan nenek moyang bangsa Indonesia,yang terdiri dari 2 rumpun, yaitu :
       1).   Bangsa Proto Melayu (melayu tua) bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan / route,yaitu :

              Jalan Barat  :melalui semenanjung Melayu,terus ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

              Jalan Timur  :melalui Filipina terus ke Sulawesi selanjutnya keseluruh Indonesia Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih ada sampai sekarang : Suku bangsa Dayak,Toraja,Batak dan Papua .


       2).   Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda) Memasuki  wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalur barat : dari semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar keseluruh Indonesia,keturunan bangsa Indonesia yang masih  ada sampai sekarang diantaranya adalah :suku bangsa Jawa,Bugis,Minang dan Melayu


Dari ketiga kesimpulan pendapat para ahli tersebut diatas yang paling banyak dipakai/diyakini dan menjadi bahan acuan pelajaran Sejarah di sekolah adalah teori yang ke 3 (tiga) yang menyatakan bahwa :

masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsaMelayu, yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia, yang terdiri dari 2 rumpun,yaitu :

1)    Bangsa Proto Melayu    (melayu tua)
2).   Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda


Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina danAustralia dengan aneka nama, sementara kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Berbagai catatan kuno bangsaIndia menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah(Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20

Kata orang apalah arti nama. Ya, apa artinya nama? Apakh pada akhirnya nama memang sesuatu yang benar-benar ‘unik’, yang dapat membedakan ‘kita’ dengan ‘yang lain’? Nah, kalau sama terus kenapa? Dan kalau beda, memang mau apa?
Pertanyaan itu mungkin bisa kita renungkan bersama. Walaupun perkara ‘nama’ ini kelihatannya sederhana tetapi sebenarnya ada “politik identitas” yang termuat di dalamnnya loh… Aduh, hari gini masih ngomong politik? Enggak banget ya?! Eits, tenang… Politik identitas ini punya definisi yang beda dari politik kekuasan. Nah, sebelum kita masuk ke “politik identitas” itu kita pelajari dulu yuk asal-usul nama Indonesia…

Sebelum kedatangan bangsa Eropa
PADA zaman purba kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai atau Kepulauan Laut Selatan. Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara, Kepulauan Tanah Seberang, nama yang diturunkan dari kata Sansekerta,dwipa, yang berarti pulau dan antara yang berarti luar atau seberang.
Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Ramayang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa, Pulau Emas, yaitu Sumatra (sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi, Kepulauan Jawa. Nama Latin untuk kemenyan adalahbenzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra.
Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab, bahkan bagi orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Para pedagang di Pasar Seng, Mekkah menyebut, “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi” atau “Sumatra, Sulawesi , Sunda, semuanya Jawa”.

Masa kedatangan Bangsa Eropa
Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia . Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan jika Asia hanya terdiri dari Arab, Persia , India , dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah Hindia. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”, sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies , Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (*Maleische Archipel, Malay Archipelago , l’Archipel Malais).
Ketika tanah ini dijajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch- Indie atau Hindia Belanda, sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah Hindia Timur atau To-Indo.

Berbagai Usulan Nama
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan namayang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung , Insulinde mungkin hanya dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “ India ”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 Lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kata-kata ini sendiri termuat dalam Sumpah Palapa yang dikumandangkan Gajah Mada, ”Lamun huwus kalah Nuswantara, isun amukti palapa”, “jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat”. Oleh Dr. Setiabudi katanusantara zaman Majapahit tersebut diberi pengertian yang nasionalistis.
Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi Nusantara yang modern. Istilah Nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah Nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Lalu dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul?

Nama Indonesia
Tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.” Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas, a distinctive name, sebab nama Hindia Tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama, Indunesia atau Malayunesia, nesos, dalam bahasa Yunani berarti Pulau. Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis, “… the inhabitants of the Indian Archipelago or malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.”

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia, Kepulauan Melayu, daripada Indunesia atau Kepulauan Hindia, sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago, Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan ini, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan,“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.” Ketika mengusulkan nama Indonesia agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan bukuIndonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918.
Putra pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan namaIndonesische Pers-bureau.

Masa Kebangkitan Nasional: Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda, yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging, berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Dalam satu tulisannya Bung Hatta menegaskan, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut Hindia Belanda. Juga tidak Hindia saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.“
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij).
Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad, Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardji Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch- Indie”. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah namun masukkanya Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 membuat Hindia Belanda ‘lenyap’ dan pada akhirnya tergantikan dengan Republik Indonesia


Paket Registrasi IMC

SELAMAT DATANG CALON GENERASI MUDA MANDIRI!

Jika sahabat ingin memiliki komunitas yang positif dan visioner.
Jika sahabat ingin mandiri, tidak lagi membebani orang tua tetapi mambanggakan orang tua.
Jika sahabat ingin mendapatkan penghasilan jutaan perbulan bahkan perminggu.
Jika sahabat ingin lebih banyak berbagi kepada banyak orang.

Selamat, sahabat sudah berada di tempat yang tepat. Inilah Insan Muda Community (IMC) tempat berkumpulnya generasi muda Indonesia yang berkomitmen 100% menjadi pribadi yang sholeh/sholehah, mandiri dan bermanfaat bagi sesama.
Dengan melakukan pembelian paket registrasi IMC ini, sahabat akan menjadi bagian dari IMC dan berkesempatan mendapatkan penghasilan jutaan perbulan bahkan perminggu.
Hanya bermodal komputer/laptop/gadget dan akses internet, Sahabat sudah bisa menjalankan bisnis ini. Tanpa menggangu sekolah, kuliah atau aktivitas lain. Sahabat bisa menjalankannya melalui internet baik web atau sosial media seperti facebook, twitter dan lain-lain. Kami pun siap untuk memandu sahabat-sahabat semua melalui forum diskusi dan pembelajaran.

Dengan melakukan pembelian paket registrasi IMC ini, Sahabat akan mendapatkan hal-hal berikut :
1. Dapat ID Card resmi IMC, keanggotaan aktif seumur hidup
2. Dapat Buku Insan Muda Emas (Sembilan Keajaiban Dahsyat Menjadi Pelajar atau Mahasiswa Sukses & Bahagia) senilai Rp. 60.000
3. Dapat Alat Tulis Insan Muda (notebook + pulpen)
4. Cashback 5% sd 50% dari pembelian produk Insan Muda baik pembelian pribadi atau orang lain melalui link replika Sahabat.
5. Dapat melakukan pembayaran atau penjualan kebutuhan pribadi & keluarga seperti pulsa, listrik & telepon. Simpel, hemat waktu, biaya & tenaga.
6. Ada bimbingan bisnis & social media strategy via online, akan dibuat grup Fb khusus untuk sahabat IMC resmi
7. Coming soon ebook-ebook bisnis Insan Muda

  
Ilustrasi Peluang Penghasilan Member IMC
NoNama ProdukHargaKomisi
1.Buku Insan Muda EmasRp. 60.000Rp. 20.000
2.Buku Muda Karya RayaRp. 75.000Rp. 25.000
3.Buku Jangan Kuliah Kalau Gak SuksesRp. 50.000Rp. 10.000
4.Buku Tembus Omset 100jt Modal BlacberryRp. 200.000Rp. 35.000
5.CD Anak Pintar Membaca Al QuranRp. 32.500Rp. 12.500
6.DVD 17 Teknik ClosingRp. 249.000Rp. 55.000
Nantikan produk-produk lainnya seperti pakaian, sepatu, sandal dll. Untuk mendapatkan komisi-komisi tersebut, sahabat tidak perlu nyetok atau beli produk terlebih dahulu dan tidak perlu pusing memikirkan orderan, pengepakan, pengiriman dan lain-lain karena team Penugurus Insan Muda Community yang akan handle.

Tunggu apalagi.... Segera bergabung...!!!
Biaya Pembelian Paket Registrasi : Rp. 250.000
 PROMO BULAN Oktober hanya Rp. 175.000

Bagaimana cara kerjanya?
  1. 1. Sahabat beli paket registrasi terlebih dahulu, dapatkan produk & fasilitas-fasilitas menarik. 
  2. 2. Kemudian isi form aktivasi member, klik www.insanmuda.com/register . Kemudian konfirmasi ke nomor 085974000500 agar kita aktifkan.
  3. 3. Setelah terdaftar & aktif, sahabat sudah bisa akses ke member area web Insan Muda dan akan mendapatkan link replika.
  4. 4. Sebarkan link replika itu melalui internet, BB, WhatsApp, atau SMS 
  5. 5. Ketika ada yang beli produk-produk Insan Muda dari link tersebut, maka sahabat sudah bisa melihat bonusnya.
  6. 6. Sahabat lakukan withdraw (penarikan bonus) kapan aja jika bonusnya sudah mencapai minimal 50.000.
  7. 7. Sahabat sudah bisa cek bonus di rekening pribadi Anda.
Mari bergabung bersama kami, raih peluang berpenghasilanya dan ikuti program-programnya. Jadilah bagian dari 1 juta Insan Muda menuju puncak kesuksesan.

NB :
  • Informasi dan panduan selengkapnya akan kami berikan melalui forum belajar Insan Muda di Grup Facebook Khusus

Paket Registrasi IMC

  • Rp. 250,000
  • Rp. 175,000
  • / pcs



http://www.insanmuda.net/DY1543R2AI125_-paket-registrasi-imc-239