Iklan

Tampilkan postingan dengan label Change. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Change. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Juni 2015

10 Kepribadian Orang Sukses

Suatu kesuksesan memiliki banyak definisi dan variasi tolok ukur. Beberapa dari kita meyakini, bahwa kesuksesan berarti mencapai posisi tertinggi di kantor, variasi lainnya bermakna memiliki kecukupan finansial tertentu. Ada sebagian lagi mewujudkan kesuksesan sebagai sebuah predikat penghargaan dari kolega dan khalayak atas prestasinya. Dari bermacam definisi dan tolok ukur itu, satu hal yang dapat disimpulkan bahwa kesuksesan merupakan pencapaian impian melalui sebuah proses terstruktur dan terencana. Contohnya, si A mendefinisikan sukses jika dia mampu mencapai manajer pemasaran di tempat kerjanya. Usaha untuk “memuluskan” kesuksesan tersebut, A memutuskan untuk belajar kembali di institusi pendidikan S2 dan mengikuti beberapa seminar pemasaran. Tentu saja, banyak hal yang perlu dipersiapkan, baik itu material dan sikap pribadinya. Bentuk material berupa dana dan waktu merupakan hal yang pasti harus dipersiapkan, lalu perlu juga ditunjang dengan sikap pribadi dalam menyikapi proses pencapaian kesuksesan itu sendiri. 

Merujuk kepada Jennie S. Bev
yaitu seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator bertempat tinggal di San Francisco Bay Area dan merupakan seorang Indonesia yang “sukses” berkompetisi pada iklim “ketat” Amerika. Beliau mengedepankan 10 unsur kepribadian seorang sukses (baik dari segi keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan pergaulannya dengan para billionaire dan beberapa pengusaha sukses. Sepuluh sikap itu adalah sebagai berikut: 

Satu, keberanian untuk berinisiatif.
Kekuatan yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang terknenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang! Seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di bidang Real Estate awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya berpredikat Raja Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan berani berinisiatif. Kita tentu mengenal serial TV The Apprentice, kontes Miss Universe, Online University bernama TrumpUniversity.com, bahkan di negara asalnya boneka Donald adalah sebuah icon dan produk laris selain buku-buku bestseller-nya. Dan inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya. 

Dua, tepat waktu.
Sebuah hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang paling terbatas tersebut. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan kolega dan mitra kita. 

Tiga, senang melayani dan memberi.
Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan memberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Dan, keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan ikhlas. Ini mungkin bisa dibilang sebagai bonus saja! Tetapi, setidaknnya dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada teman, kolega serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lebih yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.  

Empat, membuka diri terlebih dahulu.
Barangkali kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak terbuka. Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, dan selalu berprasangka buruk kepada siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini adalah unsur yang tidak dimiliki banyak orang sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan sebagian besar dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius, betul kan

Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik.
Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Kembali kita mengambil contoh Donald Trump. Dalam serial TV The Apprentice, Trump memiliki tim yang loyal dan menjadi perpanjangan tangan dirinya dalam menemukan para calon “orang kepercayaan” yang baru. Pada akhirnya, Trump akan memiliki sebuah tim yang sangat loyal dan bervisi sama dengan menciptakan jaringan kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses itu semakin terbuka lebar. 

Enam, senang mempelajari hal-hal baru.
Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce. Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai seorang pendidik? Atau mereka sendiri sebenarnya adalah profesor? Jelas tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis ibarat sebagai tempat bermain yang laus dan tidak terbatas. Jadi senang belajar dan mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan. 

Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.
Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.” Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Adalah baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari mungkin kita akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal, itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik). 

Delapan, berani menanggung resiko.
Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day. Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi bukan? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat. 

Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat).
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya. Semakin positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut. 

Sepuluh, “comfortable in their own skinMenutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih” dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan orang sukses yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Tidak ada tentunya. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri. Sikap dasar orang sukses tersebut di atas barangkali dapat menjadi cerminan dan memuluskan langkah kita untuk mencapai kesuksesan yang kita impikan, tinggal kita yang memutuskan. Siap untuk sukses? Sampai bertemu lagi di puncak gunung kesuksesan!



Mengapa orang pintar gagal dalam bisnis? Bila anda pernah membaca buku Belajar Goblok Dari Bob Sadino karya Dodi Mawardi, maka anda akan temukan jawabannya. Kalau ingin sukses berbisnis jangan pakai tujuan, jangan pakai rencana, jangan pula pakai harapan. Mengalir saja jalani apa adanya dan tak perlu sekolah. Begitu kata Bob Sadino. Sepertinya bertentangan dengan pikiran kita pada umumnya. Namun bila dicermati lebih dalam pelajaran Bob Sadino ini masuk akal. Bisa juga diterapkan dalam bisnis online. Pengen tahu mengapa orang pintar gagal dalam berbisnis? Inilah jawabannya :

Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya. 

Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkan hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya. Nasehat agar sukses bisnis online adalah harus fokus pada bisnis online yang dijalani sampai sukses.

Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Abaikan Kualitas - Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sedangkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri

Itulah pelajaran dari Bob Sadino yang juga bisa diterapkan dalam bisnis online. Selengkapnya bagaimana belajar pakai cara "Goblok" agar sukses, silahkan baca buku Belajar Goblok Dari Bob Sadino.

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Rabu, 01 April 2015

Situs Islam di blokir?

Trending Topic berita di media SOSMED dan media elektronik serta media cetak saat ini yaitu diblokirnya situs Islam. Kurang lebih ada 22 situs Islam yang dianggap Radikal oleh BNPT dan bahkan bisa bertambah. Ini maksudnya ada apa???? ada pertanyaan besar di kepala saya ketika situs Islam tempat saya belajar Islam dan mendalami Islam ko malah di Blokir, ini ada apa sebetulnya??? Saya kira ini ada pembelokan opini bahwa ada masalah besar yang sengaja di tutupi dengan mengalihkan isu ini. Menurut berita update 31 Maret 2015, KEMENKOMINFO bahkan tidak menyaring dulu bahkan tidak sampai meneliti konten dari situs yang diblokir ini, saya beranggapan anggota BNPT dan pengurusnya tidak paham Agama Islam sama sekali, dia Islam namun hanya di KTP saja tidak mempertanggungjawabkan keislamannya secara Kaafah.

Yang lebih lucunya, ada anggota DPR yang memberi statemant bahwa situs Islam lebih berbahaya dari situs porno, nah ini udah kelewatan edannya. Ada beberapa pihak dari kalangan Muslim bahwa Negeri ini sudah dikuasai oleh orang-orang Komunis. Entah benar atau tidak, saat ini keadaan Indonesia tidak beraturan dan sudah acak, seperti hidup di negeri antah-barantah saja

Mari kita doakan negeri kita aman, damai, sentosa dan makmur serta marilah kita dukung rekan Mahasiswa untuk turun ke jalan, mengingatkan kembali peristiwa 20 Mei 1998 dimana Presiden Soeharto dilengserkan. Bukan bermaksud mendukung aktivitas makar namun inilah bentuk dukungan saya terhadap bangsa ini yang saat ini di timpa kebimbangan dan ketimpangan leadership. 

Selamatkan Indonesia!!!!

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Jumat, 27 Maret 2015

Bagaimana menyikapi kegagalan

Ada tiga orang sahabat yang sudah bersahabat sejak mereka kelas 2 SMP, sebutlah namanya Budi, Andri dan Joni. Ketiga sahabat ini akrab sekali hingga mengerjakan PR pun mereka mengerjakan bersama meskipun yang terlihat mengerjakan soal hanya Joni. Ketiganya terbilang unik dan memiliki ciri khas masing-masing. Suatu ketika, pada saat kelulusan SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) ketiganya sama sama gagal dalam tes masuk namun ada satu yang menarik dari mereka, ternyata beragam reaksi yang mereka lakukan. Joni misalnya, dia tidak merasa sedih ataupun merasa gagal justru lebih semangat lagi dalam belajar, dalam hatinya terbersit bahwa tahun depan dia harus mencoba lagi ikut SPMB dan belajar lebih giat lagi untuk bisa masuk PTN favoritnya. Lain halnya dengan Andri, sesudah pengumuman SPMB si Andri terlihat begitu murung dan bersedih, tak ada semangat hidup dan merasa tak berarti dalam hidup. Lain lagi ceritanya dengan si Budi, dia terlihat begitu cuek dan masa bodoh dalam kegagalannya dalam menempuh tes SPMB dia terkesan apatis.

Sahabat yadi sekalian, dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kita bebas dalam menentukan sikap dalam menerima kegagalan atau memperoleh keberhasilan yang tertunda. Setiap orang bebas mengekspresikan apa pun yang dia rasakan termasuk menyikapi kegagalan, namun alangkah baiknya jika kita dapat menyikapi kegagalan itu dengan positif dan benar.

Bagaimana kita mensikapi kegagalan? Andreas Harefa dalam buku ”Mematahkan Belenggu Motivasi” mengajak kita mensikapi kegagalan dengan 5 persepsi:

• Persepsi dan sikap mengenai kegagalan adalah bahwa anda belum gagal sebelum memutuskan untuk berhenti berusaha. Seperti contoh pendiri KFC Colonel Sanders yang pernah ditolak 1009 kali ketika menawarkan ide menjual ayam goreng dengan resep khusus.

• Kegagalan tidak mampu menghancurkan gairah hidup jika kita yakin masih ada hari esok. Selama kita yakin masih ada hari esok maka kegagalan, musibah, kesulitan, serta problema apapun tidak akan mampu mengikis habis motivasi dan semangat juang kita untuk bangkit

• Kegagalan juga tidak akan membuat kita kehilangan motivasi dan semangat untuk berkarya.

• Kegagalan perlu disikapi dengan selera humor yang tinggi. Tertawalah karena mungkin selama ini kita terlalu mengandalkan motivasi eksternal (gaji, fasilitas, mobil, rumah) dan kurang mengandalkan motivasi internal (tanggungjawab, keinginan berkembang, ibadah). Tertawakanlah cara hidup kita yang mungkin boros dan suka berhutang

• Kegagalan dapat dilihat sebagai satu-satunya jalan mendekatkan diri pada keberhasilan

Terima Kasih Semoga Bermanfaat
Bandung, 27 Maret 2015 (Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Rabu, 18 Februari 2015

Sugesti Positif



sekarang ambil posisi santai yang membuat anda nyaman
baca dengan teliti setiap kata yang anda lihat dari saya
ambil napas yang panjang lewat hidung...
lalu perlahan-lahan keluarkan melalui mulut,
setiap tarikan nafas anda membuat anda semakin rileks 100 kali lipat dari sebelumnya...

ulangi sekali lagi...
ambil napas yang panjang lewat hidung...
lalu perlahan-lahan keluarkan melalui mulut,
setiap tarikan nafas anda membuat anda semakin rileks 100 kali lipat dari sebelumnya...
baca dengan teliti setiap kata yang anda lihat dari saya

sekarang....
bayangkan dan rasakan dalam pikiran anda
orang-orang di sekitar hidup anda
Banyak orang keluar masuk ,
datang dan pergi dalam kehidupan anda
Ada yang melintas singkat,
namun membekas lama. 
Ada yang lama bersama anda,
tetapi anda tak disadari arti keberadaannya,
Ada pula yang begitu jauh di mata,
namun terasa dekat melekat di hati. 
Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah peduli.

sekarang....
bayangkan dan rasakan dalam pikiran anda
orang-orang sekitar hidup anda
Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita
bagaikan manik-manik patamorgana,
melukis indah catatan sejarah hidup anda. 
Atau kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keberadaannya yang indah

sekarang....
bayangkan dan rasakan dalam pikiran anda
orang-orang sekitar hidup anda
Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka
semua yang pernah hadir dalam hidup anda. 
Kenanglah seluruh kebaikan mereka
serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. 

Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat.
jika anda ingin menagis maka menangis lah...
jika anda ingin tertawa maka tertawalah...
bayangkan dan rasakan apa jadinya jika anda diam saja...
tiada salahnya mengenang mereka
yang pernah anda anggap musuh dan pengkhianat,
Atau yang tak pernah anda tahu nama dan wajahnya. 
Bagaimana pun mereka telah turut memahat sejarah pribadi anda; 
menggoreskan tinta pada lukisan hidup anda
dan menghiasai tanaman jiwa anda.

Kenanglah dalam kebaikan cinta yang tak bertepi.
Hanya dalam tatapan cinta yang tulus ikhlas
anda bisa memandang indahnya kehidupan ini.
Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali,
maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya.
selamat berbahagia bersama mereka-mereka yang mengiburmu

Kamis, 29 Januari 2015

Curhatan Pendidik

Dunia Pendidikan adalah dunia yang dinamis, dimana para warganya di tumtut untuk dapat berubah dan meyukai perubahan, baik perubahan sistem maupun perubahan kurikulum dan juga perubahan paradigma berfikir para guru dan siswanya. Jika saja salah satu pendidik tidak paham tentang keniscayaan suatu perubahan maka lembaga pendidikan yang menaunginya akan hilang di telan perubahan. Apa yang saya maksud adalah kelambanan proses perubahan lembaga pendidikan yang sudah satu tahun berjalan ini saya tempati. Memang dalam awal kegiatan, lembaga ini tidak menjanjikan apapun apalagi materi berlimpah pada para tenaga pendidiknya, sehingga menimbulkan suatu semangat yang kendur bahkan kurang bersemangat dalam mengemban amanah ini.

Amanah yang begitu berat tidak dianggap penting oleh beberapa masyarakat yang mendiami lembaga ini. Mengapa saya berkata demikian??
karena memang sudah fakta yang konkrit setiap ada kegiatan undangan untuk kemaslahatan anak bangsa, ada saja alasan sehingga tidak dapat hadir. Tidak mudah untuk memberikan pemahaman kepada "mereka" yang memang memiliki Kesibukan lain diluar dunia pendidikan. Bahkan, ketika ada urusan yang menurut hemat saya adalah urusan yang tidak penting (Remeh) seperti contohnya kedatangan tamu seorang teman kuliah yang sudah sejak wisuda belum bertemu, sungguh ini adalah semangat yang turun, mengapa tidak diajak saja ke tempat rapat atau kasih alasan bahwa saya ada kegiatan yang Urgent tidak dapat ditinggal, sudi kiranya teman kita kita mengerti dan paham dan alangkah baiknya jika mau menunggu.

Saya sungguh miris, saya sungguh mengernyitkan dahi ketika hal ini benar-benar terjadi di tempat saya bekerja. Dalam hati ada rasa dongkol (kok seperti ini ya....??????). Sudah kegiatan sehari-harinya kurang ada pengawasan dan kurang aktif, terus apakah kita sebagai penduduk di lembaga ini tidak pernah berfikir untuk mau berubah???. Jika tidak ada perubahan juga niscaya lembaga ini akan ditinggalkan, akan hilang di telan masa bahkan akan jauh tertinggal oleh lembaga-lembaga yang sudah maju dan lembaga-lembaga yang siap berlari kencang untuk melakukan perubahan.

Kondisi di tempat lembaga saya bernaung kurang lebih sama dengan kondisi bangsa ini yang "linglung". Linglung karena berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh kepala negaranya. Bagaimana Presiden JOKOWI tidak dapat mengislahkan antara POLRI dan KPK bahkan malah memperkeruh suasana. Ini tidak sesuai dengan amanat dari Founding Father kita dulu. Bagaimana dengan gagah beraninya, Dwitunggal Proklamator negara kita dengan ikhlas mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongannya demi kepentingan nasional. Sungguh negeri yang saya cintai ini dalam bahaya dan lebih bahaya lagi lembaga tempat saya bernaung dalam kondisi yang kurang kondusif. Mudah-mudahan kedepannya lembaga pendidikan tempat saya bernaung menjadi lebih baik lagi dan dapat mengikuti arus perubahan agar nantinya menjadi lembaga tauladan bagi siswa-siswanya lebih luas lagi untuk masyarakat di sekitar.

Anyer, 29 Januari 2015

Kamis, 22 Januari 2015

AL-QUR’AN MENGAJARKAN PERUBAHAN

Oleh: DR. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris*

AL-QUR’AN MENGAJARKAN PERUBAHAN

Allah ‘Azza wa Jalla berbicara kepada kita tentang perubahan dalam dua surat, yaitu surat Al-Anfal dan Ar-Ra’d. Di dalam surat Al-Anfal Allah berfirman:

 “Demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Anfal [8]: 53)

Dan di dalam surat Ar-Ra’d Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11)

Kaidah-Kaidah Perubahan:
Kedua ayat mulia tersebut mengandung beberapa kaidah penting dalam mengadakan perubahan, yaitu:

Kaidah pertama:
Perubahan merupakan hukum general yang meliputi semua jenis dan ras manusia, baik mukmin atau kafir. Hal itu ditunjukkan dengan kata قَوْمٌ yang berbentuk nakirah (indefinitif). Kata ini termasuk kata mutlak dan ia tetap bermakna mutlak selama Syari’ tidak membatasinya dengan suatu sifat seperti iman dan selainnya.
Karena itu, maknanya tetap mencakup setiap kelompok, organisasi, masyarakat, atau negara, tanpa memandang agamanya. Ia juga mencakup setiap ruang danw aktu. Hal itu karena lafazh tersebut mencakup setiap masyarakat di masa lalu, masa kini dan masa depan, sebagaimana ia mencakup setiap negara di dunia.
Jadi, Allah telah menetapkan berbagai sunnah dalam kehidupan dan meletakkan faktor penyebab dan undang-undang di alam semesta dan kehidupan insani. Sunnah, faktor penyebab dan undang-undang ini menimbulkan akibat-akibatnya dan mendatangkan buahnya berdasarkan pengaruh dari Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Allah telah menganjurkan umat manusia ini untuk mencari faktor penyebab, undang-undang dan hukum, supaya mereka dapat mengikuti petunjuknya dan berbuat menurutnya, agar mereka memperoleh buahnya. Allah menundukkan faktor penyebab, undang-undang dan hukum itu untuk kebahagiaan manusia dan untuk melayaninya di dunia.
Bekerja adalah sarana untuk mencari rezki. Tidak ada yang bisa dilakukan manusia selain serius dan bersungguh-sungguh dalam mencari rezkinya dengan mengerahkan seluruh tenaga dan potensinya. Baik rezki itu bersifat materi atau immateri, atau kedua-duanya.
Petani membajak tanah dan menabur benih, kemudian ia menunggu rezki dari Rabb. Seandainya ada seseorang berdiam diri di rumahnya tanpa mengerahkan tenaga sedikit pun untuk bercocok tanam, lalu ia mengira bahwa rezkinya akan datang dari pertanian, padahal ia tidak membajak, tidak menabur benih dan tidak memupuk tanah, maak dia akan kecewa dan tertinggal dari bahtera kehidupan insani. Bahkan ia dianggap berdosa karena menolak melakukan sebab, sunnah dan undang-undang.
Demikian pula para da‘i yang mencita-citakan perubahan itu harus mengerahkan segenap tenaga dan mencurahkan segenap potensi, ide, harta benda, jiwa dan hal-hal yang berharga untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka canangkan.

Kaidah kedua:
Perubahan yang berdampak dan dituntut dalam konsep Islam adalah perubahan kolektif yang mencakup mayoritas lingkungan sosial. Adapun perubahan individual bukan yang dimaksud di sini. Karena terkadang satu individu dapat mengubah dirinya dengan memperbaiki hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hubungannya dengan orang lain.
Tetapi, perubahan ini tidak menghasilkan perubahan umum. Dan terkadang beberapa individu di tengah masyarakat berhasil mengubah diri mereka dengan memperbaiki diri dan memperat hubungan mereka dengan Allah, Rabb mereka, tetapi perubahan ini tidak cukup untuk mengubah masyarakat secara menyeluruh, fundamental dan mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, moral, hukum dan lain-lain.
Kaidah ini tersimpulkan dari kata قَوْمٌ pada ayat di atas. Karena kata ini berarti sekumpulan manusia, baik laki-laki atau perempuan.

Kaidah ketiga:
Perubahan itu ada kalanya positif dan ada kalanya negatif. Karena perubahan itu berarti beralih dari satu kondisi ke kondisi lain dan berpindah dari seti tempat ke tempat lain. Dengan demikian, ada kalannya perubahan diri itu bersifat positif, yaitu perubahan dari jelek menjadi baik, atau dari baik menjadi lebih baik, sehingga hasilnya pun positif.
Dan ada kalanya perubahan itu bersifat negatif, dimana manusia mengubah diri dari lebih baik menjadi baik, sehingga hasilnya adalah baik dan terkadang manusia mengubah diri dari baik menjadi jelek, sehingga kondisi mereka menjadi jelek.
Kami menyimpulkan kaidah ini dari firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11)
Jadi, seperti yang kita tahu, perubahan adalah peralihan dari satu kondisi ke kondisi lain, dari satu tatanan ke tatanan lain, dari sati sifat ke sifat lain, baik positif atau negatif.

Bukti-Bukti Empirik
Kaidah-kaidah ini memiliki bukti-bukti empirik yang dari kehidupan berbagai bangsa dan masyarakat di sepanjang zaman, dengan kondisi dan situasi yang berbeda-beda, baik di masa lalu atau masa kini, baik yang mukmin atau yang kafir.
Bukti empirik pertama mengenai ayat yang berbicara tentang perubahan dalam surat Al-Anfal adalah yang terkait dengan suatu kaum yang kafir, yaitu kaumnya Fir’aun dan generasi sebelum mereka.
Ketika mereka mengubah kondisi mereka menjadi tidak menyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah pada mereka dan membalasnya dengan sikap keras kepala, maka Allah menghukum mereka dengan menghentikan turunnya nikmat pada mereka dan menghancurkan apa yang dibuat oleh Fir’an dan kaumnya.
Tetapi, penulis akan mengambil dua bukti empirik yang terjadi setelah kenabian Muhammad Saw.

Bukti empirik pertama:
Bukti empirik ini kembali kepada empat belas abad silam, ketika bangsa Arab terdiri dari kabilah-kabilah yang bersengketa. Satu kabilah menyerang kabilah lain, menawan kaum perempuan dan keluarga, serta membunuh kaum laki-laki atau menawannya.
Bangsa Arab waktu itu berada dalam kondisi terbelakang dan jatuh dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Apabila jika mereka dibandingkan dengan negara Persia dan Romawi di semua bidang. Dalam bidang politik, ada sebagian bangsa Arab tunduk kepada Persia dan sebagian yang lain tunduk kepada Romawi.
Dalam bidang sosial, tradisi mengubur anak perempuan hidup-hidup telah mewarnai mayoritas kabilah. Penyakit sosial seperti perzinahan dan pernikahan istibdha’ (hanya untuk seksual) telah mewabah.
Perempuan dianggap sebagai benda yang bisa diperebutkan kerabat laki-lakinya, meskipun mereka adalah anaknya. Siapa yang lebih dahulu menaruh mantelnya di atas tubuh perempuan yang ditinggal mati suaminya, maka perempuan itu menjadi miliknya.
Ia bebas menikahinya meskipun ia adalah mantan istri bapaknya, atau menikahkannya dengan laki-laki lain dan mengambil maharnya.
Di bidang ekonomi, riba telah menjadi praktik umum. Padahal riba itu dapat mengakibatkan kekayaan terpusat pada segelintir orang, sedangkan mayoritasnya dalam keadaan miskin. Mereka menjadi korban ketamakan rentener dan perilakunya yang tak manusiawi. Karena debitur dapat menarik harta benda kreditur jika tidak sanggup melunasi hutangnya.
Apabila kabilah-kabilah Arab atau sebagiannya mengalami kelaparan, maka mereka keluar untuk merampok Persia dan Romawi. Dan di bidang akhlak dan ibadah, di zaman itu Allah memandang seluruh penduduk bumi dengan pandangan murka, kecuali sebagian kecil dari Ahli Kitab.
Dalam bidang peradaban, baik pemikiran atau materi, bangsa Arab tidak memiliki pemikiran cemerlang yang dapat mereka persembahkan kepada umat manusia, sebuah inovasi atau penemuan ilmiah.
Mereka adalah bangsa yang illateral. Sedemikian jauh peradaban mereka tertinggal hingga satu individu tidak dapat membedakan antara masjid dan kamar mandi. Saat itu banyak orang yang berdiri tanpa malu dan sungkan untuk kencing di dalam masjid.
Keterbelakangan dan kemunduran ini dapat Anda temukan buktinya dari kesaksian orang-orang yang pernah mengalami masa jahiliyah seperti Ja’far bin Abu Thalib ketika berbicara kepada raja Najasyi. Ia berkata, “Raja, dahulu kami adalah kaum jahiliyah yang menyembah berhala, makan bangkai, melakukan perbuatan mesum, memutus silaturahim dan berbuat jahat kepada tetangga.”
Juga seperti kesaksian ‘Aisyah RA ketika menggambarkan pernikahan di masa jahiliyah, bahwa ia memiliki empat macam; tiga di antaranya merupakan bentuk-bentuk zina. Pertama, nikah istibdha’, yaitu ketika seorang suami melihat kebangsawanan pada diri orang lain, lalu suami tersebut mengirimkan istrinya agar disetubuhi orang itu.
Jika istrinya melahirkan seorang anak, maka nasabnya dikaitkan dengan suami. Seperti seseorang yang mengirimkan kuda betinanya kepada kuda jantan tetangganya agar keturunannya menjadi unggul. Kedua, nikah rahthun, yaitu seorang perempuan digauli oleh beberapa orang laki-laki layaknya seperti suami.
Jika perempuan itu melahirkan seorang anak, maka ia memanggil semua laki-laki yang menggaulinya. Semuanya harus datang. Lalu perempuan itu menasabkan anaknya kepada salah seorang laki-laki tersebut.
Ketiga, nikah rayat, yaitu seorang perempuan digauli oleh beberapa orang laki-laki layaknya seperti suami. Jika perempuan itu melahirkan anak, maka ia memanggil semua laki-laki itu dan memanggil seorang juru sidik nasab, lalu anak itu dinasabkan kepada salah seorang di antara mereka menurut kemiripan antara anak dengan laki-laki tersebut.
Rasulullah Saw. diutus saat bangsa Arab dalam kondisi terbelakang, jatuh dan bejat seperti ini. Lalu Rasulullah Saw. berbicara kepada mereka tentang agama ini, mengajak mereka untuk beriman kepada Allah dan tunduk kepada-Nya dengan mengesakan-Nya, patuh dan taat kepada-Nya dan meninggalkan syirik. Lalu mereka beriman kepada Rasulullah Saw., mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya dan berjuang bersamanya. Karena itu, Allah pun mengubah keadaan mereka dan mengentaskan mereka dari kubangan syahwat dan tempat sampah menuju puncak kejayaan yang tinggi. Allah memindah mereka dengan peralihan yang jauh dan cepat. Mereka pun menjadi pemimpin umat manusia yang membawa pelita hidayah. Semua orang mencari simpati mereka dan berambisi untuk mendapatkan kedudukan di hadapan mereka.
Dahulu mereka mati, lalu Allah menghidupkan mereka di segala bidang kemanusiaan. Allah berfirman,
 “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya?” (QS Al-An’am [6]: 122)
Mereka telah menyinari hati dengan iman, memakmurkan jiwa dengan tauhid, membahagiakan banyak orang dengan agama ini selama berabad-abad. Hal itu berlangsung hingga permulaan abad 20 Masehi, atau pertengahan abad 14 Hijriah. Ketika mereka telah mengubah dan mengganti, meninggalkan Kitab Rabb mereka, membuangnya ke belakang punggung, ketika moral jahiliyah telah mewabah di tengah mereka, ketika mereka menerapkan hukum yang tidak diridhai Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin yang shalih. Lalu, apa yang terjadi sesudah itu? Kondisi mereka memberi Anda jawaban yang sebenarnya, seperti yang Anda lihat dan dengar.
Keterbelakangan dan kemunduran itulah jawabannya. Mereka kembali berada di ekor kafilah. Mereka mengharapkan kemuliaan dari musuh-musuh mereka. Satu kelompok loyal ke Timur dan kelompok lain loyal ke Barat.
Sungguh, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah kepada diri mereka sendiri.
Umat Islam pernah mengubah diri dari jelek menjadi baik di masa lalu, lalu Allah mengubah kondisi mereka menjadi baik. Sesudah itu, mereka mengubah diri dari yang terbaik menjadi yang terjelek, lalu Allah pun mengubah kondisi mereka menjadi jelek. Perubahan pada dua kondisi itu telah terjadi di masa lalu dan masa sekarang, positif dan negatifnya, sehingga buahnya pun dipetik.

Bukti empirik kedua dari masa kini:
Sejarah menuturkan kepada kita bahwa Amerika dahulu adalah salah satu wilayah jajahan Inggris. Emperium Inggris saat itu tidak sudah mencapai puncak kejayaannya. Tetapi ketika bangsa Amerika bertekad untuk merdeka dan mengubah mental terjajah dan inferior dalam diri mereka, maka Allah pun mengubah keadaan mereka. Akhirnya mereka memperoleh kemerdekaan. Bangsa Amerika terus menaiki tangga perubahan sampai menjadi salah satu negara terbesar di dunia, jika memang bukan yang terbesar. Setelah itu Inggris menjadi pengikut Amerika. Banyak negara dunia yang mencari simpati Amerika dan berusaha memperoleh kedudukan yang baik di mata Amerika, terlebih negara tempat kita tinggal ini.
Penulis berharap pembaca tidak keliru memahami bahwa penulis sedang memuji Amerika dan mencela Inggris. Karena masing-masing adalah negara kafir yang memusuhi Islam. Kami tidak menaruh rasa cinta atau hormat kepada keduanya. Sebaliknya, kami membencinya sebagaimana kami membenci setiap negara kafir. Kami memiliki perhitungan sendiri dengan mereka pada saat kami telah mengubah apa yang ada dalam diri kami.
Yang penulis maksud hanyalah mengajukan bukti empiris mengenai kaidah-kaidah perubahan. Karena orang kafir pund apat mengubah keadaannya menjadi lebih baik sehingga keadaan pun menjadi baik dan mengubahnya menjadi lebih jelek sehingga keadaannya menjadi jelek. Ini merupakan hukum umum yang mencakup semua manusia.(bersambung)

*) DR. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris
DR. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris adalah anggota Parlemen Jordania. Berasal dari desa Falujah, Palestina yang diduduki Israel 1949. Lahir tahun 1940. Menjadi Anggota Parlemen Jordania pada tahun 1989, kemudian terpilih kembali pada tahun 2003. Sempat dicabut keanggotaannya sebagai anggota parlemen Jordania karena melayat saat terbunuhnya Az-Zarkawi, pimpinan Al-Qaedah di Irak, kemudian dipenjara selama 2 tahun dan dibebaskan berdasarkan surat perintah Raja Abdullah II bersama temannya sesama anggota perlemen Ali Abu Sakr.

DR Abu Faris aktivis Gerakan Dakwah di Jordania. Meraih gelar doktor dalam bidang Assiyasah Assyar’iyyah (Politik Islam). Kepala bidang Studi Fiqih dan Perundang-Undangan di Fakultas Syari’ah Universitas Jordania. Beliau juga Professor pada Fakultas Syari’ah pada universitas tersebut. Di samping itu, beliau juga Direktur Majlis Tsaqofah Wattarbiyah pada Lembaga Markaz Islami Al-Khairiyah. Mantan Anggota Maktab Tanfizi Ikhwanul Muslimin, Anggota Majlis Syura Ikhwanul Mislimin dan Partai Ikhwan di Jordania.
Beliau terkenal dengan ketegasannya, ceramah-ceramah yang dahsyat di Masjid Shuwailih, kota Oman. Beliau memiliki lebih dari 30 karya buku terkait Hukum Islam, Siroh Nabawiyah, Politik Islam, Gerakan Islam. Syekh DR. Abu Faris memiliki ilmu syari’ah yang mendalam sehingga menyebabkan Beliau pantas mengeluarkan fatwa-fatwa syar’iyah. Beliau juga sangat terkenal kemampuan penguasaan pemahaman Al-Qur’an dan tafsirnya

Life is more change

Life is more change!

Saya tak begitu tahu akan arti yang sebenarnya dari kalimat ini. Namun jika saya bisa menarik kesimpulan akan hidup ini maka sangat luar biasa hidup ini. Hidup ini terus berubah, akankah kita menjadi manusia yang sanggup menghadapi perubahan?? sebuah pertanyaan besar ini akan terjawab jika manuasia itu atau seseorang itu mengalami perubahan, siklus hidup dalam tubuh pun tiap hari mengalami perubahan, masa sih kita tidak mau berubah untuk kebaikan??. Tentu seyogyanya kita melakukan perubahan.

Dalam surat Ar-Ra'd : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11)

Allah saja mengajarkan kita melalui Al-Qur'an itu tentang pentingnya perubahan, perubahan besar yang total. jika saja  kita sebagai umat-Nya tidak melakukan perubahan ke hal yang lebih baik, maka sudah pasti kita sebagai manusia telah melakukan kerugian yang besar. intinya adalah kita harus berubah untuk menjadi seorang yang lebih baik.

Allahu Akbar!