Iklan

Minggu, 05 April 2015

Cerpen: Mari putuskan cinta

Kurang apa aku dimatamu, sehingga main ke rumah orang tuamu aku tak kamu izinkan. Sekedar berkenalan pun aku tak diizinkan. Aku berniat baik, aku tak ingin pacaran, aku ingin menikahi kamu. Aku ingin menikah dengan wanita yang aku cintai dan mencintai wanita yang aku nikahi nanti. Berbagai macam alasanmu untuk buatku patah semangat. Lalu, kamu buat aku menunggu hingga kakakmu menikah???  Maafkan aku, aku tak bisa menunggu selama itu, mari kita putuskan saja cerita ini, rangkaian drama hidup yang membuatku harus bersabar. Terima kasih buat semuanya, terima kasih kamu telah mau dengarkan isi hatiku, aku tetap mencintaimu meski kamu tak cintai aku. Jika berjodoh pasti bertemu di pelaminan.

Rajiv mengamati rangkaian tulisan di hp nya, dia berniat untuk memutuskan cerita cintanya denga Lola, wanita yang dicintainya. Sudah hampir setahun dia digantung. Rajiv memang mengaharapkan Lola menjadi Istrinya namun, sampai hari ini dia belum bisa melamarnya karena Lola belum siap untuk menikah dengan alasan Kakak perempuannya belum menikah. Sambil di baca dengan seksama, setelah rapi sms itu dikirimnya juga.

Rajiv orangnya santun dan rapi serta seorang yang menjaga dirinya dia berpendapat bahwa laki-laki harus menjaga wanita dan cara menjaga mereka adalah dengan cara cuek dengan mereka dan tidak memacarinya. Sepertinya pikiran Rajiv di mata lelaki pada umumnya adalah kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman namun itu Rajiv, sejak mengenal dakwah Islam di Semester II kuliahnya di UNDIP, Rajiv berubah dan lebih rajin ibadah. 

Setelah SMS dikirimkan dan terkirim, Rajiv pergi ke kamar dan tidur tanpa mempedulikan Hp yang berbunyi padahal yang menelpon adalah dosennya yang mau ngasuh info bahwa usulan proposal penelitiannya di tolak. 

Nasib nasib............

(Ditulis oleh Yadi Suryadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar