Iklan

Tampilkan postingan dengan label International News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label International News. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Desember 2015

Presiden “Recep Tayyip Erdogan”, Pemimpin Turki yang memuliakan Anak Yatim

Atas permintaan seorang anak yatim piatu,  tenaga pengajar dari sebuah sekolah di Turki mengirimkan surat kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Melalui gurunya itu, sang anak meminta presiden untuk hadir dalam pertemuan guru dan orang tua, sebagai ayahnya (Sumber : arrahmah.comAnak Yatim dan Presiden Turki [Facebook]).

Agar nantinya si anak tidak kecewa, Sang guru sudah mewanti-wanti bahwa bisa saja Presiden tidak akan datang, karena seorang pemimpin negara sangat banyak pekerjaan yang harus diselesaikan

yatim1


Sungguh satu kejutan, ternyata Presiden Erdogan menyempatkan diri untuk datang, dan berkata ia akan ikut dalam pertemuan para ayah, sebagai wali dari anak tersebut.

WaLlahu a’lamu bishshawab.
Sumber arrahmah.com

(Ditulis Kembali oleh Yadi Suryadi)

Jumat, 13 Februari 2015

Hillary Akui ISIS Rekayasa AS untuk Pecah Belah Timur Tengah



Rimanews-Terkait fenomena munculnya gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Dalam buku terbarunya, Hard Choice, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Demikian dilansir harian Mesir, Elmihwar,  Rabu (6/8).

Dikatakan, ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah (Timteng).
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam(Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Awalnya gerakan tersebut akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Namun saat terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir, semua rencana itu berantakan.
 “Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton, itu.
Pihak barat, menurut Hillary, sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan di Mesir. Namun negeri piramida tersebut bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka.

“Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.
Sebelumnya, mantan karyawan Kontrak US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, juga melontarkan pernyataan yang hampir sama.
Snowden, seperti dilansir Globalresearch, menyebut ISIS sebagai produk kerjasama antara Inggris, Amerika Serikat dan Israel dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstrimis dunia dalam satu tempat.

Dalam berita itu disebut pula bahwa Snowden mengungkapkan strategi yang dikenal sebagai operasi “sarang lebah”. Dokumen NSA menunjukkan operasi “sarang lebah” bertujuan melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.
Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi itu adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Bocoran informasi rahasia ini juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan jebolan program pendidikan Mossad. Dia diketahui pernah mengikuti pelatihan militer intensif selama satu tahun di bawah kendali Mossad, selain program dalam bidang teologi.