Iklan

Kamis, 26 Februari 2015

Haruskah Sekolah Tanpa Ruh

Harus saya akui, masuk ke sekolah (menjadi bagian dari sekolah) adalah harapan dan keniscayaan bagi seorang pendidik. Namun hari ini kusaksikan sekolah yang ku pijak seperti tak memiliki Ruh. Mati namun hidup, Hidup namun sepertinya Mati. Masuk Pagi jam 07:15 namun Murid dan Guru belum datang. Sepuluh menit kemudian Guru satu persatu hadir dan nampak biasa saja takala Murid-murid yang akan diajarnya belum datang. Pemandangn ini sudah berjalan satu tahun dan dapat dibayangkan apa output dari sekolah ini? apa yang akan dihasilkan dari sekolah ini, dibangun dengan kerja keras dan perjuangan namun tidak dibarengi dengan kontinyuitas dalam membangun. 

Sekolah ini seolah tanpa Ruh, tanpa nyawa, tanpa jiwa. ketika petinggi disibukkan dengan konflik yang mulai mendingin tetapi malah ada permasalahan baru yang seakan dibuat-buat. Permasalahan mulai kompleks tatkala kelas tidak ada guru, Murid bertanya-tanya kemanakah guru A?, kemana Guru B? Pak, Guru C masuk ga?. Memikirkan ini sungguh membuat miris, harus bagaimana ku bertindak ? namun tak punya kebijakan untuk menyelesaikan masalah, Antara 2 pilihan bertahan dengan kondisi yang ada atau pergi 

Semoga Allah memberikan kesabaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar