Iklan

Minggu, 28 September 2014

Cara mendapatkan beasiswa idaman

Ada berbagai cara / alternatif untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekaligus lebih berkualitas, salah satunya melalui Program Beasiswa Unggulan Tahun 2014 dari Kemdikbud RI.

Oleh karena itu, berikut saya share informasi tentang persyaratan beasiswa unggulan dalam negeri reguler (S1, S2, dan S3), Beasiswa Unggulan (BU) Dalam Negeri merupakan beasiswa yang diberikan kepada putra / putri terbaik bangsa Indonesia baik perorangan / usulan Prodi (Program Studi) minimal akreditasi B untuk melanjutkan studi di jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Berikut syarat-syarat umum maupun khusus untuk mendapatkan beasiswa ini : 

Syarat Umum mendapatkan Beasiswa Unggulan Dalam Negeri Reguler (S1, S2, dan S3), meliputi :

a.  lsi formulir pendaftaran BU yang tersedia dalam Iaman: www.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id.

b.   Melampirkan kelengkapan dokumen berikut pada laman pendaftaran:

  • Scan / file surat penerimaan perguruan tinggi,
  • Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau Kartu Keluarga,
  • File Daftar riwayat hidup (curriculum vitae),
  • Scan ijasah dan transkip nilai terakhir,
  • Scan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) atau sejenisnya yang masih berlaku,
  • File proposal rencana studi, alasan study, rencana tugas akhir dan rincian biaya,
  • Scan/file Surat permohonan BU ke Kepala Biro PKLN, Sekretariat Jenderal, Kemdikbud.

c.   Menyampaikan copy / scan buku rekening / tabungan perbankan nasional (bagi yang telah dinyatakan diterima);

Syarat Khusus untuk mendapatkan Beasiswa Unggulan Dalam Negeri Reguler (S1, S2, dan S3), meliputi 

a.   Usia saat melamar :

  • S1 : mak. 21 Tahun
  • S2 : mak. 35 Tahun
  • S3 : mak. 40 Tahun

b.   Untuk S1, adalah juara ujian nasional tingkat kabupaten / kota / propinsi / nasional;

c.   Untuk S2 dan S3 memiliki lndeks Prestasi Komulatif (IPK) terakhir minimum 3.00 dari skala 0 – 4.00; Atau memiliki sertifikat kejuaraan / prestasi pada tingkat perguruan tinggi, atau prestasi lain minimal pada tingkat kabupaten / kota dalam 5 (lima) tahun terakhir;

Referensi artikel : Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI


Sabtu, 27 September 2014

30 hari jago jualan




Buku 30 Hari Jago Jualan

Rp 259,000,-/pcs

30 HARI JAGO JUALAN
Rahasia Jualan Laris Tanpa Ngemis-Ngemis
Buku ke-5 dari @DewaEkaPrayoga, seorang Business Coach yang telah membantu banyak pengusaha dalam meroketkan omset bisnisnya berkali-kali lipat.

“Dewa adalah satu dari seribu anak muda anak mampu memberikan perubahan”
(Bong Chandra – CEO Triniti Property Group, Owner Bong Kopitown, Top 5 Motivator in Asia)
  
Dalam buku ini, Anda akan mendapatkan banyak PENCERAHAN berupa:
1. Bagaimana Meledakkan Omset Penjualan Anda, SEKETIKA!!
2. Bagaimana Mendapatkan Uang Puluhan Juta dalam hitungan Menit?
3. Cara Meraup Uang Lebih Banyak dengan Jualan
4. Cara Mengenal, Mengasah, dan Melatih Kemampuan Menjual Anda
5. Rahasia Dibalik istilah “Tiada Hari Tanpa Closing”
6. 30 Teknik Jualan Laris yang terbukti Ampuh Melipatgandakan Penjualan
7. Jurus Jitu Menjadi Jago Jualan yang Mengagumkan
Kenapa Buku ini Layak Anda baca?
-> Ditulis oleh Praktisi Penjualan, bukan sekedar Pakar apalagi Tukang Komentar
-> Berisi Strategi dan Teknik yang Mudah Dipraktikkan, bukan hanya Teori Doang
-> Terbukti Ampuh Menghasilkan Puluhan bahkan Ratusan Juta rupiah
-> Disertai banyak Exercise yang mudah untuk Diaplikasikan
-> Bahasa Mudah dimengerti, disertai banyak ilustrasi, dan tanpa basa basi


Berapa Harganya?
Rp 259.000
Dibandingkan buku lain, buku ini cukup Mahal. Tapi ini tak sebanding dengan Manfaat dan Dampak yang akan Anda rasakan setelah mempraktikkan isi bukunya. Lihat saja mereka....
“Subhanallah kang... Iseng2 praktek teknik closing via BBM, stok yang udah nimbun setahun karena kurang peminat nggak nyampe sehari closing 31 pcs senilai Rp 4.650.000. Dahsyat!” (Yuza Riza – Sepatu Hujan Cosh)

“Alhamdulillah dapat PO kerjaan CCTV nilainya $20.000 + 50 juta...” (Nanang – IT Solution)

“Kurang dari 4 jam aku berhasil negjual 70 buku pelajaran. Besok InsyaAllah nambah lagi sekitar 20 buku. KEREN...!!” (Syahidah Azzahrah – Pelajar SMA)

Bagaimana, apakah Anda tertarik (juga) untuk mempraktikkan teknik-teknik JUALAN LARIS ini dalam bisnis Anda?
Coba dan Buktikkan sendiri!

klik: http://www.insanmuda.net/DY1543R2AI125
cp: yadi suryadi 087772838640

Rabu, 24 September 2014

Hidup ini harus produktif

seorang lelaki di usia 20 s.d 30 tahun adalah saat dimana waktunya untuk bekerja keras dengan penuh tanggung jawab, profesional dan terukur, sehingga menghasilkan output yang luar biasa hebatnya agar dapat menjadi manusia sukses paripurna.

“ Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya. “
Q. S. At Tin : 4


“ Secepat angin seanggun rimba belantara, menjarah bagaikan api, kokoh bagaikan gunung, layaknya menapaki jalan seorang pejuang paripurna. “
Landasan Pemikiran
Manusia sebagai makhluk yang memilih ( makhluk politik )
Manusia, menurut pribahasa Yunani, adalah zoon politicon yang berarti bahwa manusia adalah makhluk yang suka bergaul ( makhluk sosial ). Disamping itu manusia juga berperan sebagai makhluk politik yang ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan – pilihan dalam menjalani hidupnya. Maka dari itu fungsi politik, sekecil apapun bentuknya, tidak dapat dipisahkan dari segenap aktivitas manusia.


Jika dihubungkan dengan pemikiran bahwa manusia sebagai makhluk sosial, hal ini dapat dilihat bahwa dalam kehidupan tak jarang manusia memiliki suatu keinginan ( cita – cita ) yang sama. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka manusia memainkan perannya sebagai makhluk yang memilih ( makhluk politik ) untuk menentukan bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut. Hal ini dapat berupa penentuan strategi pencapaian, pengelompokan manusia yang berkepentingan sama, dan lain – lain.
Dengan demikian untuk memperkuat posisi manusia dalam pencapaian keinginannya, manusia memerlukan manusia lainnya. Hubungan antara satu dengan yang lainnya didasarkan pada adanya suatu kontrak bersama yang bersifat simbiosis mutualisma dimana masing - masing pihak saling bekerja sama untuk pencapaian tersebut serta diiringi dengan adanya kompensasi yang saling menguntungkan antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, fungsi manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang suka bergaul tersebut tidak dapat dipisahkan dari sepak terjang manusia yang secara naluriah merupakan sebagai makhluk politik.


Manusia adalah makhluk yang idealis
Secara umum idealis dapat digambar sebagai nilai – nilai yang dianggap benar ( ideal ) dan harus dipertahankan. Idealis mutlak merupakan sifat manusia sebagai makhluk yang istimewa di muka bumi ( khalifah ). Seiring dengan berkembangnya sebuah peradaban ( harkat kemanusiaan ), manusia tidak pernah terlepas dari fungsinya sebagai makhluk yang idealis. Nilai – nilai yang terkandung dalam idealisnya manusia bertujuan untuk memajukan manusia tersebut.

Aturan keseimbangan kehidupan menyiratkan bahwa dalam suatu kelebihan yang besar tentu saja selalu dibarengi dengan kelemahan yang besar pula. Hal itu juga terjadi pada manusia bahwa seberapa pun hebat dan istimewanya manusia, manusia tidak akan pernah terlepas dari kelalaian ataupun kesalahan – kesalahan baik yang bersifat sengaja maupun tidak sengaja. Dalam menanggapi hal itu, sisi idealis berperan penting dalam pencapaian kesempurnaan kehidupan dimana idealis berperan ganda baik sebagai sisi kontrol ( dihasilkan oleh pemikiran manusia untuk mengkritisi pemikiran manusia ) maupun sisi inovasi ( dihasilkan oleh pemikiran manusia untuk menutupi kelemahan manusia ) yang diharapkan mampu memberikan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Dan telah merupakan hukum alam bahwa manusia menginginkan suatu kemajuan atau perubahan – perubahan dalam kehidupan menuju ke arah yang lebih baik pula.

Manusia adalah makhluk yang kuat
Sekalipun dalam ukuran bahwa manusia bukanlah makhluk yang unggul, tetapi manusia tidak dapat diragukan kemampuannya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan manusia untuk bertahan disaat yang tidak menyenangkan ( survive ), kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan alam dan lingkungan sekitarnya, serta kemampuan manusia dalam memulihkan kembali jasmani dan rohaninya ( recovery ). Kekuatan tersebut yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang istimewa.

Optimal atau tidaknya manusia sebagai makhluk yang kuat tersebut dilandaskan pada seberapa besar manusia memahami dirinya sendiri. Kekuatan sejati manusia bukanlah kekuatan yang berdasarkan pada fisik belaka, akan tetapi kekuatan tersebut terpancar dari jiwa manusia itu sendiri yang mungkin dapat disadari maupun tidak. Melalui kekuatan itulah manusia mampu menempatkan dirinya di posisi terdepan bahwa diantara sesama manusia sekalipun
Perjuangan seorang manusia
Melalui uraian diatas dapat dilihat bahwa manusia memiliki potensi yang begitu besar dalam mengarungi kehidupan. Potensi – potensi tersebut adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menghadapi halangan dan rintangan dalam hidupnya. Oleh karena itu, suatu perjuangan mutlak merupakan suatu kesatuan yang terpisahkan dalam hidup manusia.

Dalam menjalani hidupnya, manusia berperan penting dalam menentukan arahan yang harus dilaluinya melalui proses berpikir. Perjuangan merupakan salah satu bentuk tingkah laku manusia yang merupakan hasil dari proses berpikir tersebut. Perjuangan ini ialah perjuangan dalam artian yang sangat luas yang menaungi seluruh aktivitas hidup manusia. Mulai dari hal yang kecil, manusia memiliki keinginan untuk mengenal manusia lainnya ( berbicara dengan manusia lain ). Hal ini termasuk kedalam perjuangan manusia untuk menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk sosial. Lalu untuk hal lainnya, manusia rela melakukan pengorbanan demi suatu tujuan ataupun tanggung jawab yang diembannya. Hal ini pun menunjukkan seberapa besar perjuangan memaknai kehidupan manusia.

Dalam sebuah perjuangan, tentunya manusia tidak dapat terlepas dari nilai – nilai kebenaran ( kesempurnaan ) sebagai wujud idealisnya seorang manusia serta potensi – potensi alami yang merupakan bawaan alami dari manusia tersebut. Peran serta masing – masing aspek tersebut menjadikan motor penentu dalam perjuangan seorang manusia. Akhirnya, melalui perjuangan itulah manusia dapat menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk yang terdepan ( istimewa ).
Makna Hidup dan Perjuangan dalam Pencapaiannya

Seiring dengan seberapa dalam kita memaknai hidup, mungkin akan tersirat beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Seberapa besar manusia memahami posisinya diantara manusia lainnya?
2. Seberapa besar kearifan dan kebijaksanaan manusia dalam memaknai kehidupannya?
3. Seberapa optimal manusia memahami dan mengelola kelebihan – kelebihannya?
4. Dan seberapa keras manusia meningkatkan taraf hidupnya?

Pertanyaan – pertanyaan diatas merupakan beberapa pertanyaan pokok yang sudah semestinya ditelaah oleh manusia. Kadang manusia seringkali terlena oleh egonya sebagai makhluk yang memiliki keunggulan akan tetapi tidak menyadari bahwa manusia juga memiliki kelemahan. Alih – alih memperbaiki kelemahan tersebut, manusia cenderung bersikap offensive terhadap segala sesuatu yang mengingatkannya atas kelemahan tersebut. Manusia lebih cenderung memilih untuk menutupi daripada memperbaikinya. Lalu dengan arogannya, manusia membuat suatu pembenaran diri yang justru secara tidak sadar malah merugikan dirinya sendiri. Untuk itulah diperlukan beberapa fase dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan diatas.
Fase awal, dalam sebuah kehidupan, manusia perlu memahami secara keseluruhan dimanakah posisinya diantara manusia lainnya. Apakah manusia tersebut tergolong pada manusia – manusia unggulan ( manusia yang bersifat wajib ) atau manusia kelas kacangan. Pencapaian posisi tersebut haruslah melalui suatu proses yang cukup berat. Artinya, manusia memang tidak dapat berubah ( kualitasnya ) semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi manusia dapat berubah ( kualitasnya ) hanya jika manusia melalui suatu proses pembentukan sekalipun proses tersebut tidak memakan waktu yang lama. Disinilah perjuangan seorang manusia diuji ketahanannya. Manusia yang telah melalui perjuangan tentunya akan mendapatkan apa yang ia perjuangan sekalipun tidaklah secara keseluruhan. Dan melalui perjuangan itulah manusia dapat menentukan dimanakah ia akan memposisikan dirinya.
Fase kedua, lalu dalam kehidupannya, disamping penentuan posisi, manusia juga dituntut arif dan bijaksana dalam memaknai segala isyarat kehidupan. Kearifan dan kebijaksanaan manusia akan membentuk suatu identitas tersendiri bagi dirinya sendiri. Menjadi arif dan bijaksana adalah sebuah proses yang kompleks.

Pada dasarnya dibutuh pengenalan yang intensif dari manusia terhadap dirinya sendiri. Berangkat dari itulah maka manusia dapat mengelola dirinya dan memunculkan sikap arif dan bijaksana yang bukan berarti rendah diri tetapi lebih mendekati pada kemampuan manusia bersikap dan bertindak pada hal yang ia anggap benar dan berasal dari hati nurani manusia itu sendiri. Lagi dan lagi dibutuh sebuah perjuangan ketika manusia akan berangkat menjadi arif dan bijaksana.
Fase ketiga, setelah manusia masuk pada tahap penggalian serta pengenalan pada dirinya sendiri, muncul sebuah keharusan bagi manusia tersebut untuk mengoptimalkan pemanfaatan kelebihan – kelebihan yang ia miliki. Pemanfaatan tersebut berakar pada dua kata kunci yaitu memahami dan mengelola. Memahami bermakna sejauh mana manusia mengenali dirinya sendiri. Sedangkan mengelola ialah upaya manusia mengerahkan seluruh potensi yang ia miliki untuk kemajuan dirinya sendiri.

Fase akhir ialah menentukan pilihan – pilihan dalam hidup. Pilihan tersebut ialah berdiam diri atau berjuang. Ketika manusia bersikap acuh tak acuh dan memilih untuk berdiam diri lalu menjalani hidup tanpa adanya sebuah keinginan untuk memperbaharui, maka manusia merupakan makhluk yang sia – sia. Manusia dituntut harus terus berinovasi untuk memperbaharui jasmani dan rohaninya sehingga manusia selalu tampil dalam bentuk yang aktual. Hal ini sangat berperan penting dalam kehidupan dimana manusia dituntut untuk saling berkompetisi antara satu dengan yang lainnya. Manusia yang akan menempati posisi sebagai makhluk yang unggul adalah manusia yang aktual. Oleh karena itu, untuk mencapai jalan tersebut mutlak diperlukan sebuah perjuangan dalam garis hidup manusia. Terlepas apakah perjuangan tersebut bersifat murni ( untuk kebaikan diri sendiri ) atau pun tidak ( untuk tujuan tertentu ), manusia harus melakukannya sebagai pilihan yang paling efektif.
Perjuangan dalam meningkatkan taraf kehidupan manusia tentulah tidak mudah. Berbagai macam halangan dan rintangan akan selalu menghadang dalam proses tersebut. Akan tetapi yang perlu dipahami oleh manusia ialah, halangan dan rintangan itulah yang akan mendewasakan manusia sehingga manusia siap sepenuhnya dalam menjalani hidupnya.


Winston Churcill dalam pidatonya pernah menegaskan prinsip yang wajib dipegang ketika perjuangan yaitu perjuangan membutuhkan “ cucuran keringat, tetes darah, dan air mata ( guts, bloods, and cries ). “ Inilah salah satu wujud pengorbanan yang harus dilakukan oleh manusia sebagai kesungguhannya dalam menapaki sebuah perjuangan. Dan tentunya, perjuangan yang baik adalah perjuangan yang dilandaskan pada sisi idealis manusia karena perjuangan yang bersifat keuntungan belaka bukan sebuah perjuangan sejati. Maka dari itu, idealis harus ditempatkan sebagai aspek yang merupakan fungsi sentral dalam sebuah perjuangan. Dengan demikian, perjuangan idealis adalah perjuangan abadi.

Perjuangan Belum Berakhir!
Untuk memaknai hidup ini, kita mesti berjuang. Dan untuk berjuang kita harus memiliki arahan atau pedoman yang jelas sehingga perjuangan kita dapat menjadi sebuah perjuangan yang sejati. Maka dari itu perjuangan ini dapat dilakukan dengan cara – cara sebagai berikut.

1. Menumbuhkan sikap ikhlas
Dalam perjuangan tentunya akhinya akan didapat hasil akhir dari perjuangan tersebut. Sekalipun yang mengendalikan perjuangan tersebut adalah manusia, akan tetapi yang mengatur segalanya adalah Yang Maha Kuasa. Untuk itu, sikap ikhlas perlu ditanamkan dalam setiap perjuangan, Ikhlas tersebut dalam artian bahwa setiap kemenangan dalam perjuangan adalah anugrah yang wajib disyukuri dan kekalahan dalam perjuangan adalah kemenangan yang tertunda. Sikap ikhlas juga dapat dikaitkan dalam hal pengorbanan – pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan sebuah perjuangan. Untuk itu, sikap ikhlas merupakan syarat mutlak dalam sebuah perjuangan.


2. Eksplorasi potensi diri serta aktualisasi diri
Sebuah perjuangan tentunya harus diisi dengan sesuatu hal yang akan menjadi alat dalam perjuangan tersebut. Layaknya sebuah perperangan, perjuangan membutuhkan persediaan amunisi yang mumpuni sehingga dapat berguna untuk memenangkan perjuangan. Untuk itu, eksplorasi potensi merupakan sebuah alternatif yang tepat dalam mengumpulkan amunisi – amunisi tersebut. Pontensi yang dapat diibaratkan sebagai amunisi yang harus dibakar ( diasah ) lalu diledakkan ( ditampilkan ). Tindak lanjut dari hal tersebut ialah aktualisasi diri dalam pencapaian tujuan perjuangan. Aktualisasi diri bertujuan untuk menampilkan sisi – sisi positif dari dalam diri yang tentunya akan sangat berperan dalam perjuangan itu.


3. Pelatihan yang berkesinambungan
Seorang pejuang yang baik ialah seseorang yang memahami apa itu perjuangan. Untuk memahami perjuangan itulah seorang pejuang harus telah melewati penempaan yang berupa pelatihan. Pelatihan itu dapat berupa dari dirinya sendiri maupun orang lain. Pelatihan dari diri sendiri adalah seberapa besar seorang pejuang mempelajari rahasia – rahasia dalam kehidupan. Dalam kehidupan tersebut perlu diingat sebuah prinsip bahwa, hidup menghadirkan permasalahan terlebih dahulu barulah memberi pembelajaran. Maka dari kesalahan – kesalahan dalam menghadapi permasalahan itulah seorang pejuang dapat memetik pelajaran – pelajarannya. Disamping itu, seorang pejuang yang unggul ialah pejuang yang tidak berdiri sendiri. Layaknya seorang atlit, pejuang juga membutuhkan seorang pelatih profesional ( mentor ). Pelatuh ini telah mencicipi bagaimana proses perjuangan tersebut dan dapat memberikan arahan kepada pejuang berdasarkan pengalamannya.


4. Mempererat jalinan persaudaraan ( silaturrahmi )
Manusia tidak akan pernah terlepas dari statusnya sebagai makhluk sosial. Begitu juga ketika seseorang akan berjuang, maka ia akan membutuhkan manusia – manusia lainya apakah untuk mendukungnya atau menjadi salah satu bagian dalam perjuangannya. Seorang pejuang yang unggul dituntut dapat mengajak lingkungannya untuk ikut berjuang serta menyakini nilai – nilai yang ia perjuangkan. Demi menjalankan hal tersebut, seorang pejuang harus menginsyafi bahwa dirinya bukanlah apa – apa jika ia hanya bersifat sendiri dan pejuang harus menempatkan jalinan persaudaraan sebagai salah satu kendaraan dalam perjuangan. Jalinan persaudaraan tersebut dapat ditempuh dengan cara membangun komunikasi empatik antar sesama.


5. Memperkokoh benteng idealisme
Sebuah perjuangan sejati tidak terlepas dari keinginan untuk menuju kearah yang lebih baik. Maka dari itu, idealisme haruslah ditempatkan menjadi motor penggerak dalam sebuah perjuangan. Disamping itu, idealisme melalui bentengnya juga dapat merintangi rayuan – rayuan serta bujukan – bujukan yang akan merusak tujuan perjuangan. Memperkokoh benteng idealisme juga dapat menghindarkan si pejuang dari kebobrokan – kebobrokan karakter serta sifat – sifat buruk yang dimiliki oleh manusia.

Dengan cara – cara diatas, maka mudah – mudahan perjuangan yang akan dilakukan oleh manusia akan mendapatkan titik cerahnya serta akan membawakan manusia ke tingkatan yang lebih baik. Sebuah perjuangan, terlepas dari hasilnya, akan membawakan status manusia menjadi manusia paripurna yang merupakan manusia dengan derajat tertinggi diantara manusia – manusia yang ada. Dengan demikian, manusia akan dapat memaknai seluruh kehidupan yang ia jalani.
Semoga apa yang diuraikan diatas dapat memberikan manfaat bagi kita semua Akhirnya, semoga Tuhan YME selalu bersama kita.
“ Setetes darah di dalam perjuangan senilai dengan setitik kejayaan di masa depan! “


Minggu, 21 September 2014

Cara Menikah yang Hemat

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan oleh calon pengantin untuk menghemat biaya pernikahan. Bagi yang pro, mereka akan berpikiran untuk apa membuang banyak biaya untuk sebuah pesta pernikahan, sementara kebutuhan lainnya yang lebih real ketika memasuki tahapan rumah tangga lebih membutuhkan perhatian. Namun ada juga yang kontra karena mereka berpendapat bahwa menikah itu satu kali dan harga diri keluarga besar seakan dipertaruhkan bila mengadakan pesta “yang biasa-biasa” saja. Bagi Anda yang tertarik membaca artikel ini, tentu saja tertarik dengan konsep hemat untuk mengadakan sebuah pesta pernikahan.

Mengklasifikasikan tamu undangan dengan tepat

Pernikahan di Indonesia memang terkenal dengan pernikahan yang mengundang ratusan hingga ribuan tamu (yang mungkin juga tidak dikenal oleh kedua mempelai karena tamu-tamu itu adalah tamu dari orang tuanya). Perlu beberapa klasifikasi tamu yang harus disiapkan untuk lebih mudah memangkasnya. Pada dasarnya, semakin banyak tamu yang diundang semakin besar budget yang harus dipersiapkan.

Sistem kekerabatan di Indonesia yang begitu kental mengharuskan kedua pengantin untuk mengundang keluarga terdekatnya, dimulai dari para sesepuh. Inilah daftar tamu pertama yang harus diundang. Setelah keluarga, lingkungan tetangga sekitar dari kedua mempelai perlu dipilah dari yang terdekat. Daftar yang ketiga adalah teman terdekat dan kolega atau rekan bisnis yang sehari-hari berinteraksi dengan kedua mempelai diawali dari yang terdekat dan atasan langsung. Pilahlah teman dan kolega yang masih berinteraksi dalam satu tahun terakhir. Bila ada teman yang tak termasuk di dalamnya, berilah pengertian kalau pesta ini hanyalah pesta keluarga. Untuk teman dan kolega, Anda dapat memanfaatkan undangan eletronik atau menggunakan satu undangan untuk satu divisi Anda.

Rencanakan lebih lama dan menikahlah di tanggal yang tepat

Semakin jauh waktu yang digunakan untuk persiapan, semakin banyak keuntungan dan biaya yang bisa dipangkas. Pemesanan wedding venue atau hotel ballroom biasanya akan menggunakan harga yang mengikat mengikuti tahun sebelumnya bila dipesan jauh-jauh hari. Waktu persiapan yang relatif lama, memungkinkan calon pengantin mencari vendor dan kebutuhan pernikahan dengan harga yang sesuai budget namun kualitas yang maksimal. Pesanan kartu undangan atau souvenir pun akan jauh lebih murah jika waktunya tidak terlalu dekat.

Selain itu, hindari tanggal-tanggal yang banyak diminati orang untuk mengantisipasi lonjaknya kenaikan harga. Kecendrungan pemilihan tanggal yang mudah diingat karena tergolong “tanggal cantik” menyebabkan para vendor menggandakan harga untuk mengatasi lonjakan permintaan. Menikah di hari kerja juga dapat menjadi alternative menghemat biaya karena harga yang ditetapkan di hari kerja jauh lebih murah daripada di akhir pekan.

Berhemat dengan dekorasi sederhana

Dekorasi ruangan pesta biasanya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, memilih wedding venue yang telah memiliki dekorasi interior yang sudah cantik dan menawan tidak membutuhkan banyak tambahan dekorasi. Berarti akan ada penghematan yang lebih banyak lagi dari segi dekorasi. Pilihlah dekorasi ruangan yang sederhana namun elegan.

Selalu berpegang teguh dengan konsep “sederhana”

Konsep pesta yang direncanakan juga memegang andil yang besar akan pengeluaran biaya. Semakin detail yang ingin dikerjakan, semakin banyak usaha dan tentunya biaya yang harus disiapkan. Bila menghemat biaya adalah tujuan Anda, tetaplah berpegang pada konsep sederhana. Semuanya dikembalikan pada fungsinya. Alih-alih menggunakan kartu undangan dengan kertas dan kemasan khusus, lebih baik Anda menggunaan format undangan yang lebih sederhana, dengan kertas biasa namun dapat menimbulkan kesan elegan dan “tidak murahan”.

Kebutuhan yang dapat dikembalikan lagi ke konsep sederhana adalah wedding cake dan dekorasi. Kesederhanaan yang Anda terapkan tidak akan mengurangi esensi pesta yang Anda gelar.

Manfaatkan pertemanan

Harga teman pastilah banyak membantu menghemat biaya. Punya banyak teman yang bisa membantu melancarkan pesta pernikahan Anda dengan kemampuan yang mereka miliki adalah salah satu cara terampuh yang dapat ditempuh calon pengantin. Beberapa teman baik bahkan tidak mengenakan biaya apapun untuk bantuan yang mereka tawarkan. Mereka banyak yang menawarkan bantuan untuk berpartisipasi dalam pesta Anda karena bantuan mereka jauh lebih berharga daripada hadiah lainnya yang a la kadarnya.

Paket Pernikahan dari Vendor

Manfaatkan berbagai paket pernikahan dari vendor bridal atau wedding venue yang biasanya bekerjasama dengan vendor-vendor penting lainnya. Harga yang mereka tawarkan untuk paket pernikahan biasanya jauh lebih murah dibandingkan bila Anda mendatangi satu persatu vendor penyedia jasa untuk pesta pernikahan Anda.

Beberapa vendor juga menerapkan harga yang mengikat pada paket pernikahannya sehingga Anda bisa lebih menghemat lagi jika Anda memilih dan membayar sejumlah uang sebagai Down Payment jauh-jauh hari. Manfaatkan harga-harga promosi yang ditawarkan pada saat pameran pernikahan, seperti pada pameran Jakarta Wedding Festival atau Wedding Celebration Festival yang diadakan Weddingku atau di waktu-waktu tertentu untuk lebih mengurangi lagi pengeluaran.

Melakukan banyak “pekerjaan rumah”

Calon pengantin yang cerdas biasanya melakukan banyak research untuk mencari vendor yang tepat untuk ia gunakan di pesta pernikahannya. Banyak bertanya pada rekan-rekan atau mengikuti forum diskusi yang ada di website pernikahan banyak memberi masukan informasi berdasarkan pengalaman calon pengantin yang lain. Manfaatkan pula website pernikahan, seperti Weddingku.com untuk mencari vendor-vendor yang berkualitas dengan pelayanan yang dinilai baik oleh kliennya. Vendor Review yang merupakan fitur Weddingku yang dapat menjadi barometer kepuasan para pengantin yang telah bekerjasama dengan para vendor wedding.

Meminjam lebih baik daripada membeli

Menggunakan gaun pengantin yang sama waktu ibu Anda menikah atau menggunakan perhiasan warisan dari nenek sewaktu ia menikah dulu adalah cara lain untuk menghemat biaya. Beberapa pengantin yang berpikiran praktis banyak yang lebih memilih meminjam gaun pengantin dari bridal dibandingkan harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli yang baru.

Foto-foto lama di atas meja jati kuno yang dimiliki orang tua Anda akan menambah kesan personalisasi a la vintage yang kini menjadi tren dekorasi. Dengan barang-barang pinjaman ini banyak biaya yang dapat dipangkas.

Sedikit kreatif banyak menghemat

Kreatifitas dan ide adalah barang mewah yang mahal. Masih berhubungan dengan pertemanan, manfaatkanlah kemampuan seni mereka untuk memeriahkan pesta pernikahan Anda. Anda memiliki teman dengan suara emas yang hingga kini hanya Anda dan teman-teman dekat yang tahu kelebihannya? Bujuk dia untuk menjadi MC atau penyanyi dalam pesta pernikahan Anda. Atau Anda memiliki teman-teman desain grafis yang canggih membuat undangan atau souvenir yang unik. Pesta Anda tak lagi “biasa-biasa” saja meski dana yang dikeluarkan tergolong terbatas.

Pilih yang bermanfaat ganda

Minimalisir hal-hal yang hanya menjadi sampah di akhir acara Anda. Biasanya hal yang paling disasar terlebih dahulu adalah bunga-bunga yang digunakan untuk dekorasi atau yang dikenakan beberapa orang yang memeriahkan pesta Anda. Daripada membuang hand bouquet yang Anda beli dengan harga yang lumayan, Anda dapat menggunakannya kembali sebagai hiasan di kamar pengantin Anda. Sebagai penggantinya, Anda dapat menggunakan boneka atau pengganti lainnya untuk acara lempar bunga.

Anda juga dapat menggunakan bunga-bunga yang akan digunakan di dalam ruangan pesta untuk menghiasi ruangan tempat Anda mengikat janji suci di ruangan lainnya. Anda hanya perlu bantuan orang lain untuk mengawasi agar bunga-bunga ini tidak rusak sebelum waktunya.

Selasa, 16 September 2014

Cara Mendapatkan Beasiswa Unggulan

Ada berbagai cara / alternatif untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekaligus lebih berkualitas, salah satunya melalui Program Beasiswa Unggulan Tahun 2014 dari Kemdikbud RI.

Oleh karena itu, berikut saya share informasi tentang persyaratan beasiswa unggulan dalam negeri reguler (S1, S2, dan S3), Beasiswa Unggulan (BU) Dalam Negeri merupakan beasiswa yang diberikan kepada putra / putri terbaik bangsa Indonesia baik perorangan / usulan Prodi (Program Studi) minimal akreditasi B untuk melanjutkan studi di jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Berikut syarat-syarat umum maupun khusus untuk mendapatkan beasiswa ini : 

Syarat Umum mendapatkan Beasiswa Unggulan Dalam Negeri Reguler (S1, S2, dan S3), meliputi :

a.  lsi formulir pendaftaran BU yang tersedia dalam Iaman: www.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id.

b.   Melampirkan kelengkapan dokumen berikut pada laman pendaftaran:

  • Scan / file surat penerimaan perguruan tinggi,
  • Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau Kartu Keluarga,
  • File Daftar riwayat hidup (curriculum vitae),
  • Scan ijasah dan transkip nilai terakhir,
  • Scan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) atau sejenisnya yang masih berlaku,
  • File proposal rencana studi, alasan study, rencana tugas akhir dan rincian biaya,
  • Scan/file Surat permohonan BU ke Kepala Biro PKLN, Sekretariat Jenderal, Kemdikbud.

c.   Menyampaikan copy / scan buku rekening / tabungan perbankan nasional (bagi yang telah dinyatakan diterima);

Syarat Khusus untuk mendapatkan Beasiswa Unggulan Dalam Negeri Reguler (S1, S2, dan S3), meliputi 

a.   Usia saat melamar :

  • S1 : mak. 21 Tahun
  • S2 : mak. 35 Tahun
  • S3 : mak. 40 Tahun

b.   Untuk S1, adalah juara ujian nasional tingkat kabupaten / kota / propinsi / nasional;

c.   Untuk S2 dan S3 memiliki lndeks Prestasi Komulatif (IPK) terakhir minimum 3.00 dari skala 0 – 4.00; Atau memiliki sertifikat kejuaraan / prestasi pada tingkat perguruan tinggi, atau prestasi lain minimal pada tingkat kabupaten / kota dalam 5 (lima) tahun terakhir;

Referensi artikel : Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI

Beasiswa YAAB ORBIT Kembali di Buka

Beasiswa YAAB ORBIT 
PERIODE
JULI 2014 s.d JUNI 2015

Yayasan Amal Abadi Beasiswa ORBIT Hasri Ainun Habibie (YAAB-ORBIT HAH) adalah  lembaga non profit yang menyelenggarakan program beasiswa bantuan biaya studi kepada pelajar/mahasiswa yang berprestasi namun memiliki kendala dalam membiayai pendidikannya selama 1 (satu) tahun.
Bahwa berdasarkan Risalah Berita Acara Rapat Pengurus jo. Surat Keputusa Pengurus, tentang perubahan nilai bantuan beasiswa periode 2014-2015,memutuskan hal-hal sebagai berikut:
 a.   Menghapuskan pemberian beasiswa kepada ANBIM untuk jenjang SD, SLTP dan D3.

b.   Memberikan dana bantuan beasiswa Yayasan AAB-ORBIT HAH kepada ANBIM jenjang SMU 
     dan S-1.

c.    Jenjang SMU sebesar Rp. 250.000,-,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah) :

d.    Jenjang S-1 sebesar Rp. 400.000,-,-(empat ratus ribu rupiah) :

Waktu Pengajuan Beasiswa adalah tanggal 1 Juli 2014 s/d 30 September 2014, dikirim langsung
ke alamat sekretariat kami atau bisa dikirimkan melalui jasa Pos.

Syarat-syarat :
1)      Memiliki keterbatasan dalam biaya pendidikan.
2)      Tidak sedang menerima beasiswa dari lembaga lain.
3)      Minimal duduk di kelas II SMU/sederajat dengan rata-rata raport persemester minimal 8.00.
4)      Minimal duduk di semester V dengan IPK minimal 3.)
“Nilai rata-rata raport IPK bisa kurang, bagi anak dari keluarga kurang/tidak mampu”
5)      Aktif di kegiatan Intra atau Ekstra sekolah/kampus (tidak menjadi prioritas)
6)      Bersedia memenuhi kewajiban serta berperan aktif dalam kegiatan YAAB-ORBIT HAH

Data-data yang harus dikirim  :
1)      Formulir yang telah diisi lengkap disertai dengan stempel dan tanda tangan pihak sekolah/kampus.
2)    Surat permohonan berisi data diri, kondisi ekonomi keluarga dan alasan pengajuan beasiswa.
3)      Foto kopi raport/IP per-semester (mulai dari sem. 1 s.d sem. terakhir diterima).
4)      Surat keterangan tidak mampu minimal dari RT setempat.
5)   Slip gaji (jika orangtua PNS/Karyawan Swasta/buruh PT) atau surat keterangan penghasilan 
       orangtua yang disahkan/diketahui oleh RT, bisa digabung dengan surat keterangan tidak mampu, (jika orangtuaburuh harian lepas/wiraswasta dll).
6)    Foto kopi kartu keluarga (KK) terbaru atau dilegalisir RT.
7)      Foto kopi Kartu Tanda Pengenal (KTP) atau kartu pelajar (jika belum memiliki KTP). 
8)      Foto terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak 1 lembar (ditempel di Formulir bagian muka).
9)      Foto copy surat kematian orangtua (Jika orangtua sudah meninggal dunia).
10)  Surat keterangan aktif di komunitas, unit Kegiatan di sekolah atau di kampus atau di lingkungan.
11)  Foto copy surat tunggakan SPP dari sekolah/kampus (jika ada tunggakan).
12)  Data Penunjang lainnya seperti fotokopi piagam, sertifikat, dll.
* Kelengkapan data dapat menentukan hasil seleksi.

Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dengan menghubungi :
Sekretariat YAAB-ORBIT HAH
Wisma Nugra Santana Lt. 9 (Ruang  MPI)
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 7-8 Jakarta Pusat 10220
Telp/Fax : (021) 5720641
Email: yaab-orbitpusat@yahoo.com


Sabtu, 13 September 2014

how about Shari'a islam?

Shari'a is an Arabic word meaning “path” or “way.” Today the term is used most commonly to mean “Islamic law,” the detailed system of religious law developed by Muslim scholars in the first three centuries of Islam and still in force among fundamentalists today.

Shari'a tries to describe in detail all possible human acts, dividing them into permitted (halal) and prohibited (haram). It subdivides them into various degrees of good or evil such as obligatory, recommended, neutral, objectionable or forbidden. This vast compendium of rules regulates all matters of devotional life, worship, ritual purity, marriage and inheritance, criminal offenses, commerce and personal conduct. It also regulates the governing of the Islamic state and its relations to non-Muslims within the state as well as to enemies outside the state. Shari'a influences the behavior and worldview of most Muslims, even in secular states where it forms no part of the law of the land.

Islam teaches that shari'a, as God’s revealed law, perfect and eternal, is binding on individuals, society and state in all its details. By logical extension, any criticism of shari'a is heresy. Muslims who deny the validity of shari'a in any way are labeled as non-Muslims (infidels) or apostates (those who convert to another religion) by traditionalists and Islamists. As such, they face the threat of being prosecuted for apostasy, a crime that carries the death penalty in shari'a.

The mandates of shari'a are extremely harsh compared to modern Western standards. They infringe on many modern principles of human rights, religious freedom, and equality of all before the law. For example:

Hudud punishments are the severe penalities prescribed by shari'a for offenses defined as being against God himself. The punishments for these crimes are seen as divinely ordained and cannot be changed by humans. These include 100 lashes or stoning to death as punishment for adultery; 80 lashes for false accusation of adultery; amputation of limbs for theft; 40 or 80 lashes for drinking alcohol; imprisonment, amputation or death (by crucifixion in serious cases) for highway robbery; and the death penalty for apostasy from Islam. Methods of execution for apostasy can include decapitation, crucifixion, burning, strangling, drowning, impaling, and flaying. Apostates are denied a decent burial after their deaths, and the Muslims who participate in killing them are promised an eternal reward in paradise.

Discrimination on the basis of religion is fundamental to shari'a. By religious edict, Islam must be dominant; only Muslims are considered to be full citizens. Jews and Christians are defined as dhimmis (literally “protected” i.e. permitted to live). However this protection is on condition that they do not bear arms, know their lowly place in society, treat Muslims with respect, and pay a special poll tax (jizya).

Shari‘a divides the world into two opposing domains: the House of Islam (Dar al-Islam) and the House of War (Dar al-Harb). Muslims are supposed to wage jihad to change the House of War (where non-Muslims are dominant) into the House of Islam, dominated by Muslims. While some modern Muslims reject this aggressive understanding of jihad, and see it merely as a strengthening of personal faith, most agree that jihad includes defending Muslim territory and Muslims from any form of aggression; this leaves the door open to interpreting any conflict involving Muslims as a case of defensive jihad. Islamic terror groups justify their atrocities by references to the shari'a rules on jihad.

Shari'a discriminates on the basis of gender. Men are regarded as superior. Women are treated as deficient in intelligence, morals and religion, and must therefore be protected from their own weaknesses. Shari'a rules enforce modesty in dress and behavior and the segregation of the sexes. These regulations place women under the legal guardianship of their male relatives. Women are inherently of less value than men in many legal rulings. A man is allowed up to four wives, but women can have only one husband. A man can divorce his wife easily; a woman faces great obstacles should she want a divorce from her husband. A daughter inherits half as much as a son, and the testimony of a female witness in court is worth only half that of a male witness. In cases of murder, the compensation for a woman is less than that given for a man.

Shari'a courts often display a clear gender bias. This is seen in the widespread practice of accusing rape victims of illicit sexual relations (zina), an offense which carries punishments ranging from imprisonment and flogging to death by stoning.

Female genital mutilation is widespread among some Muslim communities, especially in Egypt, East Africa, Yemen, and Indonesia. Many Muslim leaders see the practice as essential for preserving women’s chastity on which family honor largely depends.

In shari'a there are differences between the various schools of law as to the extent of what a woman may reveal in public. The Hanafi and Maliki schools of law permit face and hands to be revealed in public, thus there is no need for a veil over the face. Among Hanbalis there are two opinions, some permitting the revealing of face and hands, others forbidding it. The Shafi‘is demand that a woman’s face and hands be covered in public, thus demanding some kind of veil over her face.

Both Qur’an and hadith urge modesty in women’s dress and command them to cover themselves in public. The problem is a matter of interpretation of the original Arabic words used.

Most Sunni Muslims believe shari‘a to be completely unchangeable, althoughShi'as allow for the possibility of interpreting and adapting it to new circumstances. Since the nineteenth century, there have been efforts at reforming shari'a in a liberal direction in order to accommodate it to the modern world, but in the contemporary Muslim world, the traditionalists and especially the Islamists -- upholders of the traditional view of shari'a -- are now dominating public opinion.

Of particular concern for Americans are cases where Muslim litigants seek -- sometimes successfully -- to have their cases in U.S. courts decided by principles of Sharia law. As of May 2011, the Center for Security Policy (CSP) had identified 50 examples in 23 states “where Muslim-Americans had their cases decided by Sharia Law against their will.” In one case, a Trial Court judge had ruled based on Moroccan Sharia law, even though those involved were not Moroccans or even Muslims. In Tampa, Forida, a judge had ruled that a dispute between two Muslim parties would be solved in accordance with Sharia, overruling the objections of one party. And in a notorious New Jersey case, a judge had exonerated a Muslim man of raping his wife because Sharia allowed him to do so. (The ruling was later overturned.) The 50 instances cited by CSP represented just a fraction of the total number of such cases.


Adapted mostly from "What Is Shari'a?" (published by the Barnabas Fund, January-February 2007).

Theories entry of Islam into Indonesia

       Theories entry of Islam into Indonesia-Islam came to Indonesia when Hindu and Buddhist influence is still strong. At that time, the Majapahit still control most of what is now Indonesia. Indonesian people acquainted with the religion and culture of Islam through the trade channel, the same as when acquainted with the Hindu and Buddhist religions. Through commercial activities, the Indonesian people who are familiar with the Hindu-Buddhist gradually familiar with the teachings of Islam. The spread of Islam was first occurred in coastal communities are more open to foreign culture. After that, then Islam spread to the countryside and mountains through economic activity, education, and politics. 
Islamic religion eventually spread to Southeast Asia and East Asia. This happens due to the increasingly crowded trade route, with the opening of the airport Hurmuz in the Persian Gulf. Indonesia as one of the areas that has many ports, is one of the objectives of the foreign merchants to obtain the merchandise sold in the international market, especially the spices. 

The process of introduction of Islam to Indonesia does not take place in a revolutionary, fast, and single, but evolved gradually, and very diverse. According to historians, the theories about the coming of Islam to Indonesia can be divided into: 

a. theory Mecca 
Mecca theory says that the arrival of Islam to Indonesia are directly from Mecca or Arabic. This process takes place in the first century Hijri or 7th century AD figure who introduced this theory is Haji Abdul Karim Amrullah or Hamka, one of the scholars at the same time Indonesian writers. Hamka express his opinion in 1958, when the oration delivered on the anniversary of the State Islamic University (PTIN) in Yogyakarta. He rejects the whole notion of Western scholars who argued that Islam came to Indonesia indirectly from Arabic. Materials argument is used as reference material source HAMKA local Indonesian and Arabic sources. According to him, the initial motivation of the arrival of the Arabs not based on economic values​​, but rather is driven by the motivation to spread the spirit of Islam. In view of Hamka, the trade route between Indonesia and Arabic has been going on long before the chronicle BC. 
In this case, the theory is a refutation of the theory HAMKA Gujarat are many weaknesses. He is even suspicious of the prejudices of Western Orientalist writers who tend to discredit Islam in Indonesia. Western writer, Hamka said, doing a very systematic effort to eliminate the Malay lands beliefs about intimate spiritual relationship between them and the Arab lands as the primary source of Islam in Indonesia in studying religion. In view of HAMKA, Muslims in Indonesian Islam of the people get the first (the Arabs), instead of just trade. HAMKA view is similar to the Sufi theory expressed by AH Johns who said that the musafirlah (the nomads) who has been doing initial Islamisation in Indonesia. Sufis usually wander from one place to another to set up a collection or university institutes. 

b. theory Gujarat 
Gujarat theory says that the coming of Islam to Indonesia from Gujarat in the 7th century H or 13th century AD Gujarat is located in any part of western India, berdekaran the Arabian Sea. People who socialize this theory is mostly scholars from the Netherlands. The first scholar who proposed this theory is J. Pijnapel of the University of Leiden in the 19th century According to him, the Arabs bermahzab Syafei have settled in Gujarat and Malabar since the beginning Hijriyyah (century 
7 AD), but the spread of Islam to Indonesia according Pijnapel of the Arabs is not direct, but Gujarat traders who had converted to Islam and trade in the eastern world, including Indonesia. In a further development, Pijnapel theory is justified and propagated by a leading Dutch orientalist, Snouck Hurgronje. According to him, Islam was first developed in the port cities of the Indian subcontinent. The people of Gujarat had earlier opened trade relations with Indonesia than with Arab traders. In view of Hurgronje, the arrival of the Arabs happen in the next period. The Arabs who come are mostly descendants of the Prophet Muhammad who use the title "sharif" or "sharif" in front of his name. 
Theory Gujarat then also developed by JP Moquetta (1912) who argue with tombstones Sultan Malik al-Saleh, who died on the 17th of Dhu al-Hijjah 831 AH / 1297 AD in Pasai, Aceh. According to him, gravestones and tombs in Pasai Maulanan Malik Ibrahim who died in 1419 in Gresik, East Java, has the same form as contained in Kambay headstone, Gujarat. Moquetta finally concluded that the tombstone is imported from Gujarat, or at least made ​​by a Gujarat or the Indonesian people who have learned calligraphy typical Gujarat. Another reason is that in the common schools of Syafei profess the Muslim community in Gujarat and Indonesia. 

c. theory of Persia 
Persian theory says that the coming of Islam to Indonesia comes from the Persian or Parsi (now Iran). Originator of this theory is Hoesein Djajadiningrat, historians from Banten. In giving his argument, Hoesein more focused analysis on the cultural similarities and traditions that developed between the Parsi community and Indonesia. Traditions include: a tradition of celebrating the 10th of Muharram or Asyuro as Shiite holy day for the death of Husayn ibn Ali, the grandson of the Prophet Muhammad, as it developed in the tradition of the ark in Pariaman in West Sumatra. The term "ark" (coffin) is taken from the Arabic language are translated through Persia. Another tradition is the mystical teachings of the many similarities, such as between the teachings of Sheikh Siti jenar of Central Java with the teachings of Al-Hallaj Sufi from Persia. Not coincidentally, both were sentenced to death by the local authorities because its teachings are considered contrary to the monotheism of Islam (apostate) and political stability and social harm. Another reason put forward Hoesein Moquetta line with the theory, that there are similarities in the art of calligraphy carving gravestones used at the beginning of Islamic graves in Indonesia. Another similarity is that Indonesian Muslims embrace schools of Syafei, as-many Muslims in Iran. 

d. theory of China 
Chinese theory says that the coming of Islam to Indonesia (especially Java) is derived from the Chinese Diaspora. The Chinese have been in touch with the people of Indonesia long before Islam known in Indonesia. In the Hindu-Buddhist, ethnic Chinese or Chinese have mingled with the Indonesian-primarily through trade contacts. In fact, Islam has arrived in China in the 7th century AD, a period in which religion flourished. Sumanto Al Qurtuby in his book Flow Chinese-Javanese-Islamic states, according to the chronicles of the Tang Dynasty (618-960) in the area of ​​Cantonese, Zhang-zhao, Quanzhou, southern China coastal dams, there have been a number of Islamic settlement. 
The Chinese theory when viewed from some foreign sources (chronic) and local (and chronicle the saga), is acceptable. In fact, according to some sources lokat is written that the first king of Islam in Java, namely Raden Patah of Demak Bintoro, is of Chinese descent. His mother mentioned are from Campa, southern China (now including Vietnam). Based hist and Hikayat Hasanuddin Banten, the name and title of the kings and their ancestors Demak written using Chinese terms, such as "Check Ko Po", "Jin Bun", "Check Tire Cun", "Cun CEH", and "Cu-cu ". Names like "Munggul" and "Moechoel" is interpreted in other words from the Mongols, an area in northern China bordering Russia. 

Other evidence is the old mosques valuable Chinese architecture established by the Chinese community in various places, especially in Java. Important port throughout the 15th century such as Gresik, for example, according to Chinese records, first occupied by Chinese sailors and traders. All of the above theory each has its own advantages and disadvantages. There is no absolute certainty and clear in each of these theories. Borrowing the term Azyumardi Azra, the arrival of the real Islam to Indonesia came in complexity; meaning does not come from one place, the role of a single group, and not at the same time.